Asam jawa, asam atau asem adalah sejenis buah yang masam rasanya; biasa digunakan sebagai bumbu dalam banyak masakan Indonesia sebagai perasa atau penambah rasa asam dalam makanan, misalnya pada sayur asam atau kadang-kadang kuah pempek.
Kandungan Buah asam yang matang terdiri atas 40-50% bagian yang dapat dimakan, dan per 100 g berisi: air 17,8-35,8 g, protein 2-3 g, lemak 0,6 g, karbohidrat 41,1-61,4 g, serat 2,9 g, abu 2,6-3,9 g, kalsium 34-94 mg, fosfor 34-78 mg, besi 0,2-0,9 mg, tiamin 0,33 mg, riboflavin 0,1 mg, niasin 1,0 mg, dan vitamin C 44 mg. Biji segarnya mengandung 13% air, 20% protein, 5,5% lemak, 59% karbohidrat, dan 2,4% abu. Rasa asamnya disebabkan oleh asam tartarat, yang pada saat matang tidak menghilang tetapi sedikit banyak diimbangi oleh meningkatnya kadar gula.
Oleh karenanya asam, dikatakan orang sebagai buah yang paling asam, sekaligus paling manis. Deskripsi Berperawakan pohon besar yang selalu hijau, tingginya mencapai 30 m, pangkal batangnya mencapai 1-2 m panjangnya dan 2 m diameternya, tajuknya berdaun lebat, memencar melebar, berbentuk bulat; kulit kayunya kasar, retak retak, berwarna coklat keabu-abuan. Daunnya majemuk bersirip ganda, letaknya berselang-seling, berpenumpu, bertangkai; tangkai daunnya mencapai 1,5 cm panjangnya, meninggalkan bekas yang jelas setelah rontok; helaian daunnya berbentuk agak lonjong, ukurannya mencapai 13 cm x 5 cm; anak daunnya berjumlah 8-16 pasang, berbentuk lonjong menyempit, berukuran (1-3,5) cm x (0,5-1) cm, bertepi rata, pangkalnya miring dan membundar, ujungnya membundar sampai sedikit cabik. Perbungaannya bertipe tandan renggang, terletak lateral dan di ujung ranting, panjangnya mencapai 13 cm; bunganya kirakira 3 cm panjangnya, berbau harum; daun kelopaknya berjumlah 4 helai, berbeda bentuknya, panjangnya mencapai 1,5 cm; daun mahkotanya berjumlah 5 helai, yang belakang dan yang samping berukuran besar dan menonjol, berwarna krem dengan peruratannya berwarna merah-coklat, dua helai yang berada di depan berukuran lebih kecil, berbentuk linier, berwarna putih; benang sarinya 3 utas; putiknya 1 buah berbakal biji sampai 18 butir. Buahnya bertipe polong yang agak silindris, lurus atau bengkok, tidak merekah, berujung membulat, ukurannya mencapai 14 cm x 4 cm, berbiji sampai 10 butir, polongnya itu seringkali menyempit tak beraturan di antara dua biji; eksokarpnya mengeras, berwarna keabu-abuan atau lebih sering coklat bersisik, dengan beberapa benang yang kuat di dalamnya; mesokarpnya tebal dan menyerupai sirop, berwarna coklat-kehitaman; endokarpnya tipis, menjangat. Bijinya tak beraturan bentuknya, membelah ketupat memipih, panjangnya mencapai 18 mm, sangat keras dan berwarna coklat.
Daun Asam Jawa (Tamarindus indica L) dapat digunakan sebagai obat penurun kadar kolesterol tinggi dengan kandungan kimia saponin, flavonoid dan tanin. Senyawa aktif flavonoid dan tanin pada tanaman Asam Jawa dapat meningkatkan degradasi/ peluruhan lemak, melalui seuatu peningkatan metabolisme dalam tubuh sehingga terjadi proses pembakaran timbunan lemak.
Selain itu peluruhan lemak oleh
senyawa aktif flavonoid dan tanin melaui pendekatan pemecahan lemak
dikatalisis oleh enzim lipase. Ekstrak yang bersifat aktivator enzim
bersifat dapat mendegradasi lemak sehingga mempunyai potensi sebagai
obat pelangsing alami.
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Spesies : Tamarindus indica L.
Nama
Sunda : Celangi, Tangkal Asem
Minangkabau : Asam Jawa, Kayu Asem, Cumalagi
Madura : Acem
Aceh : Bak Me
Gayo : Acamlagi
Kalimantan : Asam Jawa
Gorontalo : Asang Jawi
Makasar : Camba
Bugis : Cempa.
Perancis : Tamarinier
- Daerah
Sunda : Celangi, Tangkal Asem
Minangkabau : Asam Jawa, Kayu Asem, Cumalagi
Madura : Acem
Aceh : Bak Me
Gayo : Acamlagi
Kalimantan : Asam Jawa
Gorontalo : Asang Jawi
Makasar : Camba
Bugis : Cempa.
- Asing :
Perancis : Tamarinier
Thailand : Ma-kham
Laos : Khaam
Kamboja : Khoua me
Vietnam : Me, trai me
Manfaat dan Khasiat
Penyakit yang bisa diobati :
Laos : Khaam
Kamboja : Khoua me
Vietnam : Me, trai me
Manfaat dan Khasiat
Penyakit yang bisa diobati :
- Asma
- Batuk
- Demam
- Morbili
- Reumatik
- Sariawan
- Sakit panas
- Sakit perut
- Luka baru
- Luka borok
- Eksim, Bisul
- Alergi/biduren
- Gigitan ular bisa
- Rambut rontok
- Bengkak disengat lipan/lebah.
- Batuk
- Demam
- Morbili
- Reumatik
- Sariawan
- Sakit panas
- Sakit perut
- Luka baru
- Luka borok
- Eksim, Bisul
- Alergi/biduren
- Gigitan ular bisa
- Rambut rontok
- Bengkak disengat lipan/lebah.
- Asma
Bahan : 2 potong kulit pohon asam jawa dan adas pulawaras secukupnya
Cara Pembuatan : Kedua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring.
Cara Pemakaian : Diminum 2 kali sehari
- Batuk Kering
Bahan : 3 polong buah asam jawa dan ½ genggam daun saga
Cara Pembuatan : Kedua bahan tersebut direbus dengan 4 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas dan disaring
Cara Pemakaian : Diminum 2 kali sehari ketika pagi dan sore.
- Demam
Bahan : 1 genggam daun asam jawa dan adas pulawaras secukupnya.
Cara membuat : Kedua bahan tersebut direbus dengan ½ liter air sampai mendidih, kemudian disaring
Cara menggunakan : Diminum 2 kali sehari ketika pagi dan sore.
- Morbili
Bahan : 1 - 2 potong buah asam jawa yang telah masak dan 2 rimpang kunyit sebesar ibu jari
Cara Pembuatan : Kunyit diparut, kemudian kedua bahan tersebut dicampur sampai merata
Cara Pemakaian : Digunakan sebagai bedak/obat gosok bagi penderita morbili.
- Reumatik
Bahan : 1 genggam daun asam jawa dan 2-3 biji asam jawa (klungsu =jawa)
Cara Pembuatan : Kedua bahan tersebut ditumbuk halus
Cara Pemakaian : Dipakai untuk kompres bagian yang sakit.
- Sariawan
Bahan : 2 polong buah asam jawa, 2 rimpang temulawak sebesar ibu jari, 1 potong gula kelapa
Cara Pembuatan : Semua bahan tersebut direbus sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring
Cara Pemakaian : diminum biasa.
- Sakit Panas
Bahan : 2 polong buah asam jawa yang telah masak dan garam secukupnya.
Cara membuat: kedua bahan tersebut disedu dengan 1 gelas air panas, kemudian disaring
Cara menggunakan: diminum biasa
Catatan: bagi ibu hamil tidak boleh minum resep ini
- Sakit perut
a) Bahan : 3 polong buah asam jawa yang sudah masak dan kapur sirih dan minyak kayu putih secukupnya
Cara Pembuatan : Semua bahan tersebut dicampur sampai merata
Cara Pemakaian : Digunakan sebagai obat gosok, terutama pada bagian perut.
b) Bahan : 3 polong buah asam jawa dan 1 potong gula aren
Cara Pembuatan : Kedua bahan tersebut disedu dengan 1 gelas air panas, kemudian disaring
Cara Pemakaian : diminum biasa
c) Bahan : 2 polong buah asam jawa dan 1 rimpang kunyit sebesar ibu jari, 1 potong gula kelapa
Cara Pembuatan : Kunyit diparut, kemudian dicampur dengan bahan bahan lainnya
dan diseduh dengan 1 gelas air panas, kemudian disaring
Cara Pemakaian : Diminum biasa.
- Luka baru
Bahan : Daun asam jawa secukupnya
Cara Pembuatan : Daun asam jawa dikunyah sampai lumat
Cara Pemakaian : Ditempelkan pada luka
- Luka borok
Bahan : Beberapa biji asam jawa (klungsu = jawa)
Cara Pembuatan : Biji asam jawa ditumbuk halus
Cara Pemakaian : Ditempelkan pada luka, kemudian diperban
- Eksim dan Bisul
Bahan : 1 genggam daun asam jawa yang masih muda (sinom = jawa) dan 2 rimpang kunyit sebesar ibu jari
Cara Pembuatan : Kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus
Cara Pemakaian : Ditempelkan pada bagian yang sakit
- Alergi/Biduren (Jawa)
Bahan : 2-3 golong buah asam jawa yang telah tua, garam secukupnya dan ¼ sendok kapur sirih.
Cara Pembuatan : Semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas dan disaring
Cara Pemakaian : Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore
- Bengkak karena disengat lipan atau lebah
Bahan : 3 - 5 biji asam jawa dan minyak kayu putih secukupnya
Cara Pembuatan : Biji asam jawa ditumbuk halus
Cara Pemakaian : Bagian yang bengkak dibersihkan terlebih dahulu dengan
kain yang dibasahi dengan minyak kayu putih, kemudian ditaburi/ditempeli
dengan bubukan biji asam jawa tersebut.
- Mencegah rambut rontok
Bahan : Beberapa biji asam jawa
Cara Pemakaian : Sebelum keramas dengan shampo, kepala dimasase terlebih dahulu dengan biji asam jawa
Syarat Tumbuh
Asam tumbuh baik pada variasi kondisi tanah dan iklim yang luas. Tanaman ini tumbuh di tanah berpasir atau tanah liat, mulai dataran rendah sampai dataran menengah (sampai 1000 m dpl., kadang-kadang 1500 m dpl.), yang di situ hujannya tersebar merata atau musim keringnya panjang dan sangat kentara. Sistem perakarannya yang sangat ekstensif berperan positif terhadap tahannya akan kekeringan dan angin kencang. Di daerah tropik basah (curah hujan > 4000 mm) pohon asam tidak mampu berbunga, dan diperlukan kondisi basah pada tahap akhir perkembangan buahnya. Pohon yang masih muda akan mad oleh embun beku yang ringan saja, tetapi pohon dewasanya rupa-rupanya lebih tahan dingin daripada pohon mangga, avokad, dan jeruk nipis.
Asam dapat diperbanyak dengan benih, pencangkokan, penyambungan, dan penempelan. Anakannya yang berumur satu tahun atau kurang sudah cukup besar untuk .ditanam di lapangan, tetapi mungkin sifatnya berbeda dengan induknya. Pohon induk yang baik biasanya diperbanyak secara vegetatif. Penempelan perisai (shield budding) dan penempelan tambalan (patch budding) serta sambung-celah (cleft grafting) merupakan metode yang cepat dan dapat dipercaya, dan kini digunakan dalam perbanyakan skala besar di Filipina, waktunya yang tepat adalah pada bulan sejuk dan kering, yaitu November sampai Januari. Pohon hasil perbanyakan secara penempelan atau penyambungan ditanam di kebun pada awal musim hujan (di Filipina jatuh pada bulan Mei sampai Juni), dengan jarak tanam 8-10 m.
Pemeliharaan
Perawatan pohon asam pada umumnya minim, tetapi di perkebunan buah asam di wilayah Delta Tengah, Thailand, dilakukan pemeliharaan secara intensif. Perlakuan ini dimungkinkan karena pohon hasil penyambungan sudah dapat berbuah pada umur 3-4 tahun. Kultivar yang manis ditanam, dan tanaman genjah yang berkualitas unggul tidak memerlukan pertumbuhan perpanjangan; diduga tingginya permukaan air tanah yang menghambat akar tumbuh lebih dalam itu menolong mengerdilkan pohon. Langkah-langkah pengaturan ukuran pohon mencakup jarak tanam yang rapat (kira-kira 500 batang per hektar) dan pemangkasan untuk memperbaharui cabang penghasil buah. Pohon asam memperoleh perlakuan yang sama seperti pohon buah-buahan lainnya di wilayah itu, mencakup pengairan, pemupukan, dan perlindungan tanaman.
Hama dan Penyakit
Pohon asam merupakan inang berbagai hama, seperti penggerek (shot-hole borers), serangga (toy beetles), ulat pemakan daun, cacing (bagworms), kutu bubuk, dan kutu perisai. Pada beberapa musim, hama penggerek buah mengakibatkan kerusakan serius pada buah yang sedang dalam proses pematangan, menyebabkan berkurangnya hasil yang dapat dipasarkan. Penyakit-penyakit seperti yang dilaporkan dari India meliputi berbagai penyakit busuk pohon dan bakteri bercak daun.
Panen dan Pasca Panen
Panen Di Filipina, buah dari kultivar asam dipanen dalam dua tahap: polong hijau untuk bumbu penyedap, dan polong matang untuk diproses. Buah kultivar manis dipanen dalam dua tahap pula: setengah matang (tahap "maiasebo") dan tahap matang penuh. Pada tahap setengah matang, kulitnya mudah dikupas; daging buahnya berwarna hijau kekuningkuningan dan konsistensinya mirip daging buah apel. Pada tahap matang, daging buahnya mengkerut karena hilang kelembapannya, dan berubah warnanya menjadi coklat kemerah-merahan dan menjadi lengket. Apabila seluruh polongnya akan dijual, buahnya harus dipanen dengan cara menjepitnya untuk menghindari kerusakan polong. Akhirnya polong ini akan jatuh secara alami. Hasil Catatan tentang hasil jarang dijumpai. Dari India dan Sri Langka diperoleh laporan mengenai olahan daging buah per pohon (besar) mencapai 170 kg/tahun; hasil rata-ratanya 80-90 kg. Untuk 100 pohon/ha angka di atas berarti 8-9 ton daging buah olahan per hektar per tahun. Di Filipina, angka 200-300 kg polong/pohon dianggap hasil yang bagus. Kurangnya informasi tentang pembuahan dua-tahunan menunjukkan bahwa pembuahannya cukup teratur. Penanganan pasca panen Buah muda yang digunakan sebagai bumbu masak, dan buah setengah matang atau buah matang yang dimakan dalam keadaan segar, dijual kiloan di pasar. Buah matang untuk diproses mula-mula dikupas, serat-seratnya dibuang, kemudian dijual kiloan dalam bungkus plastik. Buah asam kultivar manis harganya lebih mahal daripada yang asam.
Semoga artikel tentang Asam Jawa ( Tamarindus indica ) ini bisa bermanfaat, menginspirasi dan menambah ilmu pengetahuan serta wawasan kita khususnya dibidang Herbal & Medicinal Plants . Amin
* Salam Ukhuwah Islamiyah dari Andi Ibnoe Badawi Mazid
Syarat Tumbuh
Asam tumbuh baik pada variasi kondisi tanah dan iklim yang luas. Tanaman ini tumbuh di tanah berpasir atau tanah liat, mulai dataran rendah sampai dataran menengah (sampai 1000 m dpl., kadang-kadang 1500 m dpl.), yang di situ hujannya tersebar merata atau musim keringnya panjang dan sangat kentara. Sistem perakarannya yang sangat ekstensif berperan positif terhadap tahannya akan kekeringan dan angin kencang. Di daerah tropik basah (curah hujan > 4000 mm) pohon asam tidak mampu berbunga, dan diperlukan kondisi basah pada tahap akhir perkembangan buahnya. Pohon yang masih muda akan mad oleh embun beku yang ringan saja, tetapi pohon dewasanya rupa-rupanya lebih tahan dingin daripada pohon mangga, avokad, dan jeruk nipis.
Budidaya
Asam dapat diperbanyak dengan benih, pencangkokan, penyambungan, dan penempelan. Anakannya yang berumur satu tahun atau kurang sudah cukup besar untuk .ditanam di lapangan, tetapi mungkin sifatnya berbeda dengan induknya. Pohon induk yang baik biasanya diperbanyak secara vegetatif. Penempelan perisai (shield budding) dan penempelan tambalan (patch budding) serta sambung-celah (cleft grafting) merupakan metode yang cepat dan dapat dipercaya, dan kini digunakan dalam perbanyakan skala besar di Filipina, waktunya yang tepat adalah pada bulan sejuk dan kering, yaitu November sampai Januari. Pohon hasil perbanyakan secara penempelan atau penyambungan ditanam di kebun pada awal musim hujan (di Filipina jatuh pada bulan Mei sampai Juni), dengan jarak tanam 8-10 m.
Pemeliharaan
Perawatan pohon asam pada umumnya minim, tetapi di perkebunan buah asam di wilayah Delta Tengah, Thailand, dilakukan pemeliharaan secara intensif. Perlakuan ini dimungkinkan karena pohon hasil penyambungan sudah dapat berbuah pada umur 3-4 tahun. Kultivar yang manis ditanam, dan tanaman genjah yang berkualitas unggul tidak memerlukan pertumbuhan perpanjangan; diduga tingginya permukaan air tanah yang menghambat akar tumbuh lebih dalam itu menolong mengerdilkan pohon. Langkah-langkah pengaturan ukuran pohon mencakup jarak tanam yang rapat (kira-kira 500 batang per hektar) dan pemangkasan untuk memperbaharui cabang penghasil buah. Pohon asam memperoleh perlakuan yang sama seperti pohon buah-buahan lainnya di wilayah itu, mencakup pengairan, pemupukan, dan perlindungan tanaman.
Hama dan Penyakit
Pohon asam merupakan inang berbagai hama, seperti penggerek (shot-hole borers), serangga (toy beetles), ulat pemakan daun, cacing (bagworms), kutu bubuk, dan kutu perisai. Pada beberapa musim, hama penggerek buah mengakibatkan kerusakan serius pada buah yang sedang dalam proses pematangan, menyebabkan berkurangnya hasil yang dapat dipasarkan. Penyakit-penyakit seperti yang dilaporkan dari India meliputi berbagai penyakit busuk pohon dan bakteri bercak daun.
Panen dan Pasca Panen
Panen Di Filipina, buah dari kultivar asam dipanen dalam dua tahap: polong hijau untuk bumbu penyedap, dan polong matang untuk diproses. Buah kultivar manis dipanen dalam dua tahap pula: setengah matang (tahap "maiasebo") dan tahap matang penuh. Pada tahap setengah matang, kulitnya mudah dikupas; daging buahnya berwarna hijau kekuningkuningan dan konsistensinya mirip daging buah apel. Pada tahap matang, daging buahnya mengkerut karena hilang kelembapannya, dan berubah warnanya menjadi coklat kemerah-merahan dan menjadi lengket. Apabila seluruh polongnya akan dijual, buahnya harus dipanen dengan cara menjepitnya untuk menghindari kerusakan polong. Akhirnya polong ini akan jatuh secara alami. Hasil Catatan tentang hasil jarang dijumpai. Dari India dan Sri Langka diperoleh laporan mengenai olahan daging buah per pohon (besar) mencapai 170 kg/tahun; hasil rata-ratanya 80-90 kg. Untuk 100 pohon/ha angka di atas berarti 8-9 ton daging buah olahan per hektar per tahun. Di Filipina, angka 200-300 kg polong/pohon dianggap hasil yang bagus. Kurangnya informasi tentang pembuahan dua-tahunan menunjukkan bahwa pembuahannya cukup teratur. Penanganan pasca panen Buah muda yang digunakan sebagai bumbu masak, dan buah setengah matang atau buah matang yang dimakan dalam keadaan segar, dijual kiloan di pasar. Buah matang untuk diproses mula-mula dikupas, serat-seratnya dibuang, kemudian dijual kiloan dalam bungkus plastik. Buah asam kultivar manis harganya lebih mahal daripada yang asam.
Semoga artikel tentang Asam Jawa ( Tamarindus indica ) ini bisa bermanfaat, menginspirasi dan menambah ilmu pengetahuan serta wawasan kita khususnya dibidang Herbal & Medicinal Plants . Amin
* Salam Ukhuwah Islamiyah dari Andi Ibnoe Badawi Mazid
0 komentar:
Posting Komentar