Yang dimaksud dengan banyak memandang, yaitu
melepaskan pandangan kepada sesuatu dengan sepenuh mata, dan memandang
kepada yang tidak halal untuk dipandang.
Allah ber firman :
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya"; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.Katakanlah kepada wanita yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka. Dan hendaklah mereka menutup kain kudung kedada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.Dan Janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman agar kamu beruntung. (QS An-Nur: 30 - 31)
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah bersabda,"Telah ditetapkan kepada manusia bagiannya dari perzinahan, ia pasti melakukan hal itu. Kedua mata, zinanya ialah memandang. Kedua telinga, zinanya adalah mendengar. Lidah, zinanya adalah berbicara, Tangan,zinanya adalah memukul (meraba). Kaki, zinanya adalah melangkah. Hati, berkeinginan dan berangan-angan. Dan yang membenarkan atau menggagalkan semua itu, adalah kemaluan. (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Ahmad)
Dari Jarir berkata, Aku bertanya kepada Rasulullah tentang pandangan yang tiba-tiba (tidak sengaja). Beliau menjawab, "Alihkan pandanganmu." (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Ahmad).
Berlebihan memandang dengan mata, menimbulkan anggapan indah terhadap apa yang dipandang dan mepertautkan hati yang memandang kepadanya. Selanjutnya, terlahirlah berbagai kerusakan dan bencana dalam hatinya, diantaranya:
1. Pandangan adalah anak panah beracun di antara anak panah Iblis :
Barangsiapa menundukkan pandangannya karena Allah, Dia akan memberikan kepadanya kenikmatan dan kedamaian dalam hatinya, yang ia rasakan sampai bertemu dengan-Nya.
2. Pandangan merupakan pintu masuk syetan :
Sesungguhnya masuknya syetan lewat jalan ini melebihi kecepatan aliran udara ke ruang hampa. Syetan akan menjadikan wujud yang dipandang seakan-akan indah, menjadikannya sebagai berhala tautan hati. Kemudian mengobral janji dan angan-angan. Lalu syetan menyalakan api syahwat, dan ia lemparkan kayu bakar maksiat. Seseorang tidak mungkin melakukannya tanpa ada gambaran wujud yang dipandangnya.
3. Pandangan menyibukkan hati :
Seseungguhnya menjadikannya lupa terhadap hal-hal yang bermanfaat baginya, dan
menjadi penghalang antara keduanya. Akhirnya urusannya pun menjadi
kacau. Dia menjadi selalu lalai dan mengakui hawa nafsunya. Allah ber firman : Dan
janganlah kamu taat kepada orang yang telah Kami lalaikan hatinya dari
dzikir kepada Kami dan mengikuti hawa nafsunya serta urusannya
kacau-balau. (Q.S. Al-Kah : 28)
Demikianlah, melepaskan pandangan secara bebas mengakibatkan tiga bencana ini.
Para dokter hati (ulama') bertutur, Antara mata dan hati ada kaitan yang sangat erat. Bila mata telah rusak dan hancur, maka hatipun rusak dan hancur. Hati seperti ini, ibarat tempat sampah yang berisikan segala najis, kotoran dan sisa-sisa yang menjijikkan. Ia tidak layak dihuni cinta dan ma'rifatullah, tidak akan merasa tenang dan damai bersama Allah, dan tidak akan mau inabah (kembali) kepada Allah. Yang bersemayam di dalamnya adalah yang berlawanan dengan semua itu.
Membiarkan pandangan lepas adalah maksiat kepada Allah dan dosa, sebagaimana firman_Nya pada Al-Qur'an surat An-Nur ayat 30 dan 31 yang telah disebutkan.
Demikianlah, melepaskan pandangan secara bebas mengakibatkan tiga bencana ini.
Para dokter hati (ulama') bertutur, Antara mata dan hati ada kaitan yang sangat erat. Bila mata telah rusak dan hancur, maka hatipun rusak dan hancur. Hati seperti ini, ibarat tempat sampah yang berisikan segala najis, kotoran dan sisa-sisa yang menjijikkan. Ia tidak layak dihuni cinta dan ma'rifatullah, tidak akan merasa tenang dan damai bersama Allah, dan tidak akan mau inabah (kembali) kepada Allah. Yang bersemayam di dalamnya adalah yang berlawanan dengan semua itu.
Membiarkan pandangan lepas adalah maksiat kepada Allah dan dosa, sebagaimana firman_Nya pada Al-Qur'an surat An-Nur ayat 30 dan 31 yang telah disebutkan.
Allah ber firman :
Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat, dan apa yang disembunyikan oleh hati. (QS Al-Mukmin: 19)
Membiarkan pandangan lepas menyebabkan hati menjadi gelap, sebagaimana menahan pandangan menyebabkan hati bercahaya.
Bila hati telah bersinar, maka seluruh kebaikan dari segala penjuru akan masuk ke dalamnya. Sebaliknya apabila hati telah gelap, maka berbagai keburukan dan bencana akan masuk ke dalamnya, dari segala penjuru.
Seorang yang shalih berkata :
Barangsiapa mengisi lahirnya dengan mengikuti sunnah, mengisi batinnya dengan muraqabah (merasa diawasi Allah), menjaga pandangannya dari yang diharamkan, menjaga dirinya dari yang syubhat (belum jelas halal
haramnya), dan hanya memakan yang halal, rasanya tidak akan meleset.
Membiarkan pandangan lepas menyebabkan hati menjadi gelap, sebagaimana menahan pandangan menyebabkan hati bercahaya.
Bila hati telah bersinar, maka seluruh kebaikan dari segala penjuru akan masuk ke dalamnya. Sebaliknya apabila hati telah gelap, maka berbagai keburukan dan bencana akan masuk ke dalamnya, dari segala penjuru.
Seorang yang shalih berkata :
Barangsiapa mengisi lahirnya dengan mengikuti sunnah, mengisi batinnya dengan muraqabah (merasa diawasi Allah), menjaga pandangannya dari yang diharamkan, menjaga dirinya dari yang syubhat (belum jelas halal
haramnya), dan hanya memakan yang halal, rasanya tidak akan meleset.
Semoga kita semua bisa senantiasa menjaga pandangan dari hal-hal yang tidak baik dan hanya menggunakannya dalam hal yang baik serta positif.
* Salam Ukhuwah Islamiyah dari Andi Ibnoe Badawi Mazid
Sebelumnya < : Racun Hati : Banyak Makan dan Minum
Selanjutnya > : Racun Hati : Banyak Bicara
0 komentar:
Posting Komentar