Istriku…
Tiada ungkapan terbaik dari lisan ini selain ungkapan syukur kepada Allah Ta’ala yang telah menyandingkan akhwat terbaik di sisiku. Memberikan karunia terindah yang tak pernah kusangkakan. Meski dari lubuk hati terdalam, kadang terngiang tanya, layakkah diriku yang seperti ini menemani di seluruh waktumu?
Istriku…
Kuharap tak pernah terbesit rasa kecewa di dalam hatimu mempunyai suami seperti diriku. Aku hanyalah orang biasa yang penuh dengan kekurangan. Bukanlah seorang lelaki yang sempurna sebagai pendamping hidup. Bisa jadi pula diriku sangat berbeda dengan apa yang engkau idamkan. Namun ku kan terus belajar dan berusaha menjadi diriku yang terbaik. Belajar menjadi pendampingmu, belajar menjadi ayah bagi anak-anak kita.
Istriku…
Arungan biduk rumahtangga kita, bagiku sungguh terasa menenteramkan hati. Engkau mampu menjadikan kehadiranku di dunia ini menjadi semakin berharga. Engkau selalu lakukan yang terbaik bagiku. Baik ketika dekat maupun ketika jauh. Ketika kita bersama tak bosan kumendengar dayu suaramu menemaniku dan buah hati kita. Senyummu dikala tatapan bertemu jadikan warna hidup ini bertambah kemilau. Asuh lembutmu pada buah hati kita tak pernah munculkan keraguan akan keibuanmu. Sikap sederhanamu terhadap dunia membuatku mampu menundukkan pandangan dari kemewahan. Semua itu menambah keyakinan dalam hati dalam kebersamaan, menambah keyakinan hati ketika ku keluar rumah mencari nafkah. Melihatmu, jadikan diri ini merasa miskin kebaikan. Hutang budiku begitu banyak. Apa yang kuberikan tiada sebanding dengan segenap kebaikan yang engkau persembahkan.
Istriku…
Ku akui dengan segala kekuranganku sebagai suami banyak kewajiban yang belum kutunaikan, banyak hakmu yang belum kuberikan. Ku akui pula banyak kesalahan ku lakukan, kesalahan yang entah ku sengaja melakukannya atau karena keteledoranku dalam melakukan sesuatu, kesalahan yang mungkin membuatmu kesal, atau mungkin kesalahan yang munculkan ketidak ridhoanmu. Dari situ kumohon, sampaikan apa adanya jika aku salah agar aku dapat memperbaiki lakuku, sampaikan hakmu dan kewajibanku yang harus kutunaikan untuk melengkapi bekalku menghadapNya, dan ma’afkanlah aku serta beri ridhomu. Ku mohon pula janganlah ada malam yang kulewati tanpa maaf dan ridhomu, karena ku takut ketika ruh ini keluar dari jasad tanpa itu semua, ku tak mampu menahan balasan siksaNya yang pedih di sana. Karena ku yakin kebersamaan naungan cinta di dunia ini hanya sebatas waktu. Terkadang Allah Ta’ala memanggil manusia kembali padaNya di waktu dan tempat yang tak disangka. Setiap detik menjadi sangat berharga bagi kita untuk memperbaiki diri sebagai bekal menghadap Rabb semesta alam di hari perhitungan.
Istriku, semoga Allah membalas semua kebaikanmu dengan surga-Nya yang terindah
Engkau adalah bidadari yang Allah ta’ala karuniakan kepadaku di dunia ..
Teruntuk ummu .... pendamping hidupku
Barakallahufiik yaa zaujaty .. Amin
* Salam Ukhuwah Islamiyah dari Andi Ibnoe Badawi Mazid
0 komentar:
Posting Komentar