Ketika  hati ini telah jatuh dalam lembah bernama cinta ..
Ketika  virus-virusnya telah meracuni dan menyebar kesuluruh jiwa ..
Maka  “antibodi” bernama akal sehat telah terkalahkan begitu saja ..
Segala  cara dan upaya dilakukan untuk menunjukkan kepada sang pujaan hati ..
Bahwa  “ INILAH CINTA ... ”
Cinta yang di anugrahkan oleh Rabb kita ..
Cinta  yang indah ..
Cinta yang tulus ..
Cinta yang tidak akan lengkang  oleh waktu, ya karena cinta memang yang begitu ‘Sempurna’...”
Dear  Ayah dan Bunda ..
Tanpa terasa... sudah sekian lama aku hidup  bersama kalian ..
Hidup dalam naungan cinta dan kasih sayang yang  tiada henti bersama kalian ..
Bersama saudara-saudarku.. kakak dan  adik ..
Adalah sebuah karunia yang terindah dalam hidupku ..
Dari  kalian aku tahu ..
Apa itu baik, ... dan apa itu buruk ..
Dari  kalian pula, ... aku belajar berjalan .. 
Dan bertahan dalam kerasnya roda  kehidupan ..
Cinta dan kasih sayang yang kalian tanamkan ..
Telah  mampu menunjukan pada diriku ..
Bahwa hidup dengan cinta itu  sangatlah indah ..
Sangat berwarna ..
Ayah dan Bunda ..
Saat  detik jam berdetak untuk kesekian kalinya ..
Aku tersadar ... Bahwa  aku kini bukan “lelaki kecil” kalian lagi ..
Kata orang aku sudah  beranjak dewasa ... Benarkah????
Entah mengapa ..
Aku mulai  merasakan ada yang berubah pada diriku ..
Fisikku ... kepribadianku ...  sifatku ... bahkan perasaanku ..
Ketika ada seseorang datang dan  memberikan perhatian padaku ..
Aku merasa berbeda ..
Ada  debar-debar aneh dalam hatiku ..
Ketika dia menyapaku ... aku  sangat senang dan tersipu ..
Namun ketika dia menghilang ... aku  merasakan gundah yang luar biasa ..
Terkadang ... hati ini merajuk ..
Ingin  rasanya mendapat perhatian lebih darinya ..
Bukan berarti perhatian  dari kalian tidak memuaskanku ..
Tapi entahlah ... sepertinya  perhatian yang dia berikan padaku terasa 
“berbeda” dari yang kalian  berikan ..
Terasa lebih indah ..
Aku sering marah bila sikapnya  terlalu cuek padaku ..
Sering menangis manakala dia mengacuhkan dan  menyakiti perasaanku ..
Bunda ..
Aku tidak tau.. apa yang  terjadi pada diriku saat ini ??
Apa ada yang salah dengan diriku??
Benarkah  aku telah jatuh hati padanya??
Benarkah virus merah jambu itu telah  membuat hatiku “sakit” seperti ini ...??
Apa dulu bunda merasakan apa  yang aku rasakan sekarang?
Aku tidak tahu ..
Bagimana aku  harus mengatur perasaanku ..
Semua cinta dan sayang yang ada dalam  hatiku ini muncul tanpa aku memintanya ..
Aku tau ..
Mungkin  aku belumlah pantas memupuk rasa ini ..
Tapi aku ini hanya lelaki  biasa yang terkadang tidak mampu menolaknya ..
Aku seperti dirimu  bunda ..
Yang tersenyum manakala senang ..
Yang menangis manakala  sedih ..
Dan marah manakala kecewa ..
Aku ingin belajar hidup  sepertimu ..
Belajar mencintai pasangan seumur hidupku ..
Belajar  mencintai dan menyayangi anak-anakku kelak ..
Ayah dan Bundaku  tercinta ..
Bolehkah aku mengajukan sebuah permintaan padamu??
Ijinkan  aku menikah ..
Ijinkan aku memupuk perasaan dalam hatiku ini ..
Ijinkan  aku untuk mencintainya dan menyayanginya dengan cara yang syar’i ..
Ijinkan  aku hidup bersama orang yang ku cintai ..
Rasanya aku tidak  sanggup ..
untuk membuang jauh-jauh perasaan yang ada dalam hatiku  ini ..
Aku begitu mencintainya ..
Begitu mengharapkanya ..
Tapi  aku tidak bisa menunjukkanya ..
Kecuali bila aku telah resmi  memilikinya ..
Karena itulah jalan yang halal ..
Jalan yang diridhoi  Alloh bagi hambanya yang saling mencinta ..
Jalan yang disamping  kanan-kirinya terhampar limpahan pahala ..
Aku sadar ..
Aku  memang masih muda ..
Bahkan mungkin .. 
kalian masih menganggapku  “lelaki kecil” manja dan kekanak-kanakan ..
Tapi ... apakah usai itu  adalah patokan kedewasaan Ayah??
Apa usia muda itu suatu kesalahan  untuk berumah tangga Bunda??
Aku ingin belajar tentang  kehidupan ..
Aku ingin belajar lebih dalam mengenal cinta dan  sayang ..
Aku ingin belajar lebih dewasa ..
Aku ingin belajar  berumah tangga ..
Permintaanku hanya satu ..
Kepercayaan ...
Agar  aku yakin .. Bahwa aku bisa menjadi seorang suami yang baik sepertimu  ayahku ...
Juga bisa menjadi ayah teladan bagi anak-anakku  kelak .. Semoga ... :)
“ Ketika mulut tak sanggup  mengungkap ... biarkanlah hati yang bicara ..”
Jika nanti aku menikah ..
Mungkinkah  kelak mahar calon istriku, seindah mahar Ummu Sulaim pada Abu  Thalhah ?
“ Cukuplah keislamanmu menjadi maharnya ”
Jika nanti aku  menikah ..
Mungkinkah aku bisa sebijak Ali pada istrinya Fatimah?
Jika nanti aku menikah ..
Mungkinkah aku akan sebahagia dan setegar Ali ?
Yang  menjadikan Fatimah sebagai satu-satunya bidadari baginya ?
Hidup  seperti Ali bin Abi Thalib yang fakir namun pemberani ?
Terkadang  hanya makan sekali sehari dan itupun sebuah roti yang sangat keras  ketika dinikmati?
Jika nanti aku menikah ..
Akankah aku seistimewa  Rasul Mu?
Ketika, Rasulullah berkata pada Aisyah ..
“ Duhai  Aisyah ... ya Khumaira ... engkau adalah istriku dunia akhirat ”
Jika  nanti aku menikah ...
Siap dan sanggupkah aku melepas Imam dalam hidupku ini berjibaku  dalam tuntutan dakwah dan tak banyak waktu untuk memanjakanku?
Jika  nanti aku menikah ..
Akankah cinta ini akan bisa terbagi dengan adil?
Agar  Rabb-ku tak merasa cemburu padaku?
Jika nanti aku menikah ...
Sanggupkah  aku menjadi bertahan bersama bidadariku Menyusuri lautan kehidupan ..
Meski  gelombang tak berhenti membuat layar ini terombang-ambing ..
Dalam  celah sepertiga malamku ... Terselip sebuah doa sederhana ..
Ya  Rabbi ..
Jika nanti aku menikah ..
Jadikanlah Aku sebagai Imam yang  akan mengarahkan Istri dan Anak ku kepada Syariatmu ..
Jadikan aku  sebijak Rosulullah SAW ..
Jadikan aku sebahagia dan setegar Ali yang  bersahaja ..
Jadikan aku seistimewa Umar ..
Dan jadikanlah aku seorang  mujahid yang kelak syahid di jalan-Mu ..
Teruntuk kalian wahai  bidadari dunia ... semoga Allah senantiasa menjagakan
 tahta mu diatas  keimanan dan kecintaan pada-Nya, pada Rosul-Nya, dan 
pada Dien ini ... Aamiin 
      Semoga Artikel tentang 
Jika Aku Menikah, Izinkanlah Aku Menikahinya Karena-Mu Ya Allah ini bisa bermanfaat, menginspirasi dan bisa menambah ilmu pengetahuan serta wawasan kita. Aamiin 
* Salam Ukhuwah Islamiyah dari 
Andi Ibnoe Badawi Mazid