Kami hendak menghibur para wanita yang tengah gundah seperti itu, “Ayolah, jangan murung! Tak perlu sedih. Beginilah ketetapan Allah terhadap anak wanita keturunan Adam. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyampaikan ini kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha, ketika dia mendapati haid sewaktu berhaji.
Aisyah berkisah, “ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengunjungiku pada sebuah safar. Saat itu, aku sedang menangis.
Beliau berkata kepadaku, “ Kamu haid ?”
Kujawab, “Iya.”
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
هذا أمر كتبه الله على بنات آدم
“ Ini adalah keadaan yang Allah tetapkan untuk wanita keturunan Adam.” (HR. Bukhari dan selainnya)
Tak perlu murung. Dalam Shahih Bukhari terdapat hadits riwayat Abu Musa bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
إذا مرض العبد أو سافر كتب الله تعالى له من الأجر مثل ما كان يعمل صحيحا مقيما
” Bila seorang hamba Allah sakit atau bersafar, Allah tetap memberikan pahala baginya sebagaimana bila ia mengerjakan amal salih ketika ia sehat atau mukim (tidak bersafar).”
Haid adalah penyakit yang menghalangi wanita untuk melakukan berbagai hal yang biasanya ia lakukan ketika tidak haid. Dengan demikian, bila ia haid maka ia tetap dinilai beribadah. Tiada lain yang menghalanginya untuk mengerjakan segala ibadah ketaatan yang sudah biasa ia kerjakan melainkan karena haid. Jadi, (meski haid) ia tetap mendapat pahala seperti bila ia mengerjakan amal salih ketika tidak haid.
Tak perlu murung. Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengumumkan kepada para sahabat beliau yang tengah berada di medan jihad, bahwa barang siapa yang mendapat ganjalan untuk berjihad namun dalam hati sebenarnya ia tulus ingin ikut berjihad – namun ternyata ada uzur yang menghalanginya – maka orang tersebut tetap mendapat pahala sama seperti orang yang berjihad.
Diriwayatkan oleh Bukhari dari Anas, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إن بالمدينة رجالا ما قطعتم واديا، ولا سلكتم طريقا إلا شركوكم في الأجر، حبسهم العذر
“ Di Madinah ada seorang lelaki yang yang tak ikut menyusuri lembah bersama kalian, tidak pula turut berjalan bersama kalian, namun ia menyamai kalian dalam pahala. Ada uzur (penghalang) yang telah menghalanginya.”
Meski demikian, ada hal yang wajib disampaikan. Banyak kaum hawa yang sedang haid pada bulan Ramadhan – atau di luar bulan Ramadhan – yang terlalaikan dari berdzikir maupun memperbaiki rohaninya pada bulan ini. Mereka sibuk dengan televisi dan yang serupa dengan itu. Mereka kira, mereka boleh saja menyia-nyiakan waktu pada bulan ini selama mereka sedang haid. Akhirnya, setelah mereka suci (masa haidnya selesai), mereka jadi lemah semangat. Berat bagi mereka untuk kembali menunaikan ibadah-ibadah yang dahulu mereka kerjakan sebelum haid tiba.
Jadi, selama haid, apa saja yang sebaiknya dikerjakan oleh seorang muslimah?
- Membaca Al-Quran tanpa memegang mushaf (baik lewat hafalannya, atau membaca ayat Al-Quran di buku terjemahan Al-Quran).
- Mendengar tilawah Al-Quran dari kaset atau file audio.
- Berzikir.
- Beristigfar.
- Berdoa. Do'akan diri sendiri, orang tua, keluarga, teman-teman, pemerintah, dan kaum muslimin.
- Membaca buku-buku atau artikel agama.
- Beramal salih, seperti menyiapkan makanan berbuka untuk orang yang berpuasa, membantu keluarga atau orang-orang yang perlu bantuan, bersedekah, ikut serta dalam kegiatan amal, dan lain-lain.
Semoga Artikel tentang Amal Sholeh yang Bisa Dilakukan Wanita Haid Pada Bulan Ramadhan? ini bisa bermanfaat, menginpsirasi dan bisa menambah ilmu pengetahuan serta wawasan kita. Aamiin
* Salam Ukhuwah Islamiyah dari Andi Ibnoe Badawi Mazid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar