بسم الله الرحمن الرحيم
عن أبي هريرة ، عن النبي قال:
((إن الرجل لترفع درجته في الجنة فيقول: أنى هذا ؟ فيقال: باستغفار ولدك
لك)) رواه ابن ماجه وأحمد وغيره بإسناد حسن.
Dari Abu Hurairah
bahwa Nabi bersabda: “Sungguh seorang manusia akan ditinggikan
derajatnya di surga (kelak), maka dia bertanya: Bagaimana (aku bisa
mencapai) semua ini? Maka dikatakan padanya: (Ini semua) disebabkan istigfar (permohonan ampun kepada Allah yang selalu diucapkan oleh) anakmu untukmu”.
Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan memiliki anak yang shaleh
serta keutamaan menikah untuk tujuan mendapatkan keturunan yang shaleh.
Imam al-Munawi berkata: “Seandainya tidak ada keutamaan menikah kecuali
hadits ini saja maka cukuplah (menunjukkan besarnya keutamaannya)”.
Faidah-faidah penting yang terkandung dalam hadits ini :
- Keutamaan dalam hadits ini berlaku bagi hamba Allah yang beriman, baik laki-laki maupun perempuan.
-
Anak yang shaleh termasuk sebaik-sebaik usaha yang dilakukan oleh
seorang mukmin dalam hidupnya, karena semua amal kebaikan yang dilakukan
oleh anak yang shaleh pahalanya akan sampai kepada orang tuanya, secara
otomatis dan tanpa perlu diniatkan, karena anak termasuk bagian dari
usaha orang tuanya. Inilah makna sabda Rasulullah : “Jika seorang
manusia mati maka terputuslah (pahala) amalnya kecuali dari tiga
perkara: sedekah yang terus mengalir (pahalanya karena diwakafkan), ilmu
yang terus diambil manfaatnya (diamalkan sepeninggalnya), dan anak
shaleh yang selalu mendo'akannya”.
- Syaikh Muhammad Nashiruddin
al-Albani – semoga Allah merahmatinya – berkata: “(Semua pahala) amal
kebaikan yang dilakukan oleh anak yang shaleh, juga akan diperuntukkan
kepada kedua orang tuanya, tanpa mengurangi sedikitpun dari pahala anak
tersebut, karena anak adalah bagian dari usaha dan upaya kedua orang
tuanya. Allah U berfirman:
{وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى }
“ Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya” (QS an-Najm:39).
Rosulullah bersabda :
“ Sungguh sebaik-baik (rezki) yang dimakan oleh seorang manusia adalah dari usahanya sendiri, dan sungguh anaknya termasuk (bagian) dari usahanya”.
Kandungan ayat dan hadits di atas juga disebutkan dalam hadits-hadist (lain) yang secara khusus menunjukkan sampainya manfaat (pahala) amal kebaikan (yang dilakukan) oleh anak yang shaleh kepada orang tuanya, seperti sedekah, puasa, memerdekakan budak dan yang semisalnya…”.
- Sebagian dari para ulama ada yang menerangkan makna hadits ini yaitu: bahwa seorang anak jika dia menempati kedudukan yang lebih tinggi dari pada ayahnya di surga (nanti), maka dia akan meminta (berdoa) kepada Allah agar kedudukan ayahnya ditinggikan (seperti kedudukannya), sehingga Allah pun meninggikan (kedudukan) ayahnya. Ini berdasarkan keumuman makna firman Allah:
{آباؤكم وأبناؤكم لا تدرون أيهم أقرب لكم نفعاً}
“(Tentang)
orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara
mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu” (QS an-Nisaa’:11).- Hadits ini juga menunjukkan bahwa istigfar (permohonan ampun kepada Allah) dapat menggugurkan dosa-dosa dan meninggikan derajat seorang hamba sampai pada tingkatan yang tidak dicapai dengan amal perbuatannya yang lain, terlebih lagi jika hamba tersebut banyak beramal shaleh dan melakukan istigfar.
* Semoga Bermanfaat .. Amin
Salam Ukhuwah Islamiyah dari Andi Ibnoe Badawi Mazid
0 komentar:
Posting Komentar