Buncis adalah merupakan sejenis polong-polongan yang dapat dimakan. Buah, biji, dan daunnya dimanfaatkan sebagai.bahan makanan nabati yang biasa dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia. Semak
tegak atau membelit, panjang 0,3-3 m. Daun penumpu tetap melekat lama.
Anak daun bulat telur, dengan pangkal membulat, meruncing, kedua belah
sisi berambut, 5-13 kali 4-9 cm. Tandan bunga duduk di ketiak, dengan
1-2 pasangan bunga. Tangkai tandan masif, setinggi-tingginya 6 cm,
kerapkali Iebih pendek. Anak daun pelindung di bawah kelopak panjang 3-9
mm. Kelopak tinggi 5-8 mm, gigi yang teratas sangat pendek. Mahkota
hampir selalu putih, menjadi kuning, kadang-kadang ungu; bendera pada
pangkalrrya dengan 2 telinga; lunas memutar kurang dari 2 kali; sayap
berkuku panjang. Benang sari bendera Iepas, lainnya bersatu. Tangkai
putik dekat ujung berjanggut. Polongan sangat berubah bentuk dan ukuran.
Biji putih, kuning, merah, lila, coklat atau hitam. Keping biji dari
tanaman kecambah muncul di atas tanah. Dari Amerika; banyak ditanam.
Catatan: Biji dan buah dijumpai dalam banyak variasi dan diperdagangkan
dengan nama yang sangat berbeda sebagai sayuran, buncis coklat dan
putih, buncis spercie dan snijbonen, buncis peluru dan kievitsbonen,
dsb. Bagian yang Digunakan Buah dan Biji.
Dalam sistematika tumbuhan (
taksonomi), tanaman buncis diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom: Plantae
Divisi: Spermatophyta
Sub Divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotiledonae
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Genus: Phaseolus
Species: Phaseolus vulgaris L
- Informasi Rinci Komposisi Kandungan Nutrisi/Gizi Pada Buncis :
Nama Bahan Makanan :
Buncis
Nama Lain / Alternatif : -
Banyaknya Buncis yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Buncis yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 90 %
Jumlah Kandungan Energi Buncis = 35 kkal
Jumlah Kandungan Protein Buncis = 2,4 gr
Jumlah Kandungan Lemak Buncis = 0,2 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Buncis = 7,7 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Buncis = 65 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Buncis = 44 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Buncis = 1 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Buncis = 630 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Buncis = 0,08 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Buncis = 19 mg
Khasiat / Manfaat Buncis : - (Belum Tersedia)
Huruf Awal Nama Bahan Makanan : B
Sumber Informasi Gizi : Berbagai publikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia serta sumber lainnya.
- Hasil Penelitian Kandungan Gizi Buncis Yang Lain :
Nama Bahan Makanan :
Buncis (Versi DKBM P3G '90)
Banyaknya Buncis yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Buncis yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 90 %
Jumlah Kandungan Energi Buncis = 34 kkal
Jumlah Kandungan Protein Buncis = 2,4 gr
Jumlah Kandungan Lemak Buncis = 0,3 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Buncis = 7,2 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Buncis = 101 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Buncis = 42 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Buncis = 0,7 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Buncis = 0 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Buncis = 0,05 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Buncis = 11 mg
Nama
Phaseoli Semen, Fabarum Semen; Buncis. Phaseoli Fructus, Phaseoli Legumina; Buah Buncis, kacang Buncis
Manfaat dan Khasiat:
- Kencing manis
- Pelancar ASI
Bahan: Buah Buncis 250 grm
Cara pembuatan: Dikukus
Cara Pemakaian: Dimakan sebagai lalap tiga kali sehari, tiap kali makan 250 gram.
Kandungan:
- Alkaloid
- Flavonoida
- Saponin
- Triterpenoida
- Steroida
- Stigmasterin
- Trigonelin
- Arginin
- Asam amino
- Asparagin
- Kholina
- Tanin
- Fasin (toksalbumin)
- Zat pati
- Vitamin
- Mineral.
Umumnya,
sistem perakaran berbagai jenis buncis tidak besar atau ekstensif,
percabangan lateralnya dangkal. Akar tunggang yang terlihat jelas
biasanya pendek, tetapi pada tanah remah yang dalam, akar dapat tumbuh
hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil berkembang
pada akar lateral. Sistem perakaran yang menjangkar kuat adalah sifat
penting untuk panen dengan mesin. Berbagai kultivar P. vulgaris adalah
tanaman musim panas yang membelit dan merambat. Selain bentuk merambat
indeterminate dan tidak merambat, ada bentuk kerdil (semak) determinate
dan indeterminate. Kultivar bentuk semak determinate yang ada sekarang
ini berbeda dengan bentuk merawbat indeterminate - yang terdahulu
memiliki dominansi apikal yang lebih rendali, dan sedikit atau tidak
tanggap terhadap fotoperiod hari-pendek. Kultivar indeterminate merambat
dan tegak memiliki percabangan yang lebih banyak dan, dengan jumlah
buku pembungaan lebih banyak, memiliki potensi hasil yang lebih besar.
Panjang batang tipe merambat dapat mencapai 3 m, dengan lebih dari 25
buku pembungaan. Bentuk ini sangat mudah rebah, dan karena itu, umumnya
ditopang dengan lanjaran atau tiang. Bentuk semak determinate memang
pendek, beberapa jenis tidak lebih tinggi dari 60 cm, memiliki jumlah
buku sedikit, dan perbungaannya terbentuk di ujung batang tanaman. Daun
buncis beranak daun-tiga dan menyirip. Kultivar sekarang memiliki daun
kecil sehingga meningkatkan penetrasi cahaya ke dalam kanopi tanaman,
khususnya untuk penanaman yang sangat rapat. Walaupun sifat ini
cenderung meningkatkan hasil-total, ukuran daun kecil menghasilkan
ukuran polong yang kecil pula. Bunga berukuran besar dan mudah terlihat,
berwarna putih, merah jambu, atau ungu. Bunga ini sempurna, dan,
seperti halnya kapri, memiliki 10 benang sari, 9 di antaranya menyatu
membentuk tabung yang melingkupi bakal buah panjang, dan satu benang
sari teratas terpisah dari yang lain. Bunga menyerbuk sendiri dan
umumnya jarang terjadi persilangan terbuka. Polong tanaman ini hampir
selalu memanjang, bukan membesar; panjangnya berkisar dari 8 hingga 20
cm atau lebih, dengan lebar mulai kurang dari 1 cm hingga beberapa cm.
Bergantung pada kultivar, ujung polong - dapat meruncing atau tumpul;
bentuk potongan melintangnya beragam, mulai dari bundar hingga oval
memanjang, dan beberapa jenis berbentuk hati. Polong sebagian besar
kultivar terbaru agak lurus, walaupun beberapa jenis biasanya
melengkung. Sebagian besar kultivar memiliki polong berwarna hijau muda
hingga hijau kebituan tua; yang lain kuning (berlilin), ungu, atau
multiwarna.Jumlah serat polong dan laju perkembangannya juga beragam.
Melalui pemuliaan selektif,.serat dapat sangat berkurang. Sifat
tanpa-urat telah diintroduksi lebih dari 100 tahun yang lalu. Sekarang,
hanya nenek moyangnya dan kultivar buncis tua lain sajalah yang memiliki
serat lir-benang yang kuat. Calvin Keeney, petani produsen benih dari
LeRoy, New York, mendapat penghargaan karena mengintroduksikan kultivar
tanpa-urat sekitar tahun 1800. Sifat tanpa-urat adalah sifat resesif dan
telah berhasil digabungkan ke dalam sebagian besar kultivar yang
ditanam dewasa ini. Kultivar tipe tanpa-urat juga merigandung lebih
sedikit serat dinding. Namun, di AS, `string bean' (kacang buncis
berurat) cenderung tetap digunakan untuk menyebut buncis. Kata `urat'
digunakan karena kacang ini memiliki serat lir-benang yang kuat pada
sisi dorsal (perut) dan ventral (punggung) polong, urat pada sisi dorsal
lebih kuat. Ketika biji telah matang sempurna, polong akan membelah
terbuka. Istilah 'snap' mungkin berasal dari suara yang terdengar ketika
polong segar patah. Sebagian besar polong buncis tidak berbulu
(glaborous); sedikit di antaranya yang berbulu halus. Polong tidak
memiliki kelopak daun yang persisten sebagaimana yang dimiliki kapri.
Jumlah biji adalah sifat lain kultivar; sebagian besar kultivar buncis
berbiji tiga hingga lima; tipe buncis bijian atau buncis segar cenderung
berbiji lebih banyak. Ukuran dan bobot biji matang sangat beragam,
panjangnya berkisar dari 5 mm hingga 20 mm, dan bobot biji
Walaupun
tidak menghasilkan jumlah protein dan kalori setinggi buncis bijian
kering, buncis sayuran merupakan sumber protein, vitamin, dan mineral
yang penting. Selain dikonsumsi dalam bentuk polong yang dimasak, di
Afrika dan Amerika Latin, tajuk dan daunnya biasa digunakan sebagai
lalapan. Yang juga dimakan adalah biji yang keras, besar, tetapi masih
muda (biji kupasan segar), dan, dalam jumlah yang lebih terbatas, biji
kering beberapa kultivar.
Rata-rata
suhu udara 20-25°C sudah optimum untuk pertumbuhan dan hasil . tinggi.
Buncis berlanjaran cenderung tumbuh lebih baik pada suhu agak lebih
dingin, dan lebih peka terhadap suhu tinggi pada saat pembungaan
ketimbang tipe semak. Cekaman panas berpengaruh buruk terhadap
pembentukan polong, dan beberapa kultivar lebih toleran ketimbang yang
lain. Suhu tanah yang sesuai adalah 18-30°C. Buncis peka terhadap
kekeringan dan genangan. Idealnya, lengas harus tersebar merata
sepanjang pertumbuhan; 250-450 mm biasanya sudah memadai. Untuk
memperoleh hasil tinggi, perlu diperhatikan pengelolaan lengas yang
baik. Kelengasan tanah harus mendekati kapasitas lapangan, khususnya
selama pembungaan; penggenangan menyebabkan anoksia (kekurangan
oksigen), buncis peka terhadap kondisi ini, dan menyebabkan meningkatnya
serangan penyakit busuk akar. Cekaman lengas berpengaruh terhadap hasil
polong, jumlah dan ukuran biji, selain terhadap warna, kandungan serat,
dan kekerasan biji. Selain perkecambahan, pembungaan dan perkembangan
polong paling peka terhadap kekurangan air. Angin kering dapat
menyebabkan gugur bunga. Tanah lempung liat yang berdrainase baik,
remah, dan bertekstur medium sangat sesuai untuk produksi buncis.
Pertumbuhan sangat berkurang bila tanah dipadatkan. Tanah yang agak asam
paling disukai; pH optimum berkisar antara 6,0 dan 6,5. Sebagian besar
kultivar buncis yang ada sekarang ini tidak peka terhadap fotoperiod.
Namun, kultivar tertentu hanya menghasilkan tunas bunga selama hari
pendek. Perilaku yang menarik adalah sifat daun buncis yang menghadap
dan mengikuti matahari, sifat yang meningkatkan efisiensi fotosintesis.
Sebaliknya, selama periode kelebihan panas dan kelengasan tanah rendah,
daun akan memutar sejajar dengan cahaya matahari sehingga menurunkan
suhu daun. Hasil berkurang jika tanaman ternaungi. Zat hara Sebagian
besar kultivar memiliki sistem perakaran yang relatif kecil, dan
karenanya sering memiliki kemampuan menyerap zat hara yang terbatas
sehingga umumnya memerlukan pasokan pupuk tambahan. Kultivar
determinate, khususnya, tidak dapat memperoleh nitrogen yang tefiksasi
Rhizobium; dengan demikian, diperlukan pemupukan untuk perkembangan
tanaman yang jagur. Bentuk nitrogen nitrat lebih disukai ketimbang
bentuk amonium. Fosfor sangat penting selama pertumbuhan awal tanaman.
Dosis pemupukan harus memperhatikan populasi tanaman karena penanaman
yang sangat rapat umumnya memerlukan kadar pupuk tambahan yang tinggi
pula. Buncis peka terhadap salinitas, dan selama penanaman, biji tidak
boleh bersinggungan langsung dengan pupuk. Buncis sangat peka terhadap
kelebihan boron tanah.
Penanaman
dan jarak tanam Kotiledon besar biji buncis mudah pecah akibat
kerusakan fisik, yang dapat terjadi selama panen biji, pembersihan, dan
penanaman. Perkecambahan biji buncis adalah epigeal, dan hilangnya
kotiledon seluruhnya atau sebagian dapat mempengaruhi pertumbuhan
kecambah dan hasil tanaman. Akibat buruk dari berkurangnya kekerasan
biji adalah biji semakin mudah rusak. Perbaikan peralatan pemanen biji,
seperti penggunaan sabuk karet sebagai pengganti silinder besi untuk
memisahkan biji, sangat mengurangi kerusakan. Perkecambahan biji optimum
teqadi pada suhu 25-30°C; suhu kurang dari 10°C dan di atas 35°C tidak
memungkinkan perkecambahan (tabel 22.3). Pada kondisi yang baik,
kemunculan kecambah dapat berlangsung dalam 7- 12 hari. Ketika ditanam
di tanah dingin, perkecambahan berlangsung lambat, dan sering terjadi
pembusukan benih. Perlakuan benih dengan fungisida pelindung berguna
untuk meminimumkan pembusukan benih. Benih sering diuji dengan
perkecambahan tanah dingin untuk mengukur potensi kejagurannya pada
kondisi buruk.Perkecambahan buruk sering teriihat pada benih kultivar
berkulit biji putih dibandingkan dengan kultivar berkulit biji gelap.
Pemulia tanaman telah berhasil meningkatkan sifat ini pada kultivar
berkulit biji putih yang baru. Kedalaman penanaman berkisar 3-8 cm.
Kadang-kadang, benih ditanam dalam parit dangkal yang kemudian ditimbun
seiama penyiangan. Untuk memperoleh hasil tinggi, banyak buncis semal;
ditanam pada kerapatan sekitar 40 tanaman/m2. Kerapatan tinggi dicapai
melalui penanaman dengan jarak barisan rapat atau dengan cara sebar.
Metode penanaman ini tidak cocok untuk panen dengan tangan, tetapi
sangat sesuai untuk panen dengan mesin. Jarak tanam lebar digunakan
untuk memungkinkan panen dengan tangan dalam produksi buncis
berlanjaran, karena tanaman indeterminate ini dapat dipanen berulang
kali. Buncis berianjaran biasanya ditanam dengan jarak sekitar 10 cm
dalam barisan, dengan jarak antarbarisan sekitar 120-150 cm. Penanaman
buncis berlanjaran di atas gundukan dilakukan dengan jarak tanam bujur
sangkar, dari 90 hingga 120 cm. Penanaman di atas gundukan (hill) ini
biasanya menggunakan 5-6 biji per lubang tanam, yang kemudian
dijarangkan menjadi sekitar tiga tanaman. Di beberapa bagian aropika dan
subtropika, buncis berlanjaran ditanam dengan atau setelah tanaman
jagung atau okra, sering menggunakan batang tanaman ini sebagai
lanjaran. Kerapatan fanaman buncis semak untuk panen dengan tangan
adalah 45.000-60.000 tanaman per hektar, sedangkan dalam penanaman
kerapatan tinggi untuk panen dsngan mesin adalah 250.000-450.000 tanaman
per hektar. Penggunaan mesin panen baris jamak memungkinkan penanaman
dengan kerapatan tinggi dalam barisan rapat. Walaupun jarak tanam sangat
rapat cenderung mengurangi warna polong, hal ini sering dimaklumi untuk
memperoleh hasil tinggi. Namun, penanaman sangat rapat dapat
meningkatkan kemungkinan terserang penyakit. Meningkatnya penggunaan
mesin penanam menghasilkan jarak tanam yang akurat, dan mengurangi
jumlah benih yang ditanam; biaya pengadaan benih yang mahal juga
cenderung menurunkan dosis penanaman.
Layu
bakteri, Bercak coklat bakteri, Hawar umum, Hawar fuscous (basah),Hawar
melingkar, Fungi Bercak daun dan polong, Bercak daun kotak Bercak daun
ascochyta, Bercak daun cercospora, Embun jelaga Embun jelaga faba, Busuk
akar fusarium, Penyakit kuning fusarium Busuk abu-abu, Bercak daun
phyllosUcta, Hawar polong Embun tepung Erysiphe polygoni Busuk akar dan
rebah kecambah Pythium spp., jugaAphanomyces, Kudis kara kratok
Antraknosa batang, Layu verticillium Busuk putih
Panen
buncis tipe semak dapat dipanen pada umur 60-70 hari; sedangkan buncis
tipe merambat umumnya memerlukan sekitar 10-20 hari lebih lama.
Penentuan saat panen buncis segar didasarkan pada fase.pertumbuhan
polong. Untuk memperoleh hasil tinggi, polong buncis harus mencapai
panjang maksimum sebelum pembesaran biji terlihat nyata dan selama masih
sukulen. Situasi yang ideal adalah memanen seluruh polong pada fase
perkembangan yang sama. Pengukuran derajat-hari sering digunakan untuk
memperkirakan dan menjadwalkan panen buncis segar di negara maju. Di
sebagian besar dunia, panen buncis semak dan buncis berlanjaran umumnya
dilakukan dengan tangan karena mesin tidak tersedia dengan biaya murah
di berbagai negara. Buncis berlanjaran, yang memiliki pembungaan tidak
terbatas, dapat dipanen pada periode yang relatif lebih panjang
ketimbang dpe semak; akibatnya, hasilnya biasanya lebih Unggi. Selain
hasilnya mungkin lebih tinggi, produksi buncis berlanjaran menguntungkan
karena dapat lebih baik beradaptasi dengan kondisi curah hujan tinggi,
dengan rendahnya kelembapan dalam kanopi daun dan serangan penyakit.
Selain itu, karena tidak tersentuh tanah, polong yang dihasilkan bersih
dan tumbuh lurus. Namun, produksi buncis semak terus meningkat
dibandingkan dengan buncis berlanjaran karena biaya produksinya lebih
rendah. Agar panen dengan mesin dapat berhasil dengan baik, peralatan
dan tanaman harus cocok. Kultivar yang ada sekarang memudahkan
mekanisasi karena memiliki pembungaan dan pembentukan polong yang
terpusat, pola pertumbuhan tegak dengm polong terbentuk pada pertengahan
hingga pucuk tanaman, daun lebih sedikit, cenglceraman akar terhadap
tanah kuat, dan tahan terhadap beberapa jenis penyakit. Semua faktor
tersebut meningkatkan keefektifan kerja peralatan panen, yang bertumpu
pada proses perlucutan polong dengan garpu besi yang menyisir daun.
Polong dan daun yang terlepas kemudian dipisahkan. Panen dengan mesin
mula-mula digunakan hanya pada produksi polong untuk pengolahan, karena
kerusakan polong biasanya tidak menyebabkan kerusakan produk jika polong
segera diolah. Namun, pada buncis segar, panen dengan mesin menyebabkan
kerusakan yang terlihat jelas sehingga tidak dapat diterima pasar.
Berbagai mesin pemanen yang ada sekarang telah dimodifikasi untuk
mengurangi sebesar munglcin kerusakan polong, dan dapat digunakan untuk
memanen polong segar. Kultivar buncis kupasan segar dipanen ketika biji
telah mecapai ukuran penuh dan agak keras. Kelengasan biji lebih tinggi
ketimbang buncis bijian kering. Tenaga kerja dan/atau mesin biasa
digunakan untuk memanen polong. Biji dikeluarkan dari polong, dan
polongnya dibuang karena berserat dan tidak sukulen. Buncis kupasan
memiliki sifat tetap keras setelah dimasak, amat mirip dengan sifat
buncis bijian yang dimasak dan tidak seperti biji buncis segar yang
lembek dan empuk jika dimasak: Pascapanen dan penyimpanan Polong buncis
segar memiliki laju respirasi Unggi dan harus segera didinginkan pada
suhu sekitar 5°C dan disimpan pada RH 95%. Pendinginan cair merupakan
metode yang disukai untuk mencapai pendinginan cepat, dan untuk
memelihara turgor polong. Suhu kurang dari 3°C selama berhari-hari harus
dihindaH karena mendorong terjadinya kerusakan-suhu-dingin. Umur simpan
polong pada kualitas yang layak jual selama 2-3 minggu dapat dicapai
melalui penyimpanan pada suhu 5-10°C dan RH 95%.
Semoga artikel tentang
Buncis (Phaseolus vulgaris L.) ini bisa bermanfaat, menginspirasi dan bisa menambah ilmu pengetahuan serta wawasan kita. Amin
*Salam Ukhuwah Islamiyah dari
Andi Ibnoe Badawi Mazid
0 komentar:
Posting Komentar