Kadang hari hari ini jadi terasa demikian melelahkan, bunda…
Ruang menuju-mu tiba-tiba saja terasa luas dan jauh...
Ingin nanda ceritakan tentang sayap-sayap yang tak henti belajar terbang, mencari setiap celah untuk memperpendek jarak mempersempit ruang.
Ingin nanda ceritakan tentang wangi kelopak sepanjang jalan, biru langit, hembus angin dan warna pucuk- pucuk hijau…
Mengumpulkan keindahan dalam telapak untuk dibawa pulang ke pangkuan, berharap bias menghapus letih kening dan sudut mata bunda.
Sesungguhnya tak jarang langkah nanda tersandung batu terhalang badai, tapi bekal yang bunda sampirkan sejak dulu selalu bisa menghantar nanda ke seberang.
Kadang kabut sama sekali nyaris tak tertembus bunda…
Perjuangan melewatinya tiba-tiba saja kehilangan tenaga. Ingin nanda ceritakan tentang ketakutan-ketakutan dan mimpi buruk menjelang tengah malam, tentang kegamangan dan keraguan setiap kali jembatan dan pintu menghadang di depan mata.
Tapi percayalah…
Bekal yang bunda titipkan di bahu selalu bisa mengisi kekosongan, menguatkan dan menegakkan kembali wajah nanda. Seperti pesan bunda, nanda belajar dari rumput yang tegar untuk selalu tumbuh, nanda belajar dari tetesan hujan diatas batu yang tawakkal berikhtiar.
Tak pernah mudah, bunda… tak pernah.
Jika sesekali nanda berhenti, nanda ingin bunda tahu bukan tuk menyerah, tapi menerjemah hikmah dan menelaah diri sebelum berjalan lagi.
Tak pernah mudah bunda...
Memang tak pernah...
Tapi nanda tak gentar, sebab cinta dan do'a bunda terbukti jadi energi tak berbatas yang tak pernah kehabisan cahaya dalam setiap langkah nanda… :)
Nanda sayang Bunda hari ini dan untuk selamanya .. :)
Semoga cerpen tentang Surat untuk Bunda, Nanda Mengenangmu ini bisa bermanfaat, menginspirasi dan bisa menambah ilmu pengetahuan serta wawasan kita. Amin
* Salam Ukhuwah Islamiyah dari Andi Ibnoe Badawi Mazid
0 komentar:
Posting Komentar