Rabu, 29 April 2015

Amalan - amalan Perisai Api Neraka



Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bersabda :


مَثَلِي كَمَثَلِ رَجُلٍ اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهَا جَعَلَ الْفَرَاشُ وَهَذِهِ الدَّوَابُّ الَّتِي فِي النَّارِ يَقَعْنَ فِيهَا وَجَعَلَ يَحْجُزُهُنَّ وَيَغْلِبْنَهُ فَيَتَقَحَّمْنَ فِيهَا. قَالَ: فَذَلِكُمْ مَثَلِي وَمَثَلُكُمْ أَنَا آخِذٌ بِحُجَزِكُمْ عَنِّ النَّارِ؛ هَلُمَّ عَنْ النَّارِ! هَلُمَّ عَنِ النَّارِ! فَتَغْلِبُونِي تَقَحَّمُونَ فِيهَا
“ Permisalan diriku adalah seperti orang yang menyalakan api. Ketika api telah menyinari apa yang ada di sekelilingnya, berdatanganlah anai-anai dan hewanhewan yang berjatuhan ke dalamnya. Sementara itu, orang ini terus berusaha menghalangi mereka dari api, namun serangga-serangga itu mengabaikannya hingga berjatuhan ke dalamnya.”  bersabda, “Itulah permisalan diriku dan diri kalian (umatku). Aku menarik ikat-ikat pinggang kalian untuk menyelamatkan dari neraka (seraya berseru,), ‘Jauhilah neraka! Jauhilah neraka!’ Namun, kalian (kebanyakan umatku) tidak menghiraukanku dan menerjang berjatuhan ke dalamnya.”

Takhrij Hadits


       Hadits Abu Hurairah r.a di atas diriwayatkan oleh al-Imam Muslim r.a dalam ash-Shahih “Kitabul Fadhail” (4/1789 no. 2284), dan al-Imam Ahmad rahimahullah dalam al- Musnad (no. 27333), dari jalan Abdurrazaq bin Hammam, dari Ma’mar bin Rasyid, dari Hammam bin Munabbih, dari Abu Hurairah r.a Silsilah (rantai) rawi ini disepakati kesahihannya oleh al-Bukhari dan Muslim rahimahumallah dan terdapat dalam shahifah (lembaran) Hammam bin Munabbih, yaitu lembaran yang semua haditsnya diriwayatkan melalui sanad Abdurrazaq bin Hammam ash-Shan’ani, dari Ma’mar bin Rasyid, dari Hammam bin Munabbih, dari Abu Hurairah r.a. Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah mengeluarkan semua hadits shahifah dalam al-Musnad (2/312-319).

Sementara itu, Syaikhain, yakni al-Bukhari dan Muslim rahimahumallah, hanya meriwayatkan sebagian dari hadits-hadits shahifah, termasuk di dalamnya hadits di atas. Sanad ini tidak diragukan kesahihannya. Al-Bukhari dan Muslim rahimahumallah mengeluarkan sanad ini dalam Shahih keduanya. Dua perawi menyertai Hammam bin Munabbih dalam meriwayatkan dari Abdurrazzaq. Mereka adalah:


  1. Al-A’raj Abdurrahman bin Hurmuz, diriwayatkan oleh al-Bukhari rahimahullah dalam ash-Shahih (no. 6483) dan at-Tirmidzi rahimahullah dalam as-Sunan (no. 2874).
  2. Yazid bin al-Asham Abu ‘Auf al- Kufi, dikeluarkan oleh al-Imam Ahmad r.a dalam al-Musnad.

Semangat Rosul SAW Menyelamatkan Manusia dari Kebinasaan

Duhai, betapa indahnya permisalan yang disabdakan oleh Rosulullah SAW. Permisalan beliau sangat mendalam dan penuh arti. Tentu saja, bagi orang-orang yang berakal dan memiliki kalbu. Allah SWT berfirman :


وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ ۖ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلَّا الْعَالِمُونَ
“ Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia dan tiada berilmu.” (al-Ankabut: 43)

Permisalan dalam hadits Abu Hurairah r.a menunjukkan semangat Rosulullah SAW dalam membimbing umatnya agar mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat, serta menyelamatkan mereka dari jurang kebinasaan. An-Nawawi r.a dalam al- Minhaj memberikan judul bab bagi hadits ini, bab “ Syafaqatuhu ‘ala ummatihi wa mubalaghatuhu fi tahdzirihim mimma yadhurruhum. (Bab “ Kasih Sayang Rosulullah SAW kepada Umatnya dan Kesungguhan Beliau Memberi Peringatan dari Segala Hal yang Membahayakan Mereka).”

Manusia Terbagi Menjadi Dua : Selamat dan Celaka Meskipun Rosulullah SAW telah memperingatkan umat dari neraka dengan penuh kesungguhan, telah mengorbankan segala upaya siang dan malam, tetapi tetap saja sebagian mereka tidak taat dan memilih jalan kebinasaan. Perhatikan permisalan yang dibuat oleh Rosulullah SAW. Di saat api menyala, anai-anai atau serangga sejenisnya bersikeras menuju kebinasaan. Ia berusaha keras mengusir dan menjauhkan serangga-serangga itu dan menyelamatkan mereka dari api. Tetapi, mereka tidak menghiraukannya, justru terus menerjang sehingga banyak yang berjatuhan ke dalam api dan sedikit yang terselamatkan. Demikian pula manusia di hadapan syariat Rosulullah SAW. Mereka terbagi menjadi dua golongan. Satu golongan selamat dan golongan lainnya lebih mencintai kebinasaan.

Rosulullah SAW bersabda :


كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ أَبَى. قَالُوا: وَمَنْ يَأْبَى يَا رَسُولَ اللهِ؟ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
“ Semua umatku akan masuk jannah, kecuali mereka yang enggan.” Sahabat bertanya, “Siapa yang enggan, wahai “Orang yang taat kepadaku akan masuk jannah, dan orang yang

An – Nawawi rahimahullah berkata : “ Maksud hadits di atas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyerupakan terjatuhnya orang-orang jahil dan menyimpang dalam neraka akhirat karena kemaksiatan-kemaksiatan dan syahwat padahal beliau SAW telah melarang mereka, seperti terjatuhnya anai-anai ke dalam api dunia karena hawa nafsu dan ketidakmampuan membedakan (api dan bukan api). Keduanya (baik manusia yang melakukan kemaksiatan maupun anai-anai yang memilih api) sama-sama bersemangat atas kebinasaan dirinya.” (Syarah Shahih Muslim )

Allah SWT berfirman :


فَرِيقًا هَدَىٰ وَفَرِيقًا حَقَّ عَلَيْهِمُ الضَّلَالَةُ ۗ إِنَّهُمُ اتَّخَذُوا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ مِن دُونِ اللَّهِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُم مُّهْتَدُونَ
“ Sebagian diberi-Nya petunjuk dan sebagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan setan-setan sebagai pelindung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk.” (al-A’raf: 30)

Semangat Rosul SAW Memperingatkan Umatnya dari Neraka.

Rosul SAW menyeru umatnya untuk menjauhkan diri dari neraka. Beliau SAW bersabda :


هَلُمَّ عَنِ النَّارِ، هَلُمَّ عَنْ النَّارِ
“ Jauhilah neraka! Jauhilah neraka! ”

Seruan beliau semisal dengan firman Allah SWT :


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (at-Tahrim: 6)

Saudaraku, di antara semangat Rosulullah SAW menjauhkan manusia dari neraka ialah beliau mengabarkan tentang neraka, sifat-sifatnya, dan sifat para penghuninya. Rosulullah SAW pernah melihat neraka dalam beberapa kesempatan. Di antara kesempurnaan nasihat Rosulullah SAW, beliau mengabarkan sifat-sifat neraka kepada umatnya agar mereka takut dan menghindar. Akan tetapi, kebanyakan manusia mengabaikan peringatan itu. Seperti contohnya, al-Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan sebuah hadits yang menunjukkan bahwasanya Rosulullah SAW telah melihat neraka, sekaligus memperingatkan apa yang beliau lihat, yaitu pedihnya azab neraka. Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata : “ Terjadi gerhana matahari di masa Rosulullah SAW, beliau pun sholat (gerhana) bersama manusia.

Beliau berdiri lama seperti membaca surat al-Baqarah, kemudian rukuk dengan lama. Setelah itu, beliau bangkit dan berdiri lama, lebih pendek dari yang pertama. Kemudian beliau rukuk dengan lama, tetapi lebih pendek dari rukuk yang pertama. Kemudian beliau sujud, lalu bangkit berdiri lama, tetapi lebih pendek dari rakaat pertama. Kemudian beliau rukuk dengan lama, tetapi lebih pendek dari rokaat pertama. Kemudian beliau bangkit dan berdiri lama tetapi lebih ringan dari sebelumnya, lalu rukuk dengan lama, tetapi lebih ringan dari yang awal. Kemudian sujud dan menyelesaikan shalatnya saat matahari telah muncul (shalat gerhana dalam hadits ini adalah dengan dua rukuk setiap rakaatnya.

Kemudian beliau berkata : Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari sekian tanda kekuasaan Allah Subhanahu wata’ala. Terjadinya gerhana atas keduanya bukanlah karena kematian atau kelahiran seseorang. Apabila kalian melihat gerhana, berzikirlah kepada Allah Subhanahu wata’ala (shalatlah)!’ Para sahabat berkata, ‘Wahai Rasulullah, kami melihat engkau di tempat berdirimu (ketika shalat gerhana) seakanakan mengambil sesuatu, kemudian kita melihat engkau menghindar dari sesuatu? (Apa yang terjadi wahai Rasulullah?)’

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
Sesungguhnya aku melihat jannah (surga), maka aku memegang seuntai anggur. Andai aku mengambilnya, sungguh kalian akan makan darinya selama dunia ini masih ada. Aku juga melihat neraka yang aku belum pernah melihat pemandangan seperti ini dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah wanita.’ Sahabat bertanya, ‘Apa sebabnya, wahai Rosulullah?’ ‘Mereka berbuat kekufuran,’ Sahabat bertanya, ‘Apakah kekufuran kepada Allah SWT berfirman, ‘Kekufuran kepada suami yakni dengan mengingkari kebaikannya. Seandainya engkau (suami) berbuat baik kepada salah seorang istri seumur hidupmu kemudian dia melihat satu kejelekan darimu, dia akan berkata, ‘Belum pernah aku melihat satu kebaikan pun darimu’.” ( HR. Muslim dalam ash-Shahih no. 907)

Hadits tentang sholat gerhana di atas menjadi salah satu dalil dari sekian banyak dalil bahwa neraka sudah ada saat ini dan bahwasanya Rosulullah SAW telah melihatnya.

Semangat Rosulullah SAW Mengajarkan Amalan yang Menyelamatkan dari Neraka

Di samping menyebutkan sifat neraka dan memperingatkan umat darinya, Rosulullah SAW sangat bersemangat mengajarkan amalan-amalan yang dapat menyelamatkan manusia darinya. Semua ini adalah bentuk kasih sayang yang besar dan tulus kepada manusia. Pada hakikatnya, semua amalan kebaikan, meski sedikit, akan menjadi benteng dari api neraka, insya Allah. Siapa yang melakukan amalan kebaikan walau seberat biji zarah, dia akan melihat balasan baik atas amalannya. Demikian janji Allah SWT dalam firman-Nya :


فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
“ Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (az-Zalzalah : 7)

Amalan Khusus yang Menjadi Sebab Keselamatan dari Api Neraka
Secara khusus, Rosulullah SAW telah menyebutkan beberapa amalan sebagai benteng dari api neraka. Di antara amalan-amalan tersebut adalah :
  • 1. Mentauhidkan Allah Subhanahu wata’ala dan menjauhkan diri dari kesyirikan
Inilah pokok keselamatan dari azab Allah SWT di dunia dan di akhirat. Tauhid adalah pondasi semua amalan. Amalan seseorang tidak akan diterima tanpa tauhid. Disebutkan dalam sebuah hadits :


عَنْ مُعَاذٍ قَالَ أَنَا رَدِيفُ النَّبِيِّ فَقَالَ: يَا مُعَاذُ.  قُلْتُ: لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ. ثُمَّ قَالَ مِثْلَهُ ثَلَاثًا: هَلْ تَدْرِي مَا حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ؟ قُلْتُ: لَا. قَالَ حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا. ثُمَّ سَارَ سَاعَةً فَقَالَ: يَا مُعَاذُ. قُلْتُ: لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ. قَالَ: هَلْ تَدْرِي مَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى ا إِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ؟ أَنْ لَا يُعَذِّبَهُمْ
Dari Muadz bin Jabal, beliau berkata : “ Suatu saat saya dibonceng Nabi diatas keledai. Beliau  bertanya, ‘Wahai Muadz.’ Saya menjawab, ‘Aku selalu menyambutmu.’ Beliau mengatakan hal itu tiga kali (dan saya jawab tiga kali juga). Beliau  mengatakan, ‘Tahukah engkau apa hak seorang hamba atas Allah SWT ?’ Saya menjawab, ‘Tidak’ Nabi. Allah SWT atas para hamba adalah mereka mengibadahi-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.’ Kemudian beliau berjalan beberapa saat, dan berkata, ‘Wahai Mu’adz.’ Dijawab, ‘Aku selalu menyambutmu.’ Beliau  bertanya, ‘Tahukah kamu, apa hak Allah SWT atas para hamba-Nya apabila mereka melakukannya? Allah Subhanahu wata’ala tidak akan mengazab mereka’.” (HR. al-Bukhari no. 6267)

Hadits Muadz r.a di atas menunjukkan betapa pentingnya seseorang memberikan curahan waktu dan upaya untuk mengenal tauhid dan syirik, kemudian mengamalkannya sepanjang hayat. Seorang muslim harus memahami dengan benar hal-hal yang membahayakan tauhidnya dan yang menyuburkan pohon tauhid dalam hatinya. Tidak ada jalan lain untuk mendapatkannya kecuali dengan terus meminta kepada Allah SWT dan menempuh sebab-sebabnya, di antaranya adalah menuntut ilmu.



  • 2 . Menjaga shalat lima waktu beserta syarat, rukun, dan kewajibannya, seperti wudhu, rukuk, dan sujud
Dalil bahwa amalan ini termasuk benteng neraka adalah sabda Rosulullah SAW :


مَنْ حَافَظَ عَلَى الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ عَلَى وُضُوئِهَا وَمَوَاقِيتِهَا وَرُكُوعِهَا وَسُجُودِهَا يَرَاهَا حَقًّا عَلَيْهِ حُرِّمَ عَلَى النَّارِ
“ Barang siapa menjaga shalat lima waktu, menjaga wudhunya, menjaga waktu-waktunya, menjaga rukuk-rukuknya, dan menjaga sujud-sujudnya, yakin bahwa sholat adalah hak Allah SWT atasnya, dia diharamkan dari neraka.” (HR. Ahmad no. 17882 dari Hanzhalah al-Asadi radhiyallahu ‘anhu)


  • 3. Berbakti kepada kedua orang tua
Rosulullah SAW bersabda :

رَغِمَ أَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ. قِيلَ: مَنْ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا فَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ
“ Celaka, kemudian celaka, kemudian  Beliau ditanya, “ Siapa yang celaka,  Beliau menjawab, “ Orang yang menjumpai masa tua dari salah satu atau kedua orang tuanya, tetapi dia tidak masuk surga.”  2881 dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)


  • 4. Menjaga sholat sunnah empat roka'at sebelum dan sesudah dzuhur
Ummu Habibah r.a, istri Nabi SAW berkata, “ Rosulullah SAW bersabda :


مَنْ حَافَظَ عَلَى أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَأَرْبَعٍ بَعْدَهَا حَرُمَ عَلَى النَّارِ
Barang siapa menjaga empat rakaat sebelum zuhur dan empat rakaat sesudahnya, haram atasnya neraka’.” (HR. Abu Dawud no. 1269 dan dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al Albani)



  • 5. Berlindung kepada Allah SWT dari azab neraka

Anas bin Malik zberkata bahwa Rosulullah SAW bersabda :


مَنْ سَأَلَ اللهَ الْجَنَّةَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ قَالَتِ الْجَنَّةُ: اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ. وَمَنِ اسْتَجَارَ مِنَ النَّارِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ قَالَتِ النَّارُ: اللَّهُمَّ أَجِرْهُ مِنَ النَّارِ
“ Barang siapa meminta jannah (surga) kepada Allah SWT tiga kali, jannah akan berkata, ‘Ya Allah, masukkan dia ke dalam jannah!’ Barang siapa meminta perlindungan kepada Allah SWT dari neraka, neraka pun berkata, ‘Ya Allah, lindungilah dia dari neraka!’.”  Tirmidzi no. 2572, dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al-Albani)

Di antara do'a memohon perlindungan dari neraka adalah do'a yang diajarkan oleh Rosulullah SAW saat tasyahud akhir sebelum salam, yaitu :


اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
“ Ya Allah, aku berlindung kepada- Mu dari siksa neraka Jahanam, dari siksa kubur, dari ujian hidup dan mati, serta dari godaan Dajjal.”  Abu ‘Awanah, an-Nasai, dan Ibnul Jarud dalam al-Muntaqa. Lihat Irwaul Ghalil no. 350)


  • 6. Dekat, lembut dengan kaum mukminin, dan berakhlak mulia
Abdullah bin Mas’ud r.a berkata bahwa Rosulullah SAW bersabda :


أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَنْ يَحْرُمُ عَلَى النَّارِ أَوْ بِمَنْ تَحْرُمُ عَلَيْهِ النَّارُ؟ عَلَى كُلِّ قَرِيبٍ هَيِّنٍ سَهْلٍ


“ Maukah kukabarkan kepada kalian tentang siapa yang diharamkan atas neraka? Yaitu setiap muslim yang dekat (dengan kaum mukminin), tenang, dan mudah (lembut akhlak dan sifatnya).” (HR. at-Tirmidzi dalam as-Sunan  2488. At-Tirmidzi berkata, “Hasanun gharib,” dan hadits ini dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al-Albani)

Betapa besar keutamaan ahlak yang baik dan kelembutan. Namun, subhanallah di akhir zaman ini kebanyakan manusia bersikap kasar, termasuk terhadap kerabat dekatnya yang muslim, bahkan kepada orang tuanya sendiri. Semoga Allah SWT memperbaiki diri kita. Amin.


  • 7. Bersedekah dan bertutur kata yang baik
Adi bin Hatim radhiyallahu ‘anhu berkata :


كُنْتُ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ فَجَاءَهُ رَجُلَانِ أَحَدُهُمَا  يَشْكُو الْعَيْلَةَ وَالْآخَرُ يَشْكُو قَطْعَ السَّبِيلِ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ: أَمَّا قَطْعُ السَّبِيلِ فَإِنَّهُ لَا :  يَأْتِي عَلَيْكَ إِلَّا قَلِيلٌ حَتَّى تَخْرُجَ الْعِيرُ إِلَى مَكَّةَ بِغَيْرِ خَفِيرٍ، وَأَمَّا الْعَيْلَةُ فَإِنَّ السَّاعَةَ لَا تَقُومُ حَتَّى يَطُوفَ أَحَدُكُمْ بِصَدَقَتِهِ لَا يَجِدُ مَنْ يَقْبَلُهَا مِنْهُ، ثُمَّ لَيَقِفَنَّ أَحَدُكُمْ بَيْنَ يَدَيْ اللهِ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ حِجَابٌ وَلَا تَرْجُمَانٌ يُتَرْجِمُ لَهُ ثُمَّ لَيَقُولَنَّ لَهُ: أَلَمْ أُوتِكَ مَالًا؟ فَلَيَقُولَنّ بَلَى. ثُمَّ لَيَقُولَنَّ: أَلَمْ أُرْسِلْ إِلَيْكَ رَسُولًا؟ فَلَيَقُولَنَّ: بَلَى. فَيَنْظُرُ عَنْ يَمِينِهِ فَلَا يَرَى إِلَّا النَّارَ ثُمَّ يَنْظُرُ عَنْ شِمَالِهِ فَلَا يَرَى إِلَّا النَّارَ فَلْيَتَّقِيَنَّ أَحَدُكُمْ النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ
" Suatu saat aku berada di sisi Rosulullah . Tiba-tiba datang dua lelaki, yang pertama mengeluhkan kemiskinan dan yang kedua mengeluhkan gangguan perampok di perjalanan. Rosulullah  bersabda : “Adapun perampok, sesungguhnya tidak lama lagi datang (waktu) yang rombongan dari Makkah keluar (melakukan safar) tanpa perlindungan (maksudnya aman, -red.). Adapun kemiskinan, (ketahuilah) sesungguhnya hari kiamat tidak akan tegak hingga (datang saat) salah seorang di antara kalian berkeliling hendak memberi sedekah, tetapi tidak dia dapati orang yang mau menerimanya. Sungguh, kalian (semua) akan berdiri di hadapan Allah SWT, tidak ada hijab antara Subhanahu wata’ala dan dirinya, tidak ada pula  Kemudian Allah SWT berfirman kepadanya, ‘Bukankah Aku telah memberimu harta?’ Dia berkata, ‘Benar.’ Kemudian Allah SWT berfirman, ‘Bukankah Aku telah mengutus rosul kepadamu?’ Dia menjawab, ‘Benar.’ Kemudian dia melihat di sisi kanannya, dia tidak melihat selain neraka. Kemudian dia melihat sebelah kirinya, dia pun tidak melihat selain neraka. Maka dari itu, jagalah diri kalian dari neraka walaupun dengan separuh kurma (yang dia sedekahkan). Jika tidak bisa, dengan tutur kata yang baik.”  al-Bukhari no. 1413)

Bahkan, dalam hadits lain, Rosulullah SAW pernah mengisahkan berita yang sangat menakjubkan. Beliau kabarkan kisah seorang wanita pezina yang diselamatkan oleh Allah SWT dari neraka dengan sebab memberi minum seekor anjing yang kehausan. Jika perbuatan baik kepada hewan saja dibalasi dengan kebaikan, bagaimana halnya kebaikan dan derma untuk seorang muslim?


  • 8. Mata yang menangis karena takut kepada Allah SWT mata yang terjaga di jalan Allah dan mata yang menunduk dari apa yang diharamkan oleh Allah SWT.

Ini termasuk amalan yang dijadikan oleh Allah SWT sebagai benteng dari neraka. Rosulullah SAW pernah bersabda :


عَيْنَانِ لَا تَمَسُّهُمَا النَّارُ، عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ ا ،َّهللِ وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِي سَبِيلِ اللهِ
“ Dua mata yang tidak akan disentuh  kepada Allah SWT dan mata yang terbuka di malam hari, berjaga dalam jihad fi sabililah.” (HR. at-Tirmidzi no. 1639 dari hadits Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma)


ثَلَاثَةٌ لاَ تَرَى أَعْيُنُهُمُ النَّارَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ وَعَيْنٌ حَرَسَتْ فِي سَبِيلِ اللهِ وَعَيْنٌ غَضَّتْ عَنْ مَحَارِمِ اللهِ
“ Tiga mata yang tidak akan melihat neraka pada hari kiamat: Mata yang menangis karena takut kepada Allah Subhanahu wata’ala, mata yang terjaga dalam jihad fi sabilillah, dan mata yang menundukkan dari apa yang Allah SAW haramkan.”(Lihat ash-Shahihah no. 2673)


  • 9. Berjihad fi sabilillah
Ayat-ayat Al-Qur’an dan sabda banyak menyebutkan besarnya pahala dan keutamaan jihad fi sabilillah. Di antara keutamaannya,  Allah SWT menyelamatkan pelakunya dari api neraka. Rosulullah SAW bersabda :


مَنِ اغْبَرَّتْ قَدَمَاهُ فِي سَبِيلِ اللهِ حَرَّمَهُ اللهُ عَلَى النَّارِ
“ Orang yang kedua kakinya dipenuhi debu karena berjihad di jalan Allah SWT mengharamkan atasnya neraka.” (HR. al-Bukhari no. 907 dari Abu ‘Abs Abdurrahman bin Jabr bin ‘Amr al-Anshari radhiyallahu ‘anhu)


  • 10. Bersabar mengemban amanat Allah SWT yang berupa anak- anak perempuan, mendidik, dan menafkahi mereka
Memiliki anak perempuan bukan kekurangan, apalagi kehinaan, sebagaimana halnya orang-orang jahiliah dahulu merasa hina dengan kelahirannya. Anak perempuan adalah karunia besar dari Allah SWT. Barang siapa mengemban amanat ini, sungguh mereka akan menjadi benteng dari api neraka. Rosulullah SAW bersabda :


مَنْ كَانَ لَهُ ثَلَاثُ بَنَاتٍ، فَصَبَرَ عَلَيْهِنَّ وَأَطْعَمَهُنَّ وَسَقَاهُنَّ وَكَسَاهُنَّ مِنْ جِدَتِهِ كُنَّ لَهُ حِجَابًا مِنْ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“ Barang siapa memiliki tiga anak perempuan, kemudian dia bersabar atas mereka, memberikan makan, minum, dan pakaian untuk mereka dari usahanya, sungguh mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka pada hari kiamat.” (Sahih, HR. Ibnu Majah no. 3669 dari hadits ‘Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu radhiyallahu ‘anha mengatakan,


دَخَلَتْ امْرَأَةٌ مَعَهَا ابْنَتَانِ لَهَا تَسْأَلُ فَلَمْ تَجِدْ عِنْدِي شَيْئًا غَيْرَ تَمْرَةٍ فَأَعْطَيْتُهَا إِيَّاهَا، فَقَسَمَتْهَا بَيْنَ ابْنَتَيْهَا وَلَمْ تَأْكُلْ مِنْهَا ثُمَّ قَامَتْ فَخَرَجَتْ,فَدَخَلَ النَّبِيُّ, عَلَيْنَا فَأَخْبَرْتُهُ فَقَالَ: مَنِ ابْتُلِيَ  مِنْ هَذِهِ الْبَنَاتِ بِشَيْءٍ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ
“ Seorang perempuan dengan dua anak perempuannya masuk (ke rumahku) meminta-minta, tetapi dia tidak mendapatkan di sisiku selain sebutir kurma. Kuberikan kurma itu kepadanya. Dia belah sebiji kurma untuk kedua putrinya dan dia sendiri tidak memakan kurma tersebut. Kemudian pergilah wanita itu. Ketika Nabi  datang, kukabarkan kejadian ini. Beliau  kemudian bersabda, ‘Barang siapa diuji dengan anak-anak perempuan, sungguh mereka akan menjadi pelindung dari neraka’.” (HR. al-Bukhari no. 1418)

Demikian beberapa amalan yang disebutkan Rosulullah SAW sebagai benteng dari api neraka. Mudah-mudahan Allah SWT memudahkan kita dalam mengamalkan dan memperoleh keutamaannya, insya Allah.

Oleh : Al-Ustadz Abu Ismail Muhammad Rijal, Lc



         Semoga Artikel tentang Amalan-amalan Perisai Api Neraka ini bisa bermanfaat, menginspirasi dan bisa menambah ilmu pengetahuan serta wawasan kita. Aamiin

* Salam Ukhuwah Islamiyah dari Andi Ibnoe Badawi Mazid



Minggu, 26 April 2015

Walimatul Haml ( Tingkepan )




  • 1. Pengertian Walimatul Haml
          Walimatul  haml artinya selamatan untuk wanita hamil. Dalam masyarakat Jawa disebut Tingkepan. Tingkepan menurut bahasa berarti upacara selamatan tujuh bulan untuk wanita yang sedang hamil . Di daerah Jawa Timur bagian pantura, ada yang menyebut acara  walimatul  haml ini dengan " Mrocoti ". suatu bentuk tafa-ul, dimana calon yang masih dalam kundungan lahir dengan selamat, lancar dan tiada halangan apa-apa. ' Langsung procot ',  langsung lahir. Procot itu sendiri artinya sudah lahir.

Masalah kehamilan ini mendapat perhatian khusus dalam agama Islam.Bagi pasangan suami istri yang baru saja melaksanakan akad nikah, kehamilan adalah harapan pertama dan utama. Kehamilan menjadi kebanggaan tersendiri dan menjadi berita gembira dalam setiap keluarga. Semua pasangan suami istri harapan pertama setelah melangsungkan akad nikah adalah agar selepasnya mendapatkan keturunan. Do'a yang dipanjatkan pada saat walimat arusy tidak pernah ketinggalan, pasti mendo'akan agar kedua pengantin selekasnya diberi keturunan.

Kata Md. Ali Al- Hamidy :
" Turunan adalah buah atau hasil dari pergulatan hidup, tujuan akhir dari bersuami-istri dan dia pula yang menjadi semarak rumah tangga, kalau disusun dengan peraturan yang sebaik-baiknya."

Pada beberapa tempat, Al Qur'an menyebutkan tentang pemberian khabar gembira sehubungan dengan masa mengandung yang dimiliki seseorang sebagai petunjuk bagi umat Islam. Sebab pemberian khabar gembira itu mempunyai pengaruh besar untuk menumbuhkembangkan ikatan- ikatan sosial di lingkungan masyarakat itu.

Allah menerangkan tentang kisah Nabi Ibrahim AS ketika menerima kunjungan beberapa malaikat yang menyamar sebagai manusia. Ketika Ibrahim AS memandang aneh terhadap tamu - tamunya lantaran menolak mengambil hidangan berupa daging panggang, para malaikat tadi segera menjelaskan maksud kedatanganya. Selain itu mereka memberi kabar gembira atas kehamilan istrinya.
    " Dan isterinya berdiri ( dibalik tirai ) lalu dia tersenyum, Maka kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang ( kelahiran ) Ishak dan dari Ishak ( akan lahir puteranya ) Ya'qub." ( Q.S Hud : 71 )

Dalam kisah tentang Nabi Zakariya AS yang mengalami kemandulan dalam waktu lama, tiba - tiba suatu hari malaikat datang menyampaikan berita gembira dari Allah, akan kehadiran Yahya.
" Kemudian malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi termasuk keturunan orang-orang saleh." ( Q.S Ali Imran : 39 )

Dalam ayat lain diterangkan hal senada dengan redaksi yang berbeda :
" Hai Zakariya, Sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan Dia. " ( Q.S.Maryam : 7 )

Dalam kisah Nabi Isa AS, meski tidak lazim sebagaimana halnya manusia lain, Jibril juga memberikan khabar bahwa ia diutus Allah untuk memberinya anak yang suci.
" Ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya Aku Ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci. " ( Q.S.Maryam : 19 )

Disebutkan dalam suatu riwayat bahwa Hasan Al-Bashri kedatangan seorang laki - laki. Ia baru saja memperoleh anugerah dengan kelahiran anak laki - laki mungil. Disamping laki-laki itu ada lelaki lain yang sama-sama berkunjung kepada Al-Bashri. Orang ini lalu mengucapkan selamat kepada lelaki tadi : " Selamat atas kelahiran seorang penunggang kuda" Hasan Al- Bashri  bertanya kepada orang itu:" Kau tahu apa, apakah dia penunggang kuda atau keledei ? " Al – Bashri melanjutkan :" Katakanlah, semoga engkau diberkahi atas kelahiran anakmu. Semoga engkau bersyukur kepada Yang Memberi. Semoga engkau diberi rizki dengan kebaikanya dan semoga ia mencapai masa ballighnya'

Kehamilan merupakan anugerah Allah terbesar bagi pasangan baru suami istri dalam perjalanan rumah tangga. Kehamilan seorang istri merupakan pertanda akan lahirnya anak keturunan yang menjadi buah kasih sayang, belahan jantung, penentram jiiwa dan pelanjut sejarah. Kehadiran anak membangkitkan semangat orang tua untuk membangun rumah tangga bahagia, penuh cinta kasih dan sayang, menjadi tumpuan harapan hidup di masa depan, dan kepadanya sega cita - cita digantungkan.

 Sebagai ungkapan rasa syukur para orang tua yang dikarunia anak keturunan, sejak janin masih berada dalam kandungan sudah dipersiapkan segala sesuatunya demi untuk menyongsong kelahiranya. Segala perangkat dan perlengkapan disiapkan, setiap waktu do'a dipanjatkan, ungkapan syukur tiada henti meluncur dari hati sanubari setiap insan. Karena itu, berita kehamilan dari pasangan suami istri menampati tempat istimewa ditengah - tengah keluarga dan masyarakat


  • 2. Tradisi Walimatul Haml
      Sebagai ungkapan rasa syukur dalam menyambut berita gembira kehamilan dari pasangan suami istri, dalam masyarakat Jawa terdapat suatu tradisi berupa ritual yang khusus diperuntukkan bagi seorang wanita yang sedang mengandung, yaitu selamatan ngapati ( saat kandungan berusia empat bulan ), dan mitoni  ( pada saat usia kandungan genap enam atau  tujuh bulan ). Selamatan ini disebut dengan Tingkepan. Ada jua yang menyebut dengan ' Mrocoti ', yang  merupakan bentuk tafaul, seraya  mengharapkan agar janin dalam kandungan dan ibunya sehat, pada saat kelahiranya lancar, langsung keluar ( procot, Jawa ) tanpa ada kesulitan dan halangan apapun.

Tradisi Tingkepan ini  hanya ada di Indonesia, khusnya di Jawa.  Masyarakat Jawa, menurut DR. K.H. Muhammad Ahmad Sahal Mahfudh, terkenal dengan tradisinya yang beragam, mulai dari yang bersifat ritual yang berbau mistis sampai yang bersifat seremonial. Kalau kita cermati, tradisi yang ada sekarang itu tidak terbentuk dengan sendirinya. Tradisi disamping  dipengaruhi oleh pola pikir sekarang, sedikit banyak juga dipengaruhi oleh generasi pendahulu. Dengan demikian ia selalu menghubungkan pada generasi pendahulu yang pada saat itu memiliki faham dan agama atau kepercayaan yang berbeda - beda sehingga tidak semua tradisi sesuai dengan syari'at. Oleh karena itu sebagai pewaris tradisi, hendaknya tidak mengadopsinya secara sporadis, tetapi selalu menimbang atau mengukur terlebih dahulu dengan ukuran syariat. Termasuk juga dengan tradisi Tingkepan ini, baik dalam acara ritual ngapati  atau mitoni ini.

Mengenai asal mula terjadinya ritual ngapati  atau mitoni ini tidak diketahui secara pasti. Namun, pada umumnya masyarakat mempunyai keyakinan bahwa kandungan yang sudah berusia tujuh bulan dianggap sudah sempurna. Janin yang sudah memasuki usia tujuh bulan ini kemungkinan kecil bisa keguguran. Karena sudah diyakini sempurna berwujud  manusia, tinggal menunggu tiupan ruh dan masa - masa kelahiranya saja, maka pihak keluarga mengadakan selamatan untuk menandai rasa syukurnya kepada Allah atas anugerah besar ini.

Sehubungan dengan ritual tujuh bulanan ini, Prof. K.H. Ali Mustafa Yaqub, MA menjelaskan, " Tentang tujuh bulanan itu sendiri, penjelasanya demikian. Usia minimal kehamilan, itu enam bulan. Artinya, ketika janin sudah berusia enam bulan, maka ia telah sempurna. Sehingga bila lahir, insya Allah, ia bisa bertahan hidup. Sedangkan bila janin lahir sebelum berusia enam bulan, maka biasanya sulit bertahan hidup. Makanya, do'a untuk janin yang akan  lahir dilakukan pada bulan ketujuh.

Pelaksanaan ritual tujuh bulanan ini dihubungkan dengan proses perkembangan janin yang ada dalam kandungan, dimana manusia diciptakan oleh Allah dari saripati tanah, kemudian tanah tersebut dijadikan air manis ( sperma ) yang ada pada seorang laki - laki , setelah terjadi persemaian antara sperma ( dari seorang laki - laki ) dengan indung telur (dari seorang perempuan ), maka selanjutnya terjadi pembuahan di dalam rahim seorang perempuan, kemudian menjadi janin yang tumbuh berkembang di dalamnya hingga akhirnya menjadi manusia sempurna. Dalam hal ini Allah Ta'ala berfirman :

وَلَقَدْ خَلَقْنَا اْلاِنْسَانَ مِنْ سُلاَلَةٍ مِنْ طِيْنٍ.ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِى قَرَارٍ مَكِيْنٍ. ثُمَّ خَلَقْنَاالنُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا العَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا المُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ اَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا اَخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ اَحْسَنُ الْخَالِقِيْن.َ
  “ Dan sesungguhnya  Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati ( berasal) dari tanah.Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani ( yang disimpan ) dalam tempat yang kokoh (rahim).Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah,lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging,dan segumpal dagingitu  Kami jadikan tulang belulang,lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan  daging.Kemudian Kami jadikan ia makhluk yang ( berbentuk) lain.Maha Sucilah Allah,sebaik - baik Pencipta  “ (Q.S.Al Mu’minun:12 –14 )

Proses terjadinya manusia merupakan peristiwa yang sangat menakjubkan, sebagai tanda keagungan Sang Pencipta. Bermula dari ujud  ( benda ) yang tak bernilai ( sperma ) lalu secara bertahap berubah menjadi  janin ( embrio ), kemudian tumbuh menjadi segumpal darah hingga menjadi segenggam daging, selanjutnya tumbuh menjadi tulang belulang yang terbungkus oleh daging, hingga akhirnya sempurna dan lengkap dengan anggota badan yang tersusun rapi dan rumit, bahkan dilengkapi dengan akal pikiran, akal budi dan perasaan.

Semua proses tersebut terjadi dengan kuasa Allah SWT, tanpa kita minta atau kita pesankan sebelumnya. Sebagai ungkapan atas peristiwa yang menakjubkan itu, ketiga ayat tersebut di akhiri dengan kalimat yang mengagungkan Allah Ta'ala.

فَتَبَارَكَ اللَّهُ اَحْسَنُ الْخَالِقِيْن
   " Maha Sucilah Allah, sebaik - baik Pencipta  “

        Mengenai terjadinya janin hingga menjadi manusia yang sempurna, Rasulullah SAW. menyatakan proses yang terjadi pada kandungan dalam rahim, juga ditentukan kepastian ( takdir ) hidupnya, baik yang berkaikan dengan rizki, masa hidup ( ajal ) hingga perilakunya nanti di dunia. Semuanya telah ditetapkan di dalam rahim sbelum manusia dilahirkan.

           Dalam Hadits Arba'in, disebutkan :

عَنْ أَبِى عَبْدِ الرَّحْمٰنِ عَبْدِ اللّٰهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِىَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ حَدَثَنَا رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ اِنَّ اَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خُلُقُهُ فِى بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةٌ ثُمَّ يَكُوْنُ عََلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ  ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ  ثُمَّ يُرْسَلُ اِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحُ وَيُؤْمَرُ بِاَرْبَعِ كَلِمَاتٍ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِىٌّ أَوْ سَعِيْدٌ .فَوَ اللّٰهِ الَّذِى لاَاِلٰهَ غَيْرُهُ اِنَّ اَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بعَمَلِ اَهْلِ الْجَنَّةِ  حَتَّى مَايَكُوْنَ بَيْنَهَ وَبَيْنَهَااِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ اْلكِتَابُ فَيَعْمَلُ بَعَمَلِ اَهْلِ النَّارِ فَيَدْ خُلُهَا.وَ اِنَّ اَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بعَمَلِ اَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَايَكُوْنَ بَيْنَهَ وَبَيْنَهَااِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ اْلكِتَابُ فَيَعْمَلُ بَعَمَلِ اَهْلِ الْجَنَّةِ  ِ فَيَدْ خُلُهَا ( رواه البخارى ومسلم

" Dari Abu Abdirrahman, Abdullah bin Mas'ud r.a, ia berkata : " Rasulullah SAW – sebagai manusia yang benar dan dibenarkan – bersabda:"  Sungguh seorang dari kalian dihimpun air mani ( penciptaan ) nya dalam perut ibunya selama 40 hari sebagai sperma, lalu empat puluh hari kemudian berujud segumpal darah, lalu berujud sekerat daging selama empat puluh hari, kemudian malaikat ( petuas ruh ) diutus, maka ditiupkan ruh padanya ( setelah usia kandungan 120 hari ) , dan malaikat itu diperintah untuk mencatat 4 ketentuan, ditentukan rizkinya, ajal ( masa hidup) nya, prilaku - prilakunya, dan sebagai orang yang celaka atau orang yang beruntung. Demi Allah, yang tiada tuhan selain Dia, sungguh seorang dari kalian akan selalu berbuat perbuatan penduduk surga, hingga seukur sehasta antara ia dan surga, lalu ia didahului ketentuan ( yang tertulis ketika ia berada dalam perut ibu ), maka ia berbuat perbuatan ahli neraka, maka masuklah ia kedalam neraka. Dan sesunguhnya seorang dari kalian akan selalu berbuat perbuatan penduduk neraka, hingga seukur sehasta antara ia dan surga, lalu ia didahului ketentuan ( yang tertulis ketika ia berada dalam perut ibu ), maka ia berbuat perbuatan ahli surga, maka masuklah ia kedalam surga. " ( H.R.Bukhari & Muslim )

        Fase - fase manusia yang paling penting dan genting adalah tiga hari, yaitu saat dilahirkan, saat dicabut nyawanya ( meninggal ) dan saat dibangkitkan kembali dari alam kubur. Hal ini sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT :
" Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali. " ( Q.S.Maryam : 15 )
 " Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari Aku dilahirkan, pada hari Aku meninggal dan pada hari Aku dibangkitkan hidup kembali. " ( Q.S.Maryam : 33 )

       Oleh karena itu, seyogyanya kita senantiasa memohon kepada Allah agar diselamatkan dari lirikan dan sentuhan setan pada hari kelahiran, pada hari kemtian supaya selamat dari tercabut iman dan himpitan kubur, dan pada hari kebangkitan supaya selamat dari siksa dan murka Allah



  • 3.  Pelaksanaan Walimatul Haml
      Pelaksanaan Walimatul Haml dalam tradisi Jawa dari masing - masing daerah tidak sama. Waktunya pun berbeda - beda tergantung situasi dan kondisi kemampuan penyelenggara. Upacara Walimatul Haml ada yang dilaksanakan dua kali dan ada yang hanya sekali. Bagi yang melaksanakan dua kali biasanya dilaksan pada bulan keempat ( ngapati  ) dan selanjutnya pada bulan ketujuh  ( mitoni  ).


a. Ngapati ( Ngupati )

       Saat janin ( embrio ) berusia 120 hari ( atau 4 bulan ) dimulailah kehidupan dengan ruh, dan saat inilah ditentukan bagaimana ia brkehidupan selanjutnya, di dunia sampai akhirat. " ditentukan rizkinya, ajalnya, langkah - langkah perilakunya, dan sebagai orang yang celaka atau orang yang beruntung.

Maka menyongsong penentuan ini, hendaklah diadakan upacara ngapati ( ngupati ), yaitu berdo'a sebagai sikap bersyukur, ketundukan dan kepasrahan ), mengajukan permohonan kepada Allah agar nanti anak yang lahir sebagai manusia yang utuh sempurna, yang sehat, yang dianugerahi rizki yang baik dan lapang, berumur panjang yang penuh dengan nilai - nilai ibadah, beruntung di dunia dan akhirat. Begitu pula hendaklah bersedekah. Kita ketahui bahwa do'a dan sedekah adalah dua kekuatan yang bisa menembus taqdir.

Adalah indah sekali suatu tradisi yang disebut ngupati atau ngapati ( pada bulan keempat ) sebagai upacara dengan meminta kepada sejumlah orang untuk berdo'a, juga disana ada bentuk sedekah. Tetapi sebagai langkah tidak bijak ketika kita mengadakan sedekah dalam keadan tidak berkemampuan. Sedekah yang paling baik adalah ketika kita berkondisi sehat, terdorong kebakhilan dan berharap hidup panjang ( yang penuh dengan kebutuhan dan keinginan) .

Bagi orang yang tidak berkemampuan hendaknya tidak memaksakan diri, apakagi sampai harus menjual sawah ladang miliknya, yang menjadi sarana mencari nafkah keluarga dan anak keturunanya. Hendaklah difahami,bahwa walimah itu  hukumnya sunah. Sungguh sangat disesalkan bila terjadi dalam satu keluarga sampai harus kehilangan lapangan pekerjaan, khusnya petani yang menjadi sumber utama ekonomi keluarga. Upacara walimah tidak harus diadakan secara mewah dan meriah dengan mendatangkan kesenian dan pengajian. Bisa diadakan secara sederhana dengan mengundang keluarga dekat 5-10 orang, berkumpul di rumah, berdo'a bersama dan disuuhi makan ringan ala kadarnya.



b. Mitoni ( Tingkepan )

Selamatan  selanjutnya adalah, setelah usia kehamilan sekitar 7 bulan, yaitu ketika kandungan dirasakan sudah berbobot dan berbeban, maka diadakan lagi upacara yang biasa disebut mitoni atau tingkepan. Dalam upacara mitoni atau tingkepan  ini disamping bersedekah juga diisi pembacaan do'a, dengan harapan si bayi dalam kandungan diberi keselamatan serta ditakdirkan selalu dalam kebaikan kelak di dunia. Dalam hal ini Allah berfirman :
" Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata : "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang sholeh, tentulah kami terraasuk orang-orang yang bersyukur" ( Q.S. al A'raf : 189 ).

Pada hakikatnya, kedua bentuk selamatan yang dikhususkan kepada ibu hamil diatas, baik ngapati atau mitoni adalah berupa kegiatan sedekah dan do'a, dengan harapan agar keinginanya terkabul, khususnya agar ibu dan  janin yang dikandung senantiasa diberi keselamatan, kesehatan serta ditakdirkan selalu dalam kebaikan kelak di dunia, menjadi anak sholih / sholihah.

Mengingat hakikat selamatan adalah sedekah dan do'a, maka sangat tidak dibenarkan bila seseorang memaksakan untuk menyelenggarakan selamatan diluar batas kemampuanya. Apalagi hukum walimah hamil ini tidak wajib. Mengadakan walimah boleh, tidak diadakan, cukup berdo'a sendiri saja pun tidak masalah. Sekali lagi, jangan memaksakan diri, dan walaupun mampun juga sampai terlalu mewah dan berlebihan.

Perbuatan memaksakan diri diluar kemampuan dalam pelaksanaan walimah haml dan semacamnya adalah termasuk pemborosan. Dan pemborosan itu sangat dilarang agama. Rosulullah SAW bersabda :

كُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَتَصَدَّقُوْا وَالْبَسُوْا فِى غَيْرِ اِسْرَفٍ وَلاَ مَخِيْلَةٍ

" Makan, minum, bersedekah, dan berpakaianlah tanpa berlebih - lebihan dan tanpa sombong " ( H.R. Ahmad, Nasaai, Ibnu Majah dan Hakim dari Ibnu Umar )

        Hendaknya disadari, bahwa masih ada yang lebih wajib dan lebih penting dalam urusan anak daripada sekedar melaksanakan walimah secara berlebih - lebihan dalam kondisi tidak berkemampuan. Allah sangat mengecam sikap berlebih - lebihan hingga memaksakan diri dan bersikap boros/ Allah berfirman :
" Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan " ( Q.S. al A'raf : 31 )

       Sudah menjadi kebiasaan umum ditengah - tengah masyarakat adanya kecendrungan membesar - besarkan perkara sunah, atau  perkara mubah tapi menelantarkan perkara yang wajib. Kalau menyelenggarakan selamatan berlomba - loba secara besar - besaran, tapi untuk menyumbang pembngunan masjid, mushola, madrasah, pondok pesantren, panti asuhan dan lain - lain berlomba kecil - kecilan, bahkan saling mengundurkan diri. Sikap semacam ini harus secara perlahan - lahan diubah. Marilah kita lakukan suatu amalan secara wajar dan tempatkan sesuatu pada tempat yang layak pula. Kita utamakan perkara yang terpenting, baru yang agak penting, dan tinggalkan perkara yang mubadzir.


  • 4.  Hal – Hal yang perlu diperhatikan pada waktu Istri Hamil
       Pada saat usia kandungan istri memasuki bulan keenam, saat menunggu kelahiran sang bayi disamping menjaga kesehatanya, sebaiknya memperbanyak do'a  melakukan sholat hajat dan memperbanyak membaca Al- Qur'an, surat Yusuf, surat Maryam, surat Luqman dan lain - lainya. Karena pada masa - masa itu, kata Prof. DR. HAMKA, lembaga hidup tercipta.

Kata  Prof. DR. Hamka, " Setelah cukup bilangan 120 hari, datanglah malaikat menghembuskan nyawa dan disuruh mengantarkan empat kalimat, yaitu kitab ( tulisan ) tentang rizkinya, ajalnya, amal - usahanya, dan juga untung - celaka dan bahagianya. Bilamana telah cukup bilangan sembilan bulan sepuluh hari, lahirlah anak itu ke dunia. Telah cukup sejak dalam rahim bunda garis tulisan hidup yang akan dilalui. Rezeki telah tersedia. Ajal telah tertentu. Amal usaha telah terbentang. Celaka atau bahagia telah mesti bertemu, naik atau turun telah ada di hdapan pintu hidup.

Maka daalam kandungan ibu itulah tercipta " Lembaga Hidup " itu.  Lembaga yang akan dituang seketika kita telah lahir ke dunia kelak.

" Demi Allah, yang tiada Tuhan selain Dia", kata hadits itu pula: ", sungguh seorang dari kalian akan selalu berbuat perbuatan penduduk surga, hingga seukur sehasta antara ia dan surga, lalu ia didahului ketentuan ( yang tertulis ketika ia berada dalam perut ibu ), maka ia berbuat perbuatan ahli neraka, maka masuklah ia kedalam neraka. Dan sesunguhnya seorang dari kalian akan selalu berbuat perbuatan penduduk neraka, hingga seukur sehasta antara ia dan surga, lalu ia didahului ketentuan ( yang tertulis ketika ia berada dalam perut ibu ), maka ia berbuat perbuatan ahli surga, maka masuklah ia kedalam surga"

Jadi didalam rahim ibu itulah masa menentukan nasib, masa membentuk lembaga. Lembaga yang salah, tiada menghasilkan yang benar. Itulah yang harus kita tuang dalam hidup kita. Hidup  yang hanya sebentar. Hidup yang hanya sekejap mata, singah sejenak, kita pun pergi dan tiada kembali lagi.

Maka janganlah lembaga tinggal lembaga dan kita tidak berusaha menuangnya. Marilah berusaha, moga - moga sesuailah usaha kita dengan ketentuan yang telah disediakan Tuhan buat kita.

Sejalan dengan ajakan Prof. DR. Hamka, marilah pada saat menunggu kelahiran bayi kita semakin mendekatkan diri kepada Allah, seraya memperbanyak do'a memohon keselamatan bayi dan ibu yang mengandungnya, memohon agar bayi lahir dengan selamat dan sehat tanpa ada kekurangan suatu apa, dan nantinya menjadi anak sholih / sholihah.

Dalam  menghadapi proses kelahiran bayi, yang kita rasakan adalah berharap harap cemas, karena kelahiran merupakan suatu keajaiban disamping sebagai bagian kehidupan yang penting dan telah ditaqdirkan. Oleh karena itu bacalah surat Maryam, dengan maksud tabarrukan ( mengambil berkah ) kepada para Nabi sebagaimana kisah mereka ( yang dituturkan dalam surat Maryam )  dan berharap anugerah, keajaiban dan rahmat dari Allah, sebagaimana dahulu Maryam melahirkan Isa a.s dengan penuh keajaiban dan keagungan Allah Ta'ala.

Untuk maksud tersebut, maka kita disuruh memperbanyak do'a pada saat istri sudah mengandung pada usia empat bulan hingga bayi lahir dengan selamat. Berdo'a hendaknya tidak hanya waktu diadakan selamatan saja tetapi harus rutin dan istiqamah, terutama sesudah selasai shalat wajib dan waktu-waktu mustajabah lainya. Adapun do'a yang sebaiknya dibaca pada saat kandungan istri berusia empat bulan atau Ngapati adalah:

اَللّٰهُمَّ احْفَظْ مَافى بَطْنِ .....مِنَ الْجَنِيْنِ وَاجْعَلْهُ ذُرِّيَةُ طَيِّبَةً وَاجْعَلْهُ وَلَدًا صَالِحًا صَحِيْحًا مُعَافَى عَاقِلاً حَاذِقًا عَالِمًا عَامِلاً سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفّقًا لِلْخَيْرَاتِ غَنِيًّا سَخِيًّا زَائِرًا لِلْحَرَمَيْنِ  ِلاَدَاءِ النُّسُكَيْنِ بَرًّا لِلْوَالِدَيْنِ . اَللّٰهُمَّ اَحْسِنْ خَلْقَهُ  وَخُلُقَهُ وَحَسِّنْ صَوْتَهُ لِقِرَأَةِ الْقُرْاَنِ  الْكَرِيْمِ وَالْحَدِيْثِ النَّبَوِىِّ بِجَاهِ  نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . اَللّٰهُمَّ وَفِّقْهُ لِطَاعَتِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ. اَللّٰهُمَّ سَهِّلْ خُرُوْجَهُ  عِنْدَ الْوِلاَدَةِ  وَارْزُقْهُ وَاُمَّهُ وَوَالِدَهُ  السَّلاَمَةَ وَالسَّعَادَةَ وَالْعَافِيَةَ وَالشَّهَادَةَ وَحُسْنَ الْخَاتِمَةِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ  وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا
" Ya Allah, hendaklah Engkau menjaga janin yang bersemayam dalam perut… ( disebutkan nama ibu ), hendaklah Engkau menjadikan janin ini sebagai keturunan yang baik, dan hendaklah Engkau menjadikanya sebagai anak yang sholeh, yang sehat, yang selamat sentosa, yang berakal sehat, yang cerdas, yang pandai, yang mengamalkan ( ilmunya ), yang beruntung, yang dianugrahi rizki lapang, yang terbimbing pada prilaku - prilaku baik, yang kaya, yang dermawan, yang berkunjung ke dua negeri Haram ( Makkah dan Madinah ) untuk menunaikan bentuk ibadah ( haji dan umrah ) dan yang berbakti kepada kedua orang tua. Ya Allah, baguskanlah ia dalam bentuk rupa dan akhlaq, dan baguskanlah suaranya untuk membaca Al- Qur'anul - karim dan hadits - hadits Nabi-Mu Muhammad SAW. Ya Allah, hendaklah Engkau membimbing anak ini untuk mematuhi- Mu dan mengabdi kepada-Mu dengan baik. Ya Allah, hendaklah Engkau mempermudah kelahiran janin ini dan hendaklah Engkau berikan rizki padanya, dan kepada ibu-bapaknya, keselamatan, keberuntungan, kesejahteraan, kesyahidan dan berakhir dengan baik ( husnul khatimah ). Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri - istri dan anak keturunan kami sebagai penyejuk hati, dan jadikanlah kami sebagai imam kaum bertakwa."

      Adapun do'a yang dibaca pada saat mitoni atau tingkepan adalah :

اَللّٰهُمَّ احْفَظْ مَافى بَطْنِ .....مِنَ الْجَنِيْنِ وَاجْعَلْهُ ذُرِّيَةُ طَيِّبَةً وَاجْعَلْهُ وَلَدًا صَالِحًا صَحِيْحًا مُعَافَى عَاقِلاً حَاذِقًا عَالِمًا عَامِلاً سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفّقًا لِلْخَيْرَاتِ غَنِيًّا سَخِيًّا زَائِرًا لِلْحَرَمَيْنِ  ِلاَدَاءِ النُّسُكَيْنِ بَرًّا لِلْوَالِدَيْنِ . اَللّٰهُمَّ اَحْسِنْ خَلْقَهُ  وَخُلُقَهُ وَحَسِّنْ صَوْتَهُ لِقِرَأَةِ الْقُرْاَنِ  الْكَرِيْمِ وَالْحَدِيْثِ النَّبَوِىِّ بِجَاهِ  نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . اَللّٰهُمَّ وَفِّقْهُ لِطَاعَتِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ. اَللّٰهُمَّ سَهِّلْ خُرُوْجَهُ  عِنْدَ الْوِلاَدَةِ  وَارْزُقْهُ وَاُمَّهُ وَوَالِدَهُ  السَّلاَمَةَ وَالسَّعَادَةَ وَالْعَافِيَةَ وَالشَّهَادَةَ وَحُسْنَ الْخَاتِمَةِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ  وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا
" Ya Allah, selamatkanlah kami dari bencana dunia dan azab akhirat, petaka dan keburukan keduanya ( dunia dan akhirat ), sungguh Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, sejahterahkanlah janinnya, selamatkanlah kandungan di dalam perutnya dari sesuatu yang tidak kami harapkan dan yang kami khawatirkan.  Kesejahteraan terlimpah pada Nuh di seluruh alam. Sungguh demikianlah kami memberi balasan kepada orang –orang yang berbuat  baik. Ya Allah, sungguh kami memohon kepada-Mu dengan kepangkatan pemimpin kami Muhammad saw, hendaklah Engkau menganugerahkan shalawat kepada beliau, dan selamatkanlah janin ini dari bahaya, sakit, penyakit, dan juga dari jin Ummi Muldin, dengan rahmat-Mu wahai Tuhan yang paling pengasih diantara para pengasih. Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri – istri dan anak keturunan kami sebagai penyejuk hati, dan jadikanlah kami sebagai imam kaum bertakwa"

            Selain do'a diatas, hendaklah memperbanyak pula do'a :

أُعِيْذُهُ بِالْوَاحِدِ الصَّمَدِ – مِنْ َ شَرّ كُلِّ ذِى حَسَدٍ
" Aku memohon perlindungan untuk kandungan / anak ini kepada Allah Yang Maha Esa lagi sebagai tempat meminta, dari kejahatan setiap orang yang dengki. "

Dan do'a yang dibaca khusus janin dan juga untuk anak adalah :

اَللّٰهُمَّ  يَا مُبَارِكٌ بَارِكْ لَنَا فِى الْعُمْرِ وَالرِّزْقِ وَالدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْوَلَدِ. اَللّٰهُمَّ يَاحَافِظُ اِحْفَظْ وَلَدَ ...... مَا دَامَ فِى بَطْنِ اُمِّهِ وَاشْفِهِ مَعَ اُمِّهِ  أَنْتَ الشَّا فِى لاَشِفَاءَ اِلاَّ شِفَاءُكَ وَلاَ تُقَدِّرْهُ سَقِيْمًا وَلاَمَحْرُوْمًاً. اَللّٰهُمَّ صَوِّرْهُ فِى بَطْنِهَا صُوْرَةً حَسَنَةً جَمِيْلَةً كَامِلَةً وَثَبِّتْ قَلْبَهُ اِيْمَانًا بِكَ وَبِرَسُوْلِكَ فِى الدُّنْيَا وَاْلاَخِرَةِ.يَامُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلُوْبَنَا فِى ديْنِكَ. اَللّٰهُمَّ  تَقَبَّلْ دُعَاءَنَا مِنْ دُعَاءِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَفَرَ اللّٰهُ لَنَا وَلَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
" Ya Allah, wahai Tuhan Yang memberkahi, berkahilah kami dalam umur, rizki, agama, duniawi dan anak – anak kami. Ya Allah, wahai Tuhan yang menjaga, jagalah anak……… ( sebutkan nama ibunya )  selama ia di dalam perut ibunya dan sehatkan ia bersama ibunya. Engkau adalah Penyembuh, tiada penyembuhan selain penyembuhan-Mu, dan janganlah Engkau takdirkan ia sakit dan terhalang ( dari rahmat-Mu ). Ya Allah, bentuklah janin di dalam perut ibunya sebagai bentuk yang bagus, yang indah lagi sempurnah, dan teguhkanlah hatinya dalam beriman kepada-Mu dan kepada Rosul-Mu, di dunia dan di akhirat. Wahai Tuhan yang membolak - balikan hati, teguhkanlah hati kami dalam agama-Mu. Ya Allah, terimalah do'a kami, sebagaimana ( Engkau menerima ) do'a Nabi-Mu Muhammad saw. Semoga Allah mengampuni kami dan mereka, dengan rahmat-Mu wahai Tuhan yang paling penyayang diantara para penyayang."
اَللّٰهُمَّ  اِحْفَظْ وَلَدَ ..... فِى بَطْنِ زَوْجَتِهِ وَاشْفِهِ أَنْتَ الشَّا فِى لاَشِفَاءَ اِلاَّ شِفَاءُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادرُ سَقَمًا وَلاَ اَلَمًا وَاَنْتَ خَيْرُ مَسْؤُوْلٍ. . اَللّٰهُمَّ صَوِّرْهُ صُوْرَةً حَسَنَةً جَمِيْلَةً كَامِلَةً وَثَبِّتْ قَلْبَهُ اِيْمَانًا بِكَ وَبِرَسُوْلِكَ . اَللّٰهُمَّ  أَخْرِجْهُ  وَقْتَ وِلاَدَتِه سَهْلاً وَ تَسْلِيْمًا لاَ مُعَسَّرًا وَانْفَعْنِى بهِ فِى الدُّنْيَا وَاْلاَخِرَةِ.اَميْنَ. وَ تَقَبَّلْ دُعَاءِى كَمَا تَقَبَّلْ دُعَاءَ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . اَللّٰهُمَّ  اِحْفَظِ الْوَلَدَ الَّذِى أَخْرَجْتَ مِنْ عَالِمِ الظُّلْمِ اِلَى عَالِمِ النُّوْرِ.وَاجْعَلْهُ وَلَدًا صَالِحًا صَحِيْحًا كَامِلاً لَطِيْفًا حَاذِقًا عَاِلمًا عَامِلاً مُبَارَكًا_ مِنْ كَلاَمِكَ اْلكَريْمِ حَافِظًا. اَللّٰهُمَّ  طَوّلْ عُمُرَهُ وَصَحِّحْ جَسَدَهُ وَاَحْسِنْ  خُلُقَهُ  وَاَفْصِحْ لِسَانَهُ وَحَسِّنْ صَوْتَهُ لِقِرَأَةِ الْقُرْاَنِ  الْكَرِيْمِ وَالْحَدِيْثِ النَّبَوِىِّ بِجَاهِ  نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعاَلَمِيْنَ

" Ya Allah, jagalah anak ………. ( sebutkan nama ayah 0 di dalam perut istrinya dan sembuhkanlah ia, Engkau adlah Penyembuh, dimana tiada penyembuhan selain penyembuhan-Mu, dengan penyembuhan segera yang tidak meninggalkan kesakitan dan penyakit. Engkau adalah sebaik – baik tempat meminta.

Ya Allah, bentuklah janin itu dengan bentuk yang baik lagi indah, teuhkanlah hatinya dalam keimanan kepada-Mu dan Rosul-Mu.

Ya Allah, keluarkanlah ia di waktu kelahiranya dengan mudah dan selamat serta tidak mengalami kesulitan, dan dengan anak ini jadikanlah aku sebagai orang yang bermanfaat di dunia dan di akhirat. Amin. Kabulkanlah do'aku sebagaimana Engkau mengabulkan do'a Nabi kita Muhammad SAW.

Ya Allah, jagalah anak yang Engkau keluarkan dari alam kegelapan kepada alam nyata ini, jadikan ia sebagai anak yang sholeh, yang sehat, yang sempurna, yang lemah lembut, yang cerdas, yang pandai, yang mengamalkan ( ilmunya), yang diberkahi, dan yang menjaga perkataan-Mu yang mulia.

Ya Allah, panjangkanlah umurnya, sehatkanlah tubuhnya, baguskanlah perangainya, fasihkanlah lisanya, dan baguskanlah suaranya untuk membaca Al-Qur'anul karim dan hadits - hadits Nabi dengan keberkhan Nabi-Mu, pemimpin kami Muhammad SAW. Segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam."

Selain berdo'a jungan lupa masalah menjaga kesehatan, seorang perempuan yang sedang hamil sebaiknya menjauhi makanan kacang -kacangan, makanan yang panas, makanan yang  rasanya pahit, makanan kelas rendah dan makanan campur - campur. Makanan yang sangat baik untuk dikonsumsi adalah jambu biji ( terutama di bulan ketiga dan keempat ), dan sebagai konsumsi harian adalah daging ayam, buah delima, buah apel manis dan lain - lain. Baik juga mengunyah kemenyan Arab  ( musthaka atau luban ), yang mana dengan mengkonsumsi kemenyan Arab ini akan dapat menambah kecerdasan anak, mempertajam daya ingat, menghilangkan sifat pelupa dan menghentikan lendir. Sedangkan jambu biji menyebabkan bayi / anak rupawan.

Kita berusaha sekuat tenaga untuk memberikan perhatian maksimal kepada calon bayi yang akan lahir. Harapan kita tentunya agar nantinya bayi tersebut menjadi anak yang sholeh, yang berguna bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Menurut Dr. H. Ali Akbar," Allah menghendaki  laki - laki Muslim dan perempuan Muslimah agar membentuk keluarga Muslim yang akan menghasilkan keturunan - keturunan Muslim, dan keturunan - keturunan Muslim inilah yang diharapkan akan dapat menghasilkan keluarga - keluarga dan masyarakat Islam, yang berusaha menjamin perdmaian di dunia ini.

Untuk mencapai tujuan diatas ini, Islam menganjurkan kawin dengan perempuan yang peranak, bukan perempuan yang mandul, dan menganjurkan berkeluarga besar, bukan keluarga kecil….Yang dimaksud dengan keluarga besar disini ialah keluarga yang banyak anak, dengan bapak - ibu yang sehat, yang mampu pula mendidik mereka menjadi orang - orang Islam yang taat .


  • 5.  Hukum Walimatul Haml
       Mengenai hukum Ritual yang disebut tujuh bulanan atau Tingkepan, menurut pendapat penulis adalah Boleh (Jawaz ). Memang terjadi perbedaan pendapat diantara para ulama. Ada  yang memperbolehkan dan ada yang tidak, bahkan ada yang menyatakan sebagai bid'ah qabihah ( bid'ah yang jelek ). Ifrosin dalam bukunya "  Fiqh Adat Tradisi Masyarakat Dalam Pandangan Fiqh" dengan mengutip  kitab Qurrat al A'in bi Fatawa Ismail, menjelaskan dalam bentuk tanya jawab, " Apakah pendapat kalian tentang hukum walimah kehamilan ( memitu / tingkepan, Jawa) ?  kebiasaan  masyarakat di daerah kita dalam walimah tersebut, wanita yang hamil dimandikan oleh para wanita yang menjadi tamu undangan, wanita yang hamil tersebut duduk dan di sekelilingnya terdapat kelapa kuning, telor dan lain - lainya dari hal - hal mereka yakini dan harus dilakukan, kemudian para tamu wanita hendak pulang mengguyurkan air terlebih dahulu yang bercampur dengan minyak hanut dan semacamnya diatas kepalanya ( wanita yang hamil ). Sebagian masyarakat dalam walimah tersebut cukup dengan memberi makanan dan membaca Al-Qur'an ala kadarnya dan membaca sholawat. Kami menanyakan tentang hukum walimah tersebut dan hal - hal yang terkait denganya ? Jawab : "

وَاللّٰهُ الْمُوَفِّقُ لِلصَّوَابِ,اِنَّ وَلِيْمَةَ الْحَمْلِ الْمَذْكُوْرَة فِى السُّؤَالِ لَيْسَتِ الْوَلاَئِمَ الْمَشْرُوْعَةَ فَهِيَ بِدْعَةٌ وَقَدْ تَكُوْنُ بِدْعَةً قَبِيْحَةً لِمَا يَصْحُبُهَا مِنَ الْعَادَةِ كَاْلاَشْيَاءِ الَّتِى ذُكِرَتْ فِى السُّؤَالِ وَكُلُّ ذَلِكَ مَذْمُوْمٌ اِلاَّ مَاذُكِرَ اَخِرًا مِنْ قَوْلِ السَّائِل وَبَعْضُهُمْ يَكْتَفِيْنَ بِقِرَأَةِ الْقُرْاَنِ ثُمَّ يَنْصَرِفْنَ وَاَمَّا عَدَا ذَلِكَ  فَكُلُّهُ مِنَ الْمُنْكَرَاتِ وَالْعَادَاتِ الْقَبِيْحَةِ الَّتِى يَنْبَغِى التَّنْبِيْهُ  عَلَى قُبْحِهَا وَنَصِيْحَةُ مُتَعَاطِيْهَا فَاِنَّ الْعَوَامَ اِذَا وَجَدُوْا نَاصِحًا اَمِنًا مِنْ اَهْل الْعِلْمِ يَقْصُدُ بِنَصِيْحَتِهِ  اِبْتِغَاءَ وَجْهِ اللّٰهِ يَلْتَقُوْنَ نَصِيْحَتَهُ  بِالْقَبُوْلِ وَتَقَعُ مِنْهُم مَوْقِعًا حَسَناً فَيَجِبُ عَلَى اَهْل الْعِلْمِ  مُعَالَجَةُ مِثْلِ هَذِهِ اْلاُمُوْرِ بِالْمَوْعظَةِ الْحَسَنَةِ وَالنّيَّةِ الصَّالِحَةِ وَاْلاَسَالِيْبِ النَّافِعَةِ ِللْمُسْلِمِيْنَ.قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: فَذَكِّرْ فِاِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِيْنَ. قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى:   أُدْعُ اِلَى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ .وَ اللّٰهُ سُبْحَانَ اللّٰهِ وَتَعَالَى اَعْلَمُ. ( قرة العين بفتاوى اسماعيل ص 158 مكتبة البركة )
" Allah Dzat yang memberi pertolongan terhadap yang benar, sesungguhnya walimah kehamilan yang disebutkan dalam pertanyaan bukanlah walimah - walimah yang disyari'atkan, hal itu bid'ah, dan bisa jadi bid'ah qabihah ( yang jelek ) jika disertai dengan adat-adat yang tercela, sebagaimana adat yang disebutkan dalam pertanyaan. Kesemua adat itu tercela, kecuali yang terakhir, yakni sebagian masyarakat menganggap cukup dengan membaca Al-Qur'an dengan ala kadarnya kemudian para wanita pulang. Sedangkan adat yang selain itu termasuk munkarot dan adat yang buruk, yang mana hendaknya di ingattkan atas buruknya dan menasehati orang - orang yang melakukanya, sebab orang awam ketika menemukan tokoh masyarakat yang berilmu, dipercaya, menasehati, dan bertujuan mencari ridho Allah, maka mereka akan menerima nasehatnya dan akan berdampak baik, maka dari itu wajib bagi tokoh masyarakat yang berilmu untuk melakukan semacam itu dengan mau'idhoh, nasehat yang baik dan niat yang baik pula, dan dengan cara - cara yang akan bermanfaat bagi orang - orang Islam. Allah berfirman," Ingatkanlah, sebab peringatan itu bermanfaat bagi orang - orang mukmin", firman Allah," Ajaklah ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasehat yang baik."

Dari fatwa ini terlihat dengan jelas, bahwa tidak semua adat dilarang, terutama adat yang sudah dijiwai agama, yaitu membaca Al-Qur'an dan sholawat. Bila dalam acara tingkepan hanya diisi dengan kegiatan membaca Al-Qur'an dan sholawat, ditambah dengan shadaqah dari shahibul bait untuk para tamu, maka hal itu adalah adat yang baik dan tidak melanggar syari'at Islam. Maka kegiatan semacam itu jelas tidak dilarang. Kalaupun ada yang mengatakan bid'ah, maka hal itu termasuk bid'ah hasanah, dan tidak menjadi alasan terlarangnya kegiatan itu. Dan bila masih terdapat adat yang menyimpang dari syariat agama, maka para ulama wajib mengingatkan dan meluruskanya.

Dan sepanjang pengamatan kami, khususnya di daerah kami sendiri, kegiatan tingkepan pada umumnya hanya diisi dengan kegiatan membaca Al-Qur'an , sholawat dan do'a bersma serta diakhiri dengan makan bersama. Dengan demikian, maka hukum kegiatan tingkepan yang diisi dengan membaca Al-Qur'an dan sholawat adalah boleh ( Jawaz ). Disini kami kutipkan pula fatwa dari Prof. K.H. Ali Mustafa Yaqub, MA, Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta dan Wakil Ketua Komis Fatwa MUI Pusat, yang juga memperbolehkanya. Kata beliau," Menurut pengamatan kami  selama ini, ritual semacam ini berisikan do'a bersama agar anak yang ada di kandungan nanti lahir dengan selamat, kelak menjadi anak yang sholeh dan bernasib baik. Ritual itu biasanya diakhiri dengan makan bersama, menyedekahkan makanan pada tetangga dan handai tolan di sekitar rumah.

Ini tentu dianjurkan agama jika dilihat dari isi, prosesi dan tujuan ritualnya yang tidak bertentangan dengan norma dan ajaran Islam, seperti yang telah tertuang dalam hadits riwayat al- Bukhari ( w.265 H ) dalam kitabnya Shahih al – Bukhari, Nabi SAW bersabda :

" Sungguh seorang dari kalian dihimpun air mani ( penciptaan ) nya dalam perut ibunya selama 40 hari sebagai sperma, lalu empat puluh hari kemudian berujud segumpal darah, lalu berwujud sekerat daging selama empat puluh hari, kemudian malaikat ( petuas ruh ) diutus, maka ditiupkan ruh padanya ( setelah usia kandungan 120 hari ), dan malaikat itu diperintah untuk mencatat 4 ketentuan, ditentukan rizkinya, ajal ( masa hidup) nya, prilaku - prilakunya, dan sebagai orang yang celaka atau orang yang beruntung." ( H.R.al-Bukhari )

Menurut kami, berdasarkan Hadits ini, sebaiknya calon jabang bayi dido'akan pada setiap kali perubahan penciptaan itu. Tapi mendo'akannya tentu tidak ada batasan waktu, boleh kapan saja, dimana saja, dan dalam keadaan bagaimanapun juga.

Sedangkan do'a bersama, itu juga dianjurkan dalam Islam, sebagaimana sabda Nabi SAW :

" Allah akan mengabulkan do'a sekelompok orang dari yang sebaian berdo'a dan sebagian yang lain mengamininya. " ( H.R. Imam al – Hakim)

Demikian pula tradisi bersedekah. Ia sangat berguna untuk mempererat tali persaudaraan dan kesetiakawanan sosial, disamping sebagai pencegah bala' ( bahaya ).

Dalam menyikapi tradisi masyarakat seperti ini, seyogyanya kita tidak terlalu gegabah dengan memfonis bid'ah, tersesat atau lainya sebelum mengetahui benar subtansi perbuatanya. Kita telusuri terlebih dahulu bagaimana prosesi kegiatan itu. Apa latar belakang, niat, tujua dan prosesinya. Dan ternyata kegiatan tingkepan ini dilakukan dengan niat untuk mengajak berdo'a bersama atau meminta do'a para hadirin yang diundang. Caranya adalah dengan mengundang para angota keluarga, tetangga dan handai tolan. Setelah berkumpul dimulai acara dengan pengantar dari shahibul hajat atau yang mewakili untuk menyampaikan hajatnya. Sesudah itu dilangsungkan kegiatan membaca sebagaian surat dari Al-Qur'an ( biasanya membaca surat Yusuf atau Maryam), membaca shalawat, dan berdo'a bersama. Dan selanjutnya shahibul hajat mengeluarkan sedekah berupa makanan siap saji untuk dimakan bersama. Pada saat pulang biasanya masih dikasih bingkisan ( berkat, Jawa) untuk keluarga di rumah.

Setelah ditelusuri dan diamati secara cermat dan mendalam mulai dari niat, tujuanya, tatacara dan prosesinya, ternyata sama sekali tidak terdapat hal - hal yang menyimpang dari ajaran Islam. Meskipun kegiatan semacam ini belum ada di masa Nabi dan shahabat, termasuk nama kegiatanya.

Banyak perbuatan yang belum pernah ada pada zaman Nabi SAW, baik nama atau prosesinya, kemudian pada perkembanganya diadakan oleh para shahabat dan ulama pada generasi berikutnya, seperti sholat tarawih, menjilid  Al-Qur'an menjadi satu buku, adzan memakai pengeras suara dan lain- lain. Termasuk juga kegiatan tingkepan ini. Walaupun belum pernah dilakukan Nabi dan para sahabat, sepanjang prosesinya tidak ada yang menyimpang dari Al-Qur'an dan Sunnah, maka tidak ada larangan untuk melakukanya, apalagi mencegahnya.




         Semoga Artikel tentang Walimatul Haml ( Tingkepan ) ini bisa bermanfaat, menginspirasi dan bisa menambah ilmu pengetahuan serta wawasan kita. Aamiin

* Salam Ukhuwah Islamiyah dari Andi Ibnoe Badawi Mazid

21 Perkara Yang Membatalkan Amalan Seseorang





بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Alhamdulillah sholawat dan salam semoga tercurah atas Nabi-Nya dan hamba-Nya yang tidak ada nabi setelahnya, juga kepada keluarga dan sahabatnya. Amma ba’du.

Sesungguhnya kebahagiaan abadi adalah di surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang tidak akan didapatkan oleh seorang hamba kecuali dengan menjauhi perangi yang dianggap baik oleh sebuah jiwa akan tetapi akan menggugurkan pahala dan amalannya.

Akan tetapi wahai hamba Allah, engkau berada di atas suatu ilmu yang terkumpul untukmu di lembaran ini yang dilengkapi dengan dalil-dalil dari Al Kitab dan As-Sunnah shohihah :

  • 1. Kufur dan Syirik
Berdasarkan firman Allah SWT :
“ Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan perjumpaan di hari akhirat, maka gugurlah amalan-amalan mereka, dan tidaklah mereka diberi balasan kecuali dengan apa yang telah mereka perbuat (al A’raf : 174)
Dan juga firman-Nya :
” Dan telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelummu, jika kamu berbuat syirik, niscaya gugurlah amalan-amalanmu dan tentulah kamu menjadi orang yang merugi ” (az Zumar : 65)

  • 2. Murtad
Berdasarkan firman Allah SWT :
” Barangsiapa yang murtad diantara kalian dari agamanya kemudian mati dalam keadaan kafir, mereka itulah yang gugur amalan-amalannya di dunia dan akhirat, dan mereka adalah penghuni neraka serta kekal di dalamnya.” (Al Baqarah : 217)

  • 3. Nifaq dan Riya’
Berdasarkan sabda Nabi SAW :
” Sesungguhnya dari yang saya takutkan terhadapmu adalah syirik kecil, yaitu riya“.

Allah SWT berfirman (dalam sebuah hadits qudsi) pada hari kiamat :
“ Jika Allah memberi balasan kepada manusia dari amalan-amalan. Maka pergilah kalian kepada amalan yang kamu berbuat riya di dunia, maka lihatlah apakah kalian mendapatkan padanya pahala.” (dikeluarkan oleh Imam Ahmad dan al Baghawi dari hadits Mahmud bin Labid dengan sanad shahih menurut syarat Imam Muslim)

  • 4. Mengungkit-ngungkit Pemberian
Berdasarkan firman Allah SWT :
” Hai orang-orang yang beriman janganlah kalian gugurkan pahala shadaqah kalian dengan menyebut-nyebut (pemberian) dan menyakiti (hati penerima) (Al Baqarah : 264).


Dan dari Abu Umamah Radiyallahu ‘anhu berkata Nabi shalallahu ‘alahi wasallam bersabda :
” Tiga perkara yang Allah tidak akan terima penolakan dan penebusan yaitu orang yang durhaka kepada orang tua, pengungkit-ngungkit pemberian dan orang yang mendustakan takdir“ (dikeluarkan oleh Ibnu Abi Ashim dan Thabrany dengan sanad hasan)

  • 5. Mendustakan Takdir
Berdasarkan sabda Nabi SAW :
“ Kalau seandainya Allah mengadzab penduduk langit dan bumi niscaya dia akan mengadzabnya sedang Dia tidak sedikitpun berbuat dzalim terhadap mereka, dan seandainya Dia merahmati mereka niscaya rahmat-Nya lebih baik dari amalan-amalan mereka. Seandainya seseorang menginfaqkan emas di jalan Allah sebesar Gunung Uhud, tidaklah Allah akan menerima infaq tersebut darimu sampai engkau beriman dengan takdir, dan ketahuilah bahwa apa yang (ditakdirkan) menimpamu tidak akan menyelisihimu, sedang apa yang (ditakdirkan) tidak menimpamu maka tidak akan menimpamu, kalau seandainya engkau mati dalam keadaan mengimani selain ini (tidak beriman dengan takdir), niscaya engkau masuk neraka (Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Majah dan Ahmad, hadits ini shahih).

  • 6. Meninggalkan sholat Ashar
Berdasarkan sabda Nabi SAW :
“ Orang yang meluputkan dari sholat ashar maka seolah-olah dia kehilangan keluarga dan hartanya (yakni tinggal sendirian tanpa harta dan keluarga), (Dari hadits Ibnu Umar, mutafaq ‘alaihi), dan juga sabda beliau “Barangsiapa meninggalkan shalat ashr maka sungguh gugurlah amalannya” (Bukhari dari hadits Buraidah)

  • 7. At Ta’ly atas Allah SWT
Berdasarkan sabda Nabi SAW :
” Sesungguhnya seseorang yang berkata, Allah tidak akan mengampuni terhadap si fulan, maka Allah berkata, Barangsiapa beranggapan atas-Ku bahwa Aku tidak akan mengampuni si fulan, maka sungguh Aku telah mengampuni si fulan, dan engkau telah menggugurkan amalanmu, atau sebagaimana beliau katakan (dikelurakan oleh Muslim dari hadtis Jundub bin Abdullah Radhiyallu anhu) At Ta’ly atas Allah yaitu : berkata tentang Allah tanpa ilmu, menyepelekan luasnya rahmat Allah dan bersumpah bahwa Allah tidak akan mengampuni terhadap seseorang.”

  • 8. Menyelisihi Rosul SAW baik ucapan maupun amalan
Berdasarkan firman Allah SWT :
” Hai orang-orang yang beriman janganlah kalian angkat suara-suaramu diatas suara Nabi dan jangan kalian mengeraskan suara kepadanya layaknya seorang diantara kalian terhadap yang lainnya, sehingga akan gugurlah amalan-amalan kalian dalam keadaan kalian tidak menyadari.” (Al Ahzab : 2).
Dan firman-Nya :
” Hai orang-orang beriman taatlah Allah dan Rasul-Nya dan jangan kalian gugurkan amalan-amalan kalian (Muhammad : 33).

  • 9. Berbuat bid’ah dalam agama
Berdasarkan sabda Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam :
” Barang siapa membuat perkara baru dalam urusan kami ini, sesuatu yang tidak ada petunjuk agama padanya, maka itu tertolak (Mutafaq ‘alaih dari hadtis Aisyah radhiyallahu ‘anha) dalam riwayat Muslim disebutkan ” Barangsiapa beramal dengan amalan yang bukan perintah kami maka itu tertolak.“

  • 10. Melanggar Ketentuan-ketentuan Allah di waktu sepi
Berdasarkan sabda Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam :
” Sungguh aku mengetahui sebuah kaum dari umatku, mereka datang pada hari kiamat dengan kebaikan semisal gunung putih, kemudian Allah jadikan seperti halnya debu yang berterbangan”, berkata Tsauban, ” Wahai Rosulullah, sifatkanlah tentang keadaan mereka kepada kami, dan supaya kami tidak termasuk dari mereka, dan sedang kami dalam, keadaan tidak memengetahui”, Beliau bersabda “Adapun mereka itu dari saudara kalian seagama, dan dari bangsa kalian, mereka mengambil bagian dari waktu malam sebagaimana juga kalian mengambilnya, akan tetapi mereka itu adalah sebuah kaum yang jika melewati larangan Allah mereka melanggarnya (Dikeluarkan oleh ibnu MAjah dari hadits Tsauban Radhiyallahu ‘anhu dan dishahihkan oleh al Mundziri dan Al Baushiri)

  • 11. Gembira dan Bahagia dengan terbunuhnya seorang mukmin
Berdasarkan sabda Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam :
” Barangsiapa membunuh seorang mukmin dan berharap akan terbunuhnya maka Allah tidak akan menerima darinya penolakan (adzab) ataupun penebusan. (dikelurkan oleh Abu Dawud dari hadits Ubadah bin shamit, hadits ini shahih).

  • 12. Menetap di negeri-negeri kafir
Berdasarkan sabda Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam :
” Allah Azza wajalla tidak akan menerima amalan dari seorang musyrik yang masuk Islam sampai memisahkan musyrikin kepada muslimin” (Dikelurkan oleh Nasai dan Ahmad dari Hadits Mu’awiya bin Hayidah radhiyallahu ‘anhu dengan sanad hasan)

  • 13 Mendatangi dukun dan tukang ramal
Berdasarkan sabda Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam :
” Barangsiapa mendatangi tukang ramal kemudian menanyakan tentang sesuatu, maka tidak diterima darinya shalat selama 40 hari (dikeluarkan oleh Muslim) dan sabdanya ” Barangsiapa mendatangi tukang ramal atau dukun kemudian membenarkan apa yang dikatakan maka sungguh telah kafir kepada yang diturukan kepada Muhammad (Al Qur’an), (dikelurkan oleh Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad, dari hadits Abu Hurairah, sahih)

  • 14. Durhaka kepada kedua orang tua
Berdasarkan sabda Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam :
” Tiga golongan yang Allah tidak akan terima dari mereka penolakan atau penebusan yaitu orang yang durhaka kepada kedua orang tua, pengungkit pemberian, dan pendusta takdir” (telah berlalu takhrijnya dipoint no.5)

  • 15. Pecandu Khamar
Berdasarkan sabda Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam :
” Barangsiapa meminum khamar Allah tidak akan terima darinya shalat empat puluh hari, apabila dia taubat, maka Allah terima taubatnya, apabila dia kembali berbuat maka Allah tidak akan terima lagi shalatnya selama 40 hari, dan apabila dia taubat maka Allah tidak akan terima taubatnya, dan Allah akan memberinya minum dari sungai Khibal”, dikatakan kepadanya “wahai Abu Abdiraman , apa sungai khibal tersebut, dia berkata : yaitu sungai dari nanah penduduk neraka (dikeluarkan oleh Tirmidzi dari hadits Abdullah bin Umar, dan dia shahih), dan sabda Beliau Shalallahu Alaihi Wa Sallam “Pecandu khamr, jika mati maka akan menemui Allah seperti penyembah berhala (dikeluarkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah dari hadits Ibnu Abbas, dan baginya ada syahid (penguat) dari hadits Abu Hurairah dikeluarkan oleh Ibnu Majah, secara keseluruhannya derajatnya hasan)

Berkata Ibnu Hiban : Serupa makna khabar ini dengan ” Barangsiapa bertemu Allah dari pecandu khamr dengan anggapan halal meminumnya, seperti penyembah berhala, karena kesamaan keduanya dalam kekufuran.

  • 16. Berkata dusta dan beramal dengannya
Berdasarkan sabda Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam :
“ Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan beramal dengannya maka tidak ada kepentingan bagi Allah seseorang meninggalkan makan dan minumnya ” (dikeluarkan oleh Bukhari)

  • 17. Memelihara anjing kecuali anjing yang dididik untuk pertanian atau berburu
Berdasarkan sabda Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam :
” Barangsiapa memelihara anjing, maka akan berkurang amalannya setiap hari sebear satu qiroth (dalam riwayat lain dua qiroth), kecuali anjing untuk menjaga kebun atau anjing penjaga ternak (mutafaq alaihi, dan riwayat kedua dari muslim)

  • 18. Budak yang lari dari tuannya, tanpa karena takut atau keletihan dalam pekerjaan, sampai dia kembali kepada tuannya
  • 19. Istri yang durhaka sampai kembali taat terhadap suaminya
Berkata Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam :
” Dua golongan yang sungguh sangat merugi yaitu seorang hamba yang lari dari tuannya sampai kembali kepada mereka dan seorang istri yang maksiat terhadap suaminya sampai dia kembali kepadanya (dikeluarkan oleh Hakim dan Thabrany dalam as shaghir, shahih).

  • 20. Pemimpin yang dibenci kaumnya
Berdasarkan sabda Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam :
” Tiga golongan yang sangat merugi yaitu seorang budak yang lari dari tuannya sampai dia kembali, seorang wanita yang bermalam dengan suaminya dalam keadaan (suami) murka padanya, dan seorang pemimpin yang dibenci kaumnya” (Dikeluarkan dan dihasankan oleh Tirmidzi.
Berkata Tirmidzi :
” Sekelompok orang dari ahli ilmu membenci seseorang untuk memimpin sebuah kaum, yang mereka benci padanya. Apabila imam itu tidak dzalim, maka sesungguhnya dosa itu atas yang membencinya. Dinukilkan dari Manshur: Kami bertanya tentang perkara imam, maka dikatakan kepada kami: Pemimpin-pemimpin yang dzalim itu sangat menyusahkan, dan adapun yang menegakkan sunnah maka sesungguhnya dosa bagi siapa yang membencinya.”

  • 21. Seorang muslim memboikot saudaranya muslim tanpa udzur syar’ie
Berdasarkan sabda Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam
” Dibukakan pintu-pintu surga pada hari Senin dan Kamis dan diampunkan bagi setiap hamba yang tidak mensekutukan Allah dengan sesuatupun kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya ada kebencian” Beliau berkata, ” perhatikanlah keduanya oleh kalian sampai mereka kembali rukun, perhatikanlah keduanya oleh kalian sampai mereka kembali rukun, perhatikanlah keduanya oleh kalian sampai mereka kembali rukun.” (Dikeluarkan oleh Muslim dari hadits Abu Hurairah)

Wahai saudara seislam, ini adalah perbuatan-perbuatan yang dapat menggugurkan amalan-amalan, berada di depanmu. Dan bahayanya terhadap agamamu sangat jelas, maka jauhilah perkara tersebut dan berhati-hatilah darinya dan hendaklah hatimu tetap berharap kepada sesuatu yang memberi manfaat kepadamu di dunia dan akhirat, karena setiap hati butuh kepada tarbiyah supaya suci dan terus bertambah suci hingga sampai usia lanjut sempurnalah dan baiklah ia.

Ya Allah yang membolak-balikan hati tetapkanlah hati-hati kami atas agama-Mu, dan janganlah Engkau palingkan kami meskipun hanya sekejap saja.

Penulis : Syaikh Salim bin Ied Al-Hilali



          Semoga Artikel tentang 21 Perkara Yang Membatalkan Amalan Seseorang ini bisa bermanfaat, menginspirasi dan bisa menambah ilmu pengetahuan serta wawasan kita. Aamiin

* Salam Ukhuwah Islamiyah dari Andi Ibnoe Badawi Mazid

Rabu, 22 April 2015

51 Keutamaan Dzikir



          Dzikir adalah mengingat Allah SWT dengan maksud untuk mendekatkan diri kepada_Nya. Kita diperintahkan untuk berdzikir kepada Allah untuk selalu mengingat akan kekuasaan dan kebesaran_Nya sehingga kita bisa terhindar dari penyakit sombong dan takabbur.
Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. (QS. Al-Ahzab : 41)
Berdzikir dapat dilakukan dengan berbagai cara dan dalam keadaan bagaimamanapun, kecuali ditempat yang tidaksesuai dengan kesucian Allah. Seperti bertasbih dan bertahmid di WC.
(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Ali Imran : 191)
Bentuk dan Cara berdzikir :
a). Dzikir dengan hati, yaitu dengan cara bertafakur, memikirkan ciptaan Allah sehingga timbul di dalam fikiran kita bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa. Semua yang ada di alam semesta ini pastilah ada yang menciptakan, yaitu Allah SWT. Dengan melakukan dzikir seperti ini, keimanan seseorang kepada Allah SWT akan bertambah.
b). Dzikir dengan lisan (ucapan), yaitu dengan cara mengucapkan lafazh-lafazh yang di dalammya mengandung asma Allah yang telah diajarkan oleh Rosulullah kepada ummatnya. Contohnya adalah : mengucapkan tasbih, tahmid, takbir, tahlil, sholawat, membaca Al-Qur'an dan sebagainya.
c). Dzikir dengan perbuatan, yaitu dengan cara melakukan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi larangan-laranganNya. Yang harus diingat ialah bahwa semua amalan harus dilandasi dengan niat. Niat melaksanakan amalan-amalan tersebut adalah untuk mendapatkan keridhoan Allah SWT. Dengan demikian menuntut ilmu, mencari nafkah, bersilaturahmi dan amalan-amalan lain yang diperintahkan agama termasuk dalam ruang lingkup dzikir dengan perbuatan.
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (QS. Al-Baqarah : 152)


         Berikut adalah keutamaan-keutamaan dzikir yang disarikan oleh Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam kitabnya Al Wabilush Shoyyib. Moga bisa menjadi penyemangat bagi kita untuk menjaga lisan ini untuk terus berdzikir, mengingat Allah daripada melakukan hal yang tiada guna.
  1. Mengusir setan
  2. Mendatangkan ridho Ar Rahman
  3. Menghilangkan gelisah dan hati yang gundah gulana
  4. Hati menjadi gembira dan lapang
  5. Menguatkan hati dan badan
  6. Menerangi hati dan wajah menjadi bersinar
  7. Mendatangkan rizki
  8. Orang yang berdzikir akan merasakan manisnya iman dan keceriaan
  9. Mendatangkan cinta Ar Rahman yang merupakan ruh Islam
  10. Mendekatkan diri pada Allah sehingga memasukkannya pada golongan orang yang berbuat ihsan yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihatnya.
  11. Mendatangkan inabah, yaitu kembali pada Allah ‘azza wa jalla. Semakin seseorang kembali pada Allah dengan banyak berdzikir pada-Nya, maka hatinya pun akan kembali pada Allah dalam setiap keadaan.
  12. Seseorang akan semakin dekat  pada Allah sesuai dengan kadar dzikirnya pada Alalh ‘azza wa jalla dan Semakin ia lalai dari dzikir, ia pun akan semakin jauh dari-Nya.
  13. Semakin bertambah ma’rifah (mengenal Allah). Semakin banyak dzikir, semakin bertambah ma’rifah seseorang pada Allah.
  14. Mendatangkan rasa takut pada Rabb ‘azza wa jalla dan semakin menundukkan diri pada-Nya. Sedangkan orang yang lalai dari dzikir, akan semakin terhalangi dari rasa takut pada Allah.
  15. Meraih apa yang Allah sebut dalam ayat :
    فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ

    “ Maka ingatlah pada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian.” (Q.S. Al Baqarah : 152).

    Seandainya tidak ada keutamaan dzikir selain yang disebutkan dalam ayat ini, maka sudahlah cukup keutamaan yang disebut.
  16. Hati akan semakin hidup. Ibnul Qayyim pernah mendengar gurunya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata :
    الذكر للقلب مثل الماء للسمك فكيف يكون حال السمك إذا فارق الماء ؟

    “ Dzikir pada hati semisal air yang dibutuhkan ikan. Lihatlah apa yang terjadi jika ikan tersebut lepas dari air?”
  17. Hati dan ruh semakin kuat. Jika seseorang melupakan dzikir maka kondisinya sebagaimana badan yang hilang kekuatan. Ibnul Qayyim rahimahullah menceritakan bahwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah sesekali pernah shalat Shubuh dan beliau duduk berdzikir pada Allah Ta’ala sampai beranjak siang. Setelah itu beliau berpaling padaku dan berkata, ‘Ini adalah kebiasaanku di pagi hari. Jika aku tidak berdzikir seperti ini, hilanglah kekuatanku’ –atau perkataan beliau yang semisal ini.
  18. Dzikir menjadikan hati semakin kilap yang sebelumnya berkarat. Karatnya hati adalah disebabkan karena lalai dari dzikir pada Allah. Sedangkan kilapnya hati adalah dzikir, taubat dan istighfar.
  19. Menghapus dosa karena dzikir adalah kebaikan terbesar dan kebaikan akan menghapus kejelekan.
  20. Menghilangkan kerisauan. Kerisauan ini dapat dihilangkan dengan dzikir pada Allah.
  21. Ketika seorang hamba rajin mengingat Allah, maka Allah akan mengingat dirinya di saat ia butuh.
  22. Jika seseorang mengenal Allah dalam  keadaan lapang, Allah akan mengenalnya dalam keadaan sempit.
  23. Menyelematkan seseorang dari adzab neraka.
  24. Dzikir menyebabkan turunnya sakinah (ketenangan), naungan rahmat, dan dikelilingi oleh malaikat.
  25. Dzikir menyebabkan lisan semakin sibuk sehingga terhindar dari ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), dusta, perbuatan keji dan batil.
  26. Majelis dzikir adalah majelis para malaikat dan majelis orang yang lalai dari dzikir adalah majelis setan.
  27. Orang yang berzikir begitu bahagia, begitu pula ia akan membahagiakan orang-orang di sekitarnya.
  28. Akan memberikan rasa aman bagi seorang hamba dari kerugian di hari kiamat.
  29. Karena tangisan orang yang berdzikir, maka Allah akan memberikan naungan ‘Arsy padanya di hari kiamat yang amat panas.
  30. Sibuknya seseorang pada dzikir adalah sebab Allah memberi untuknya lebih dari yang diberikan pada peminta-minta.
  31. Dzikir adalah ibadah yang paling ringan, namun ibadah tersebut amat mulia.
  32. Dzikir adalah tanaman surga.
  33. Pemberian dan keutamaan yang diberikan pada orang yang berdzikir, tidak diberikan pada amalan lainnya.
  34. Senantiasa berdzikir pada Allah menyebabkan seseorang tidak mungkin melupakan-Nya. Orang yang melupakan Allah adalah sebab sengsara dirinya dalam kehidupannya dan di hari ia dikembalikan. Seseorang yang melupakan Allah menyebabkan ia melupakan dirinya dan maslahat untuk dirinya. Allah Ta’ala berfirman :
    وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

    “ Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka Itulah orang-orang yang fasik.” (QS. Al Hasyr : 19)
  35. Dzikir adalah cahaya bagi pemiliknya di dunia, kubur, dan hari berbangkit.
  36. Dzikir adalah ro’sul umuur (inti segala perkara). Siapa yang dibukakan baginya kemudahan dzikir, maka ia akan memperoleh berbagai kebaikan. Siapa yang luput dari pintu ini, maka luputlah ia dari berbagai kebaikan.
  37. Dzikir akan memperingatkan hati yang tertidur lelap. Hati bisa jadi sadar dengan dzikir.
  38. Orang yang berdzikir akan semakin dekat dengan Allah dan bersama dengan-Nya. Kebersamaan di sini adalah dengan kebersamaan yang khusus, bukan hanya sekedar Allah itu bersama dalam arti mengetahui atau meliputi. Namun kebersamaan ini menjadikan lebih dekat, mendapatkan perwalian, cinta, pertolongan dan taufik Allah. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
    إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُون

    “ Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. An Nahl : 128)
    وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ

    “ Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah : 249)
    وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

    “ Dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al ‘Ankabut : 69)
    لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

    “ Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita.” (QS. At Taubah : 40)
  39. Dzikir itu dapat menyamai seseorang yang memerdekakan budak, menafkahkan harta, dan menunggang kuda di jalan Allah, serta juga dapat menyamai seseorang yang berperang dengan pedang di jalan Allah.
    Sebagaimana terdapat dalam hadits :
    مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ . فِى يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ ، كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ

    “ Barangsiapa yang mengucapkan ‘Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku, wa lahul hamdu, wa huwa ‘ala kulli syain qodiir dalam sehari sebanyak 100 kali, maka itu seperti memerdekakan 10 budak.”
  40. Dzikir adalah inti dari bersyukur. Tidaklah bersyukur pada Allah Ta’ala orang yang enggan berdzikir. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada Mu’adz, dzikir adalah inti dari bersyukur. Tidaklah bersyukur pada Allah Ta’ala orang yang enggan berdzikir. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada Mu’adz :

    « يَا مُعَاذُ وَاللَّهِ إِنِّى لأُحِبُّكَ وَاللَّهِ إِنِّى لأُحِبُّكَ ». فَقَالَ « أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لاَ تَدَعَنَّ فِى دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ تَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ »

    “ Wahai Mu’adz, demi Allah, sungguh aku mencintaimu. Demi Allah, aku mencintaimu.” Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku menasehatkan kepadamu –wahai Mu’adz-, janganlah engkau tinggalkan di setiap akhir shalat bacaan ‘Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik’ (Ya Allah tolonglah aku untuk berdzikir dan bersyukur serta beribadah yang baik pada-Mu).” [2] Dalam hadits ini digabungkan antara dzikir dan syukur. Begitu pula Allah Ta’ala menggabungkan antara keduanya dalam firman Allah Ta’ala :
    فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

    “ Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al Baqarah : 152). Hal ini menunjukkan bahwa penggabungan dzikir dan syukur merupakan jalan untuk meraih bahagia dan keberuntungan.
  41. Makhluk yang paling mulia adalah yang bertakwa yang lisannya selalu basah dengan dzikir pada Allah. Orang seperti inilah yang menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah. Ia pun menjadikan dzikir sebagai syi’arnya.
  42. Hati itu ada yang keras dan meleburnya dengan berdzikir pada Allah. Oleh karena itu, siapa yang ingin hatinya yang keras itu sembuh, maka berdzikirlah pada Allah.
    Ada yang berkata kepada Al Hasan, “Wahai Abu Sa’id, aku mengadukan padamu akan kerasnya hatiku.” Al Hasan berkata, “Lembutkanlah dengan dzikir pada Allah.”
    Karena hati  ketika semakin lalai, maka semakin keras hati tersebut. Jika seseorang berdzikir pada Allah, lelehlah kekerasan hati tersebut sebagaimana timah itu meleleh dengan api. Maka kerasnya hati akan meleleh semisal itu, yaitu dengan dzikir pada Allah ‘azza wa jalla.
  43. Dzikir adalah obat hati sedangkan lalai dari dzikir adalah penyakit hati. Obat hati yang sakit adalah dengan berdzikir pada Allah.
    Mak-huul, seorang tabi’in, berkata, “Dzikir kepada Allah adalah obat (bagi hati). Sedangkan sibuk membicarakan (‘aib) manusia, itu adalah penyakit.”
  44. Tidak ada sesuatu yang membuat seseorang mudah meraih nikmat Allah dan selamat dari murka-Nya selain dzikir pada Allah. Jadi dzikir adalah sebab datangnya dan tertolaknya murka Allah. Allah Ta’ala berfirman : " Tidak ada sesuatu yang membuat seseorang mudah meraih nikmat Allah dan selamat dari murka-Nya selain dzikir pada Allah. Jadi dzikir adalah sebab datangnya dan tertolaknya murka Allah."

    Allah Ta’ala berfirman :
    وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ

    “ Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim : 7). Dzikir adalah inti syukur sebagaimana telah disinggung sebelumnya. Sedangkan syukur akan mendatangkan nikmat dan semakin bersyukur akan membuat nikmat semakin bertambah.
  45. Dzikir menyebabkan datangnya shalawat Allah dan malaikatnya bagi orang yang berdzikir. Dan siapa saja yang mendapat shalawat (pujian) Allah dan malaikat, sungguh ia telah mendapatkan keuntungan yang besar.

    Allah Ta’ala berfirman :
    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (41) وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا (42) هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا (43)

    “ Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (QS. Al Ahzab : 41-43)
  46. Dzikir kepada Allah adalah pertolongan besar agar seseorang mudah melakukan ketaatan. Karena Allah-lah yang menjadikan hamba mencintai amalan taat tersebut, Dia-lah yang memudahkannya dan menjadikan terasa nikmat melakukannya. Begitu pula Allah yang menjadikan amalan tersebut sebagai penyejuk mata, terasa nikmat dan ada rasa gembira. Orang yang rajin berdzikir tidak akan mendapati kesulitan dan rasa berat ketika melakukan amalan taat tersebut, berbeda halnya dengan orang yang lalai dari dzikir. Demikianlah banyak bukti yang menjadi saksi akan hal ini.
  47. Dzikir pada Allah akan menjadikan kesulitan itu menjadi mudah, suatu yang terasa jadi beban berat akan menjadi ringan, kesulitan pun akan mendapatkan jalan keluar. Dzikir pada Allah benar-benar mendatangkan kelapangan setelah sebelumnya tertimpa kesulitan.
  48. Dzikir pada Allah akan menghilangkan rasa takut yang ada pada jiwa dan ketenangan akan selalu diraih. Sedangkan orang yang lalai dari dzikir akan selalu merasa takut dan tidak pernah merasakan rasa aman.
  49. Dzikir akan memberikan seseorang kekuatan sampai-sampai ia bisa melakukan hal yang menakjubkan. Itulah karena disertai dengan dzikir. Contohnya adalah Ibnu Taimiyah yang sangat menakjubkan dalam perkataan, tulisannya, dan kekuatannya. Tulisan Ibnu Taimiyah yang ia susun sehari sama halnya dengan seseorang yang menulis dengan menyalin tulisan selama seminggu atau lebih. Begitu pula di medan peperangan, beliau terkenal sangat kuat. Inilah suatu hal yang menakjubkan dari orang yang rajin berdzikir.
  50. Orang yang senantiasa berdzikir ketika berada di jalan, di rumah, di lahan yang hijau, ketika safar, atau di berbagai tempat, itu akan membuatnya mendapatkan banyak saksi di hari kiamat. Karena tempat-tempat tadi, gunung dan tanah, akan menjadi saksi bagi seseorang di hari kiamat.
    Kita dapat melihat hal ini pada firman Allah Ta’ala :

    إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1) وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا (2) وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا (3) يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا (5)

    “ Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)?”, pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.” (QS. Az Zalzalah : 1-5)
  51. Jika seseorang menyibukkan diri dengan dzikir, maka ia akan terlalaikan dari perkataan yang batil seperti ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba), perkataan sia-sia, memuji-muji manusia, dan mencela manusia. Karena lisan sama sekali tidak bisa diam. Lisan boleh jadi adalah lisan yang rajin berdzikir dan boleh jadi adalah lisan yang lalai. Kondisi lisan adalah salah satu di antara dua kondisi tadi. Ingatlah bahwa jiwa jika tidak tersibukkan dengan kebenaran, maka pasti akan tersibukkan dengan hal yang sia-sia.

    Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.




    Semoga Artikel tentang 51 Keutamaan Dzikir ini bisa bermanfaat, menginspirasi dan bisa menambah ilmu pengetahuan serta wawasan kita. Aamiin

    * Salam Ukhuwah Islamiyah dari Andi Ibnoe Badawi Mazid