Dalam era memperbaiki diri ini, kita nilaikan sholat kita, nanti
akan terjawab. Kenapa kita tidak dibantu, dan ini juga gambaran secara
keseluruhannya, mengapa umat islam dibiarkan dan tiada pembela dan umat
islam kini tidak lagi menjadi umat yang agung seperti dulu.
Kita boleh lihat hari ini sudah ramai umat islam yang tidak sholat,
bahkan ramai juga yang tidak tahu hendak sholat, mereka telah jatuh
kafir. Imam Malik berkata : bahwa jatuh kafir kalau tidak sholat
tanpa sebab. Imam Syafie kata jatuh fasik (pun masuk neraka juga) kalau
ia masih yakin sembahyang itu fardu.
Orang yang mengerjakan sholat secara dzahir saja, bacaan pun masih
tak betul, taklid buta, main ikut-ikut orang saja. Belajar sholat
maupun secara resmi atau tak resmi tak ada. Ilmu tentang sholat
tiada. Golongan ini tertolak bahkan berdosa besar dan hidup dalam
keadaan durhaka kepada Allah Ta'ala.
Orang yang mengerjakan sholat, bahkan tahu ilmu mengenai sholat,
tetapi tak boleh lawan nafsu terhadap tarikan dunia yang kuat. Jadi
mereka ini sekejap sholat, sekejap tidak. Kalau ada masa dan mood
baik, ia sholat, kalau sibuk dan terkocoh kacah, ada program
kenduri, pesta, berziarah, bermusafir, letih dan penat, maka ia tak
sembahyang. Orang ini jatuh fasik
Orang yang sholat, kalaupun ilmunya tepat, fasih bacaannya, tetapi
tak khusyuk kalau diperiksa satu persatu bacaannya, lafazdnya banyak yang
dia tak faham, fikirannya tak terpusat atau tak tertumpu sepenuhnya
pada sembahyang yang dilaksanakannya itu disebabkan tak faham apa yang
dia baca. Cuma main hafal saja. Jadi fikirannya terus tertumpu pada
dunia dan alam sekelilingnya. Fikirannya mengembara dalam sholat,
orang ini lalai dalam sholat. Neraka wail bagi orang jenis ini.
Golongan yang mengerjakan sholat cukup lima waktu, tepat ilmunya,
faham setiap bacaan sholat, fatihahnya, do'a iftitahnya, tahiyyatnya,
tapi tak dihayati maksud dalam sholat itu. Fikirannya masih
melayang mengingatkan perkara dunia, dek karena faham saja tetapi tidak
dihayati. Golongan ini dikategorikan sebagai sholat awamul muslimin.
Golongan ini baik sedikit dari golongan yang ke lima tadi, tetapi main
tarik tali di dalam sholat, sekali sekala khusyuk, sekali sekala
lalai pula. Bila teringat sesuatu di dalam sholat, teruslah
terbawa-bawa, berkhayal dan seterusnya. Bila teringat Allah secara tiba-
tiba, maka insaf dan sadarlah semula, coba dibawa hatinya serta
fikirannya untuk menghayati setiap kalimat dan bacaan di dalam
sholat. Begitulah sehingga selesai sholatnya. Ia merintih dan
tak mau jadi begitu, tapi terjadi jua. Golongan ini adalah golongan
yang lemah jiwa. Nafsunya bertahap mulhamah (artinya menyesal akan
kelalaiannya dan coba perbaiki semula, tapi masih tak berdaya karena tiada
kekuatan jiwa). Golongan ini terserah kepada Allah. Yang sadar dan
khusyuk itu mudah-mudahan diterima oleh Allah, mana yang lalai itu
moga-moga Allah ampunkan dosanya, namun tiada pahala nilai sembahyang
itu. Artinya sholatnya tiada memberi kesan apa-apa. Allah belum lagi
cinta akan orang jenis ini.
Golongan yang mengerjakan sembahyang yang tepat ilmunya, faham secara
langsung bacaan dan setiap lafadz di dalam sembahyangnya. Hati dan
fikirannya tidak terbawa-bawa dengan keadaan sekelilingnya sehingga
pekerjaan atau apa pun yang dilakukan atau yang difikirkan diluar
sembahyang itu tidak mempengaruhi sembahyangnya. Walaupun ia memiliki
harta dunia, menjalankan kewajiban dan tugas keduniaan seperti
perniagaan dan sebagainya namun tidak mempengaruhi sembahyangnya.
Hatinya masih dapat memuja Allah di dalam sembahyangnya. Golongan ini
disebut orang-orang soleh atau golongan abrar ataupun ashabul yamin.
Golongan ini seperti juga golongan tujuh tetapi ia mempunyai kelebihan
sedikit yaitu bukan saja faham, dan tak mengingati dunia di dalam
sembahyangnya, malahan dia dapat menghayati setiap makna bacaan
sembahyangnya itu, pada setiap kalimah bacaan fatihahnya, do'a
iftitahnya, tahiyyatnya, tasbihnya pada setiap sujudnya dan setiap gerak
geriknya dirasai dan dihayati sepenuhnya. Tak teringat langsung dengan
dunia walaupun sedikit. Tapi namun ia masih tersadar dengan alam
sekelilingnya. Pemujaan terhadap Allah dapat dirasai pada gerak dalam
sembahyangnya. Inilah golongan yang dinamakan golongan Mukkarrabin (Yang dekat dengan Allah).
Golongan ini adalah golongan yang tertinggi dari seluruh golongan tadi. Yaitu bukan saja ibadah sembahyang itu dijiwai di dalam sembahyang
malahan ia dapat mempengaruhi di luar sembahyang. Kalau ia bermasalah
langsung ia sembahyang, karena ia yakin sembahyang adalah penyelesai
segala masalah. Ia telah fana dengan sembahyang.
Sembahyang telah menjadi penyejuk hatinya. Ini dapat dibuktikan di
dalam sejarah, seperti sembahyang Sayyidina Ali ketika panah terpacak
dibetisnya. Untuk mencabutnya, ia lakukan sembahyang dulu, maka di dalam
sembahyang itulah panah itu dicabut. Mereka telah mabuk dengan
sembahyang. Makin banyak sembahyang semakin terasa lezat, sembahyanglah
cara ia nak lepaskan kerinduan dengan tuhannya.
Dalam sembahyanglah cara ia untuk mengadu-ngadu dengan Tuhannya. Alam
sekelilingnya langsung ia tidak hiraukan. Apa yang nak jadi
disekelilingnya langsung tak diambil peduli. Hatinya hanya pada
Tuhannya. Golongan inilah yang disebut golongan Siddiqin. Golongan yang
benar dan haq. Setelah kita nilai keseluruhan sembilan peringkat
sembahyang itu tadi, maka dapatlah kita nilai sembahyang kita di tahap
yang mana.
Maka ibadah sembahyang yang boleh membangunkan jiwa, membangunkan
iman, menjauhkan dari yang buruk, boleh mengungkai mazmumah, menanamkan
mahmudah, melahirkan disiplin hidup, melahirkan akhlak yang agung ialah
golongan tujuh, delapan dan sembilan saja. Sembahyangnya ada kualiti,
manakala golongan yang lain jatuh pada kufur, fasik dan dzalim.
Jadi dimanakah tahap sembahyang kita? Perbaikilah diri kita mulai
dari sekarang. Jangan tangguh lagi. Pertama-tama soal yang akan
ditujukan kepada kita di akhirat nanti ialah sholat atau sembahyang kita.
Marilah bersama membaiki sholat kita agar segara dapat bantuan dari
Allah, agar terhapuslah kedzaliman, semoga tertegak kembali daulah Islam.
Semoga Artikel tentang
9 Golongan Dalam Sholat ini bisa bermanfaat, menginspirasidan bisa menambah ilmu pengetahuan serta wawasan kita. Aamiin
* Salam Ukhuwah Islamiyah dari
Andi Ibnoe Badawi Mazid
.
0 komentar:
Posting Komentar