Perlu kita mengingat kembali Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang terjemahannya :
“Sesungguhnya
telah ada dalam diri Rosulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah." ( Al-Ahzab : 33, 21).
Dalam
berbagai aktivitas dan pola kehidupan Rosulullah SAW memang sudah dirancang oleh Allah Subhaanahu wa ta’ala sebagai
contoh teladan yang baik (uswatun hasanah) bagi semua manusia. Teladan ini
mencakup berbagai aspek kehidupan termasuk dalam hal pola makan yang
bermuara pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Kesehatan merupakan
aset kekayaan yang tak ternilai harganya. Ketika nikmat kesehatan
dicabut oleh Allah SWT maka manusia rela mencari
pengobatan dengan biaya yang mahal bahkan ke tempat yang jauh sekalipun.
Sayangnya, hanya sedikit orang yang penduli dan memelihara nikmat
kesehatan yang Allah SWT telah anugerahkan sebelum
dicabut kembali oleh-Nya.
Karena Allah telah menegaskan kepada kita
bahwa Beliau (Rosulullah) adalah suri tauladan, inilah teladan yang bisa kita
ikuti bagaimana pola makan Rosulullah SAW agar
Sehat dan berberkah dan mendapatkan amal.
Asupan awal kedalam tubuh
Rosulullah adalah udara segar pada waktu subuh. Beliau bangun sebelum
subuh dan melaksanakan qiyamul lail. Para pakar kesehatan menyatakan,
udara sepertiga malam terakhir sangat kaya dengan oksigen dan belum
terkotori oleh zat-zat lain, sehingga sangat bermanfaat untuk
optimalisasi metabolisme tubuh. Hal itu sangat besar pengaruhnya
terhadap vitalitas seseorang dalam aktivitasnya selama seharian penuh.
Rasulullah SAW pernah bersabda :
“ Dua nikmat yang sering kali manusia tertipu oleh keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang”. (HR. Bukhari no. 6412).
Dalam hadist lain disebutkan Rosulullah SAW bersabda :
“ Nikmat
yang pertama kali ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat
kelak adalah ketika dikatakan kepadanya, “Bukankah Aku telah menyehatkan
badanmu serta memberimu minum dengan air yang menyegarkan? ” (HR. Tirmidzi: 3358. dinyatakan shahih oleh Syaikh al-Albani).
Menurut
Indra Kusumah SKL, S.Psi dalam bukunya “Panduan Diet ala Rasulullah”,
kesehatan sering dilupakan, padahal ia seakan-akan bisa diumpamakan
sebagai mahkota indah di atas kepala orang-orang sehat yang tidak bisa
dilihat kecuali oleh orang-orang yang sakit.
Sepintas masalah makan
ini tampak sederhana, namun ternyata dengan pola makan yang dicontohkan
Rosulullah SAW. Beliau terbukti memiliki tubuh
yang sehat, kuat dan bugar.
Ketika Kaisar romawi mengirimkan bantuan
dokter ke Madinah, ternyata selama setahun dokter tersebut kesulitan
menemukan orang yang sakit. Dokter tersebut bertanya kepada Rosulullah SAW tentang rahasia kaum muslimin yang sangat
jarang mengalami sakit.
Seumur hidupnya, Rosulullah hanya pernah
mengalami sakit dua kali sakit. Pertama, ketika diracun oleh seorang
wanita Yahudi yang menghidangkan makanan kepada Rosulullah SAW di Madinah. Kedua, ketika menjelang
wafatnya.
Pola makan seringkali dikaitkan dengan pengobatan karena
makanan merupakan penentu proses metabolisme pada tubuh kita. Pakar
kesehatan selama ini mengenal dua bentuk pengobatan yaitu pengobatan
sebelum terjangkit penyakit atau preventif (ath thib Al wiqo’i) dan
pengobatan setelah terjangkit penyakit (at thib al’ilaji).
Dengan
mencontoh pola makan Rosulullah SAW, kita
sebenarnya sedang menjalani terapi pencegahan penyakit dengan makanan
(attadawi bil ghidza).
Hal itu jauh lebih baik dan murah daripada
harus berhubungan dengan obat-obat kimia senyawa sintetik yang
hakikatnya adalah racun, berbeda dengan pengobatan alamiah Rosulullah SAW melalui makanan dengan senyawa kimia
organik.
Beberapa gambaran pola hidup sehat Rosulullah SAW berdasarkan berbagai riwayat yang bisa dipercaya, sebagai berikut :
1.
Di pagi hari, Rosulullah SAW menggunakan siwak
untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi. Organ tubuh tersebut merupakan
organ yang sangat berperan dalam konsumsi makanan. Apabila mulut dan
gigi sakit, maka biasanya proses konsumsi makanan menjadi terganggu.
2.
Di pagi hari pula Rosulullah SAW membuka menu
sarapannya dengan segelas air dingin yang dicampur dengan sesendok madu
asli. Khasiatnya luar biasa. Dalam Al-Qur’an, madu merupakan syifaa
(obat) yang diungkapkan dengan isim nakiroh menunjukkan arti umum dan
menyeluruh. Pada dasarnya, bisa menjadi obat berbagai penyakit. Ditinjau
dari ilmu kesehatan, madu berfungsi untuk membersihkan lambung,
mengaktifkan usus-usus dan menyembuhkan sembelit, wasir dan peradangan.
“ Sesungguhnya
Rosulullah SAW minum air zamzam sambil berdiri.“ (Diriwayatkan oleh
Ahmad bin Mani’, dari Husyaim, dari `Ashim al Ahwal dan sebagainya, dari
Sya’bi, yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.)
“ Sesungguhnya
Rosulullah SAW menarik nafas tiga kali pada bejana bila Beliau minum.
Beliau bersabda : “ Cara seperti ini lebih menyenangkan dan menimbulkan
kepuasan.” (Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id, dan diriwayatkan pula
oleh Yusuf bin Hammad,keduanya menerima dari `Abdul Warits bin Sa’id,
dari Abi `Ashim, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
“ Minuman
yang paling disukai Rosulullah SAW adalah minuman manis yang
dingin.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi `Umar, dari Sufyan, dari Ma’mar,
dari Zuhairi, dari `Urwah, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
3.
Masuk waktu dhuha (pagi menjelang siang), Rosulullah SAW senantiasa mengonsumsi tujuh butih kurma ajwa’ (matang).
Rosulullah SAW pernah bersabda, “Barang siapa
yang makan tujuh butir kurma, maka akan terlindungi dari racun”.
Hal
itu terbuki ketika seorang wanita Yahudi menaruh racun dalam makanan
Rosulullah pada sebuah percobaan pembunuhan di perang khaibar. Racun
yang tertelan oleh Rosulullah SAW kemudian
dinetralisir oleh zat-zat yang terkandung dalam kurma. Salah seorang
sahabat, Bisyir ibu al Barra’ yang ikut makan tersebut akhirnya
meninggal, tetapi Rosulullah SAW selamat dari
racun tersebut.
4. Menjelang sore hari, menu Rosulullah biasanya
adalah cuka dan minyak zaitun. Selain itu, Rosulullah juga mengonsumi
makanan pokok seperti roti. Manfaatnya banyak sekali, diantaranya
mencegah lemah tulang, kepikunan di hari tua, melancarkan sembelit,
menghancurkan kolesterol dan melancarkan pencernaan. Roti yang dicampur
cuka dan minyak zaitun juga berfungsi untuk mencegah kanker dan menjaga
suhu tubuh di musim dingin.
“ Keluarga Nabi SAW tidak pernah makan
roti sya’ir sampai kenyang dua hari berturut-turut hingga Rosulullah SAW wafat.” (Diriwayatkan oleh Muhammad bin al Matsani, dan diriwayatkan
pula oleh Muhammad bin Basyar, keduanya menerima dari Muhammad bin
Ja’far, dari Syu’bah, dari Ishaq, dari Abdurrahman bin Yazid, dari al
Aswad bin Yazid, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
Sya’ir, khintah dan
bur, semuanya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan “gandum”
sedangkan sya’ir merupakan gandum yang paling rendah mutunya. Kadang
kala ia dijadikan makanan ternak, namun dapat pula dihaluskan untuk
makanan manusia. Roti yang terbuat dari sya’ir kurang baik mutunya
sya’ir lebih dekat kepada jelai daripada gandum.
Abdurrahman bin
Yazid dan al Aswad bin Yazid bersaudara, keduanya rawi yang
tsiqat.”Rosulullah SAW. tidak pernah makan di atas meja dan tidak pernah
makan roti gandum yang halus, hingga wafatnya.”(Diriwayatkan oleh
`Abdullah bin `Abdurrahman, dari’Abdullah bin `Amr –Abu Ma’mar-, dari
`Abdul Warits, dari Sa’id bin Abi `Arubah, dari Qatadah, yang bersumber
dari Anas r.a.)
Sesungguhnya Rosulullah bersabda: “Saus yang paling enak adalah cuka.”
Abdullah
bin `Abdurrahman berkata : “Saus yang paling enak adalah
cuka.”(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Shal bin `Askar dan `Abdullah
bin`Abdurrahman,keduanya menerima dari Yahya bin Hasan,dari Sulaiman bin
Hilal, Hisyam bin Urwah, dari bapaknya yang bersumber dari `Aisyah
r.a.)
Rosulullah SAW bersabda : “Makanlah minyak zaitun dan
berminyaklah dengannya. Sesungguhnya ia berasal dari pohon yang
diberkahi.”(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu Ahmad az
Zubair, dan diriwayatkan pula oleh Abu Nu’aim, keduanya menerima dari
Sufyan, dari Abdullah bin `Isa, dari seorang laki-laki ahli syam yang
bernama Atha', yang bersumber dari Abi Usaid r.a.)
5. Di malam hari,
menu utama makan malam Rosulullah adalah sayur-sayuran. Beberapa riwayat
mengatakan, Rosulullah Shallallahu’alaihi wa sallam selalu mengonsumsi
sana al makki dan sanut. Menurut Prof. Dr. Musthofa, di Mesir deudanya
mirip dengan sabbath dan ba’dunis. Mungkin istilahnya cukup asing bagi
orang di luar Arab, tapi dia menjelaskan, intinya adalah sayur-sayuran.
Secara umum, sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama yaitu
menguatkan daya tahan tubuh dan melindungi dari serangan penyakit.
6.
Rosulullah SAW tidak langsung tidur setelah
makan malam. Beliau beraktivitas terlebih dahulu supaya makanan yang
dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah dicerna.
Caranya juga bisa dengan sholat.
7. Disamping menu wajib di atas,
ada beberapa makanan yang disukai Rosulullah tetapi tidak rutin
mengonsumsinya. Diantaranya, tsarid yaitu campuran antara roti dan
daging dengan kuah air masak. Beliau juga senang makan buah yaqthin atau
labu air, yang terbukti bisa mencegah penyakit gula. Kemudian, beliau
juga senang makan buah anggur dan hilbah (susu).
“ Nabi SAW
memakan qitsa dengan kurma (yang baru masak).”(Diriwayatkan oleh Isma’il
bin Musa al Farazi, dari Ibrahim bin Sa’id, dari ayahnya yang bersumber
dari `Abdullah bin Ja’far r.a.)
Qitsa adalah sejenis buah-buahan
yang mirip mentimun tetapi ukurannya lebih besar (Hirbis) “ Sesungguhnya
Nabi saw memakan semangka dengan kurma (yang baru masak)” (Diriwayatkan
oleh Ubadah bin `Abdullah al Khaza’i al Bashri, dari Mu’awiyah bin
Hisyam,dari Sufyan, dari Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya, yang
bersumber dari `Aisyah r.a.)
8. Rosulullah SAW sering menyempatkan diri untuk berolahraga. Terkadang beliau
berolahraga sambil bermain dengan anak-anak dan cucu-cucunya. Pernah
pula Rosulullah lomba lari dengan istri tercintanya, Aisyah
radiyallahu’anha.
9. Rosulullah shallallahu’alaihi wa sallam
tidak menganjurkan umatnya untuk begadang. Hal itu yang melatari, beliau
tidak menyukai berbincang-bincang dan makan sesudah waktu isya.
Biasanya beliau tidur lebih awal supaya bisa bangun lebih pagi.
Istirahat yang cukup dibutuhkan oleh tubuh karena tidur termasuk hak
tubuh.
10. Pola makan Rosulullah SAW
ternyata sangat cocok dengan irama biologi berupa siklus pencernaan
tubuh manusia yang oleh pakar kesehatan disebut circadian rhytme (irama
biologis).
Fakta-fakta di atas menunjukkan pola makan Rosulullah
ternyata sangat cocok dengan irama biologi berupa siklus pencernaan
tubuh manusia yang oleh pakar kesehatan disebut circadian rhytme (irama
biologis). Inilah yang disebut dengan siklus alami tubuh yang menjadi
dasar penerapan Food Combining (FC).
Selain itu, ada beberapa
makanan yang dianjurkan untuk tidak dikombinasikan untuk dimakan secara
bersama-sama. Makanan-makanan tersebut antara lain:
- Jangan minum susu bersama makan daging.
- Jangan makan ayam bersama minum susu.
- Jangan makan ikan bersama telur.
- Jangan makan ikan bersama daun salad.
- Jangan minum susu bersama cuka.
- Jangan makan buah bersama minum susu