Rabu, 29 April 2015

Amalan - amalan Perisai Api Neraka



Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bersabda :


مَثَلِي كَمَثَلِ رَجُلٍ اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهَا جَعَلَ الْفَرَاشُ وَهَذِهِ الدَّوَابُّ الَّتِي فِي النَّارِ يَقَعْنَ فِيهَا وَجَعَلَ يَحْجُزُهُنَّ وَيَغْلِبْنَهُ فَيَتَقَحَّمْنَ فِيهَا. قَالَ: فَذَلِكُمْ مَثَلِي وَمَثَلُكُمْ أَنَا آخِذٌ بِحُجَزِكُمْ عَنِّ النَّارِ؛ هَلُمَّ عَنْ النَّارِ! هَلُمَّ عَنِ النَّارِ! فَتَغْلِبُونِي تَقَحَّمُونَ فِيهَا
“ Permisalan diriku adalah seperti orang yang menyalakan api. Ketika api telah menyinari apa yang ada di sekelilingnya, berdatanganlah anai-anai dan hewanhewan yang berjatuhan ke dalamnya. Sementara itu, orang ini terus berusaha menghalangi mereka dari api, namun serangga-serangga itu mengabaikannya hingga berjatuhan ke dalamnya.”  bersabda, “Itulah permisalan diriku dan diri kalian (umatku). Aku menarik ikat-ikat pinggang kalian untuk menyelamatkan dari neraka (seraya berseru,), ‘Jauhilah neraka! Jauhilah neraka!’ Namun, kalian (kebanyakan umatku) tidak menghiraukanku dan menerjang berjatuhan ke dalamnya.”

Takhrij Hadits


       Hadits Abu Hurairah r.a di atas diriwayatkan oleh al-Imam Muslim r.a dalam ash-Shahih “Kitabul Fadhail” (4/1789 no. 2284), dan al-Imam Ahmad rahimahullah dalam al- Musnad (no. 27333), dari jalan Abdurrazaq bin Hammam, dari Ma’mar bin Rasyid, dari Hammam bin Munabbih, dari Abu Hurairah r.a Silsilah (rantai) rawi ini disepakati kesahihannya oleh al-Bukhari dan Muslim rahimahumallah dan terdapat dalam shahifah (lembaran) Hammam bin Munabbih, yaitu lembaran yang semua haditsnya diriwayatkan melalui sanad Abdurrazaq bin Hammam ash-Shan’ani, dari Ma’mar bin Rasyid, dari Hammam bin Munabbih, dari Abu Hurairah r.a. Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah mengeluarkan semua hadits shahifah dalam al-Musnad (2/312-319).

Sementara itu, Syaikhain, yakni al-Bukhari dan Muslim rahimahumallah, hanya meriwayatkan sebagian dari hadits-hadits shahifah, termasuk di dalamnya hadits di atas. Sanad ini tidak diragukan kesahihannya. Al-Bukhari dan Muslim rahimahumallah mengeluarkan sanad ini dalam Shahih keduanya. Dua perawi menyertai Hammam bin Munabbih dalam meriwayatkan dari Abdurrazzaq. Mereka adalah:


  1. Al-A’raj Abdurrahman bin Hurmuz, diriwayatkan oleh al-Bukhari rahimahullah dalam ash-Shahih (no. 6483) dan at-Tirmidzi rahimahullah dalam as-Sunan (no. 2874).
  2. Yazid bin al-Asham Abu ‘Auf al- Kufi, dikeluarkan oleh al-Imam Ahmad r.a dalam al-Musnad.

Semangat Rosul SAW Menyelamatkan Manusia dari Kebinasaan

Duhai, betapa indahnya permisalan yang disabdakan oleh Rosulullah SAW. Permisalan beliau sangat mendalam dan penuh arti. Tentu saja, bagi orang-orang yang berakal dan memiliki kalbu. Allah SWT berfirman :


وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ ۖ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلَّا الْعَالِمُونَ
“ Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia dan tiada berilmu.” (al-Ankabut: 43)

Permisalan dalam hadits Abu Hurairah r.a menunjukkan semangat Rosulullah SAW dalam membimbing umatnya agar mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat, serta menyelamatkan mereka dari jurang kebinasaan. An-Nawawi r.a dalam al- Minhaj memberikan judul bab bagi hadits ini, bab “ Syafaqatuhu ‘ala ummatihi wa mubalaghatuhu fi tahdzirihim mimma yadhurruhum. (Bab “ Kasih Sayang Rosulullah SAW kepada Umatnya dan Kesungguhan Beliau Memberi Peringatan dari Segala Hal yang Membahayakan Mereka).”

Manusia Terbagi Menjadi Dua : Selamat dan Celaka Meskipun Rosulullah SAW telah memperingatkan umat dari neraka dengan penuh kesungguhan, telah mengorbankan segala upaya siang dan malam, tetapi tetap saja sebagian mereka tidak taat dan memilih jalan kebinasaan. Perhatikan permisalan yang dibuat oleh Rosulullah SAW. Di saat api menyala, anai-anai atau serangga sejenisnya bersikeras menuju kebinasaan. Ia berusaha keras mengusir dan menjauhkan serangga-serangga itu dan menyelamatkan mereka dari api. Tetapi, mereka tidak menghiraukannya, justru terus menerjang sehingga banyak yang berjatuhan ke dalam api dan sedikit yang terselamatkan. Demikian pula manusia di hadapan syariat Rosulullah SAW. Mereka terbagi menjadi dua golongan. Satu golongan selamat dan golongan lainnya lebih mencintai kebinasaan.

Rosulullah SAW bersabda :


كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ أَبَى. قَالُوا: وَمَنْ يَأْبَى يَا رَسُولَ اللهِ؟ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
“ Semua umatku akan masuk jannah, kecuali mereka yang enggan.” Sahabat bertanya, “Siapa yang enggan, wahai “Orang yang taat kepadaku akan masuk jannah, dan orang yang

An – Nawawi rahimahullah berkata : “ Maksud hadits di atas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyerupakan terjatuhnya orang-orang jahil dan menyimpang dalam neraka akhirat karena kemaksiatan-kemaksiatan dan syahwat padahal beliau SAW telah melarang mereka, seperti terjatuhnya anai-anai ke dalam api dunia karena hawa nafsu dan ketidakmampuan membedakan (api dan bukan api). Keduanya (baik manusia yang melakukan kemaksiatan maupun anai-anai yang memilih api) sama-sama bersemangat atas kebinasaan dirinya.” (Syarah Shahih Muslim )

Allah SWT berfirman :


فَرِيقًا هَدَىٰ وَفَرِيقًا حَقَّ عَلَيْهِمُ الضَّلَالَةُ ۗ إِنَّهُمُ اتَّخَذُوا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ مِن دُونِ اللَّهِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُم مُّهْتَدُونَ
“ Sebagian diberi-Nya petunjuk dan sebagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan setan-setan sebagai pelindung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk.” (al-A’raf: 30)

Semangat Rosul SAW Memperingatkan Umatnya dari Neraka.

Rosul SAW menyeru umatnya untuk menjauhkan diri dari neraka. Beliau SAW bersabda :


هَلُمَّ عَنِ النَّارِ، هَلُمَّ عَنْ النَّارِ
“ Jauhilah neraka! Jauhilah neraka! ”

Seruan beliau semisal dengan firman Allah SWT :


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (at-Tahrim: 6)

Saudaraku, di antara semangat Rosulullah SAW menjauhkan manusia dari neraka ialah beliau mengabarkan tentang neraka, sifat-sifatnya, dan sifat para penghuninya. Rosulullah SAW pernah melihat neraka dalam beberapa kesempatan. Di antara kesempurnaan nasihat Rosulullah SAW, beliau mengabarkan sifat-sifat neraka kepada umatnya agar mereka takut dan menghindar. Akan tetapi, kebanyakan manusia mengabaikan peringatan itu. Seperti contohnya, al-Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan sebuah hadits yang menunjukkan bahwasanya Rosulullah SAW telah melihat neraka, sekaligus memperingatkan apa yang beliau lihat, yaitu pedihnya azab neraka. Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata : “ Terjadi gerhana matahari di masa Rosulullah SAW, beliau pun sholat (gerhana) bersama manusia.

Beliau berdiri lama seperti membaca surat al-Baqarah, kemudian rukuk dengan lama. Setelah itu, beliau bangkit dan berdiri lama, lebih pendek dari yang pertama. Kemudian beliau rukuk dengan lama, tetapi lebih pendek dari rukuk yang pertama. Kemudian beliau sujud, lalu bangkit berdiri lama, tetapi lebih pendek dari rakaat pertama. Kemudian beliau rukuk dengan lama, tetapi lebih pendek dari rokaat pertama. Kemudian beliau bangkit dan berdiri lama tetapi lebih ringan dari sebelumnya, lalu rukuk dengan lama, tetapi lebih ringan dari yang awal. Kemudian sujud dan menyelesaikan shalatnya saat matahari telah muncul (shalat gerhana dalam hadits ini adalah dengan dua rukuk setiap rakaatnya.

Kemudian beliau berkata : Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari sekian tanda kekuasaan Allah Subhanahu wata’ala. Terjadinya gerhana atas keduanya bukanlah karena kematian atau kelahiran seseorang. Apabila kalian melihat gerhana, berzikirlah kepada Allah Subhanahu wata’ala (shalatlah)!’ Para sahabat berkata, ‘Wahai Rasulullah, kami melihat engkau di tempat berdirimu (ketika shalat gerhana) seakanakan mengambil sesuatu, kemudian kita melihat engkau menghindar dari sesuatu? (Apa yang terjadi wahai Rasulullah?)’

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
Sesungguhnya aku melihat jannah (surga), maka aku memegang seuntai anggur. Andai aku mengambilnya, sungguh kalian akan makan darinya selama dunia ini masih ada. Aku juga melihat neraka yang aku belum pernah melihat pemandangan seperti ini dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah wanita.’ Sahabat bertanya, ‘Apa sebabnya, wahai Rosulullah?’ ‘Mereka berbuat kekufuran,’ Sahabat bertanya, ‘Apakah kekufuran kepada Allah SWT berfirman, ‘Kekufuran kepada suami yakni dengan mengingkari kebaikannya. Seandainya engkau (suami) berbuat baik kepada salah seorang istri seumur hidupmu kemudian dia melihat satu kejelekan darimu, dia akan berkata, ‘Belum pernah aku melihat satu kebaikan pun darimu’.” ( HR. Muslim dalam ash-Shahih no. 907)

Hadits tentang sholat gerhana di atas menjadi salah satu dalil dari sekian banyak dalil bahwa neraka sudah ada saat ini dan bahwasanya Rosulullah SAW telah melihatnya.

Semangat Rosulullah SAW Mengajarkan Amalan yang Menyelamatkan dari Neraka

Di samping menyebutkan sifat neraka dan memperingatkan umat darinya, Rosulullah SAW sangat bersemangat mengajarkan amalan-amalan yang dapat menyelamatkan manusia darinya. Semua ini adalah bentuk kasih sayang yang besar dan tulus kepada manusia. Pada hakikatnya, semua amalan kebaikan, meski sedikit, akan menjadi benteng dari api neraka, insya Allah. Siapa yang melakukan amalan kebaikan walau seberat biji zarah, dia akan melihat balasan baik atas amalannya. Demikian janji Allah SWT dalam firman-Nya :


فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
“ Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (az-Zalzalah : 7)

Amalan Khusus yang Menjadi Sebab Keselamatan dari Api Neraka
Secara khusus, Rosulullah SAW telah menyebutkan beberapa amalan sebagai benteng dari api neraka. Di antara amalan-amalan tersebut adalah :
  • 1. Mentauhidkan Allah Subhanahu wata’ala dan menjauhkan diri dari kesyirikan
Inilah pokok keselamatan dari azab Allah SWT di dunia dan di akhirat. Tauhid adalah pondasi semua amalan. Amalan seseorang tidak akan diterima tanpa tauhid. Disebutkan dalam sebuah hadits :


عَنْ مُعَاذٍ قَالَ أَنَا رَدِيفُ النَّبِيِّ فَقَالَ: يَا مُعَاذُ.  قُلْتُ: لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ. ثُمَّ قَالَ مِثْلَهُ ثَلَاثًا: هَلْ تَدْرِي مَا حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ؟ قُلْتُ: لَا. قَالَ حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا. ثُمَّ سَارَ سَاعَةً فَقَالَ: يَا مُعَاذُ. قُلْتُ: لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ. قَالَ: هَلْ تَدْرِي مَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى ا إِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ؟ أَنْ لَا يُعَذِّبَهُمْ
Dari Muadz bin Jabal, beliau berkata : “ Suatu saat saya dibonceng Nabi diatas keledai. Beliau  bertanya, ‘Wahai Muadz.’ Saya menjawab, ‘Aku selalu menyambutmu.’ Beliau mengatakan hal itu tiga kali (dan saya jawab tiga kali juga). Beliau  mengatakan, ‘Tahukah engkau apa hak seorang hamba atas Allah SWT ?’ Saya menjawab, ‘Tidak’ Nabi. Allah SWT atas para hamba adalah mereka mengibadahi-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.’ Kemudian beliau berjalan beberapa saat, dan berkata, ‘Wahai Mu’adz.’ Dijawab, ‘Aku selalu menyambutmu.’ Beliau  bertanya, ‘Tahukah kamu, apa hak Allah SWT atas para hamba-Nya apabila mereka melakukannya? Allah Subhanahu wata’ala tidak akan mengazab mereka’.” (HR. al-Bukhari no. 6267)

Hadits Muadz r.a di atas menunjukkan betapa pentingnya seseorang memberikan curahan waktu dan upaya untuk mengenal tauhid dan syirik, kemudian mengamalkannya sepanjang hayat. Seorang muslim harus memahami dengan benar hal-hal yang membahayakan tauhidnya dan yang menyuburkan pohon tauhid dalam hatinya. Tidak ada jalan lain untuk mendapatkannya kecuali dengan terus meminta kepada Allah SWT dan menempuh sebab-sebabnya, di antaranya adalah menuntut ilmu.



  • 2 . Menjaga shalat lima waktu beserta syarat, rukun, dan kewajibannya, seperti wudhu, rukuk, dan sujud
Dalil bahwa amalan ini termasuk benteng neraka adalah sabda Rosulullah SAW :


مَنْ حَافَظَ عَلَى الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ عَلَى وُضُوئِهَا وَمَوَاقِيتِهَا وَرُكُوعِهَا وَسُجُودِهَا يَرَاهَا حَقًّا عَلَيْهِ حُرِّمَ عَلَى النَّارِ
“ Barang siapa menjaga shalat lima waktu, menjaga wudhunya, menjaga waktu-waktunya, menjaga rukuk-rukuknya, dan menjaga sujud-sujudnya, yakin bahwa sholat adalah hak Allah SWT atasnya, dia diharamkan dari neraka.” (HR. Ahmad no. 17882 dari Hanzhalah al-Asadi radhiyallahu ‘anhu)


  • 3. Berbakti kepada kedua orang tua
Rosulullah SAW bersabda :

رَغِمَ أَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ. قِيلَ: مَنْ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا فَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ
“ Celaka, kemudian celaka, kemudian  Beliau ditanya, “ Siapa yang celaka,  Beliau menjawab, “ Orang yang menjumpai masa tua dari salah satu atau kedua orang tuanya, tetapi dia tidak masuk surga.”  2881 dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)


  • 4. Menjaga sholat sunnah empat roka'at sebelum dan sesudah dzuhur
Ummu Habibah r.a, istri Nabi SAW berkata, “ Rosulullah SAW bersabda :


مَنْ حَافَظَ عَلَى أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَأَرْبَعٍ بَعْدَهَا حَرُمَ عَلَى النَّارِ
Barang siapa menjaga empat rakaat sebelum zuhur dan empat rakaat sesudahnya, haram atasnya neraka’.” (HR. Abu Dawud no. 1269 dan dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al Albani)



  • 5. Berlindung kepada Allah SWT dari azab neraka

Anas bin Malik zberkata bahwa Rosulullah SAW bersabda :


مَنْ سَأَلَ اللهَ الْجَنَّةَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ قَالَتِ الْجَنَّةُ: اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ. وَمَنِ اسْتَجَارَ مِنَ النَّارِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ قَالَتِ النَّارُ: اللَّهُمَّ أَجِرْهُ مِنَ النَّارِ
“ Barang siapa meminta jannah (surga) kepada Allah SWT tiga kali, jannah akan berkata, ‘Ya Allah, masukkan dia ke dalam jannah!’ Barang siapa meminta perlindungan kepada Allah SWT dari neraka, neraka pun berkata, ‘Ya Allah, lindungilah dia dari neraka!’.”  Tirmidzi no. 2572, dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al-Albani)

Di antara do'a memohon perlindungan dari neraka adalah do'a yang diajarkan oleh Rosulullah SAW saat tasyahud akhir sebelum salam, yaitu :


اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
“ Ya Allah, aku berlindung kepada- Mu dari siksa neraka Jahanam, dari siksa kubur, dari ujian hidup dan mati, serta dari godaan Dajjal.”  Abu ‘Awanah, an-Nasai, dan Ibnul Jarud dalam al-Muntaqa. Lihat Irwaul Ghalil no. 350)


  • 6. Dekat, lembut dengan kaum mukminin, dan berakhlak mulia
Abdullah bin Mas’ud r.a berkata bahwa Rosulullah SAW bersabda :


أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَنْ يَحْرُمُ عَلَى النَّارِ أَوْ بِمَنْ تَحْرُمُ عَلَيْهِ النَّارُ؟ عَلَى كُلِّ قَرِيبٍ هَيِّنٍ سَهْلٍ


“ Maukah kukabarkan kepada kalian tentang siapa yang diharamkan atas neraka? Yaitu setiap muslim yang dekat (dengan kaum mukminin), tenang, dan mudah (lembut akhlak dan sifatnya).” (HR. at-Tirmidzi dalam as-Sunan  2488. At-Tirmidzi berkata, “Hasanun gharib,” dan hadits ini dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al-Albani)

Betapa besar keutamaan ahlak yang baik dan kelembutan. Namun, subhanallah di akhir zaman ini kebanyakan manusia bersikap kasar, termasuk terhadap kerabat dekatnya yang muslim, bahkan kepada orang tuanya sendiri. Semoga Allah SWT memperbaiki diri kita. Amin.


  • 7. Bersedekah dan bertutur kata yang baik
Adi bin Hatim radhiyallahu ‘anhu berkata :


كُنْتُ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ فَجَاءَهُ رَجُلَانِ أَحَدُهُمَا  يَشْكُو الْعَيْلَةَ وَالْآخَرُ يَشْكُو قَطْعَ السَّبِيلِ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ: أَمَّا قَطْعُ السَّبِيلِ فَإِنَّهُ لَا :  يَأْتِي عَلَيْكَ إِلَّا قَلِيلٌ حَتَّى تَخْرُجَ الْعِيرُ إِلَى مَكَّةَ بِغَيْرِ خَفِيرٍ، وَأَمَّا الْعَيْلَةُ فَإِنَّ السَّاعَةَ لَا تَقُومُ حَتَّى يَطُوفَ أَحَدُكُمْ بِصَدَقَتِهِ لَا يَجِدُ مَنْ يَقْبَلُهَا مِنْهُ، ثُمَّ لَيَقِفَنَّ أَحَدُكُمْ بَيْنَ يَدَيْ اللهِ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ حِجَابٌ وَلَا تَرْجُمَانٌ يُتَرْجِمُ لَهُ ثُمَّ لَيَقُولَنَّ لَهُ: أَلَمْ أُوتِكَ مَالًا؟ فَلَيَقُولَنّ بَلَى. ثُمَّ لَيَقُولَنَّ: أَلَمْ أُرْسِلْ إِلَيْكَ رَسُولًا؟ فَلَيَقُولَنَّ: بَلَى. فَيَنْظُرُ عَنْ يَمِينِهِ فَلَا يَرَى إِلَّا النَّارَ ثُمَّ يَنْظُرُ عَنْ شِمَالِهِ فَلَا يَرَى إِلَّا النَّارَ فَلْيَتَّقِيَنَّ أَحَدُكُمْ النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ
" Suatu saat aku berada di sisi Rosulullah . Tiba-tiba datang dua lelaki, yang pertama mengeluhkan kemiskinan dan yang kedua mengeluhkan gangguan perampok di perjalanan. Rosulullah  bersabda : “Adapun perampok, sesungguhnya tidak lama lagi datang (waktu) yang rombongan dari Makkah keluar (melakukan safar) tanpa perlindungan (maksudnya aman, -red.). Adapun kemiskinan, (ketahuilah) sesungguhnya hari kiamat tidak akan tegak hingga (datang saat) salah seorang di antara kalian berkeliling hendak memberi sedekah, tetapi tidak dia dapati orang yang mau menerimanya. Sungguh, kalian (semua) akan berdiri di hadapan Allah SWT, tidak ada hijab antara Subhanahu wata’ala dan dirinya, tidak ada pula  Kemudian Allah SWT berfirman kepadanya, ‘Bukankah Aku telah memberimu harta?’ Dia berkata, ‘Benar.’ Kemudian Allah SWT berfirman, ‘Bukankah Aku telah mengutus rosul kepadamu?’ Dia menjawab, ‘Benar.’ Kemudian dia melihat di sisi kanannya, dia tidak melihat selain neraka. Kemudian dia melihat sebelah kirinya, dia pun tidak melihat selain neraka. Maka dari itu, jagalah diri kalian dari neraka walaupun dengan separuh kurma (yang dia sedekahkan). Jika tidak bisa, dengan tutur kata yang baik.”  al-Bukhari no. 1413)

Bahkan, dalam hadits lain, Rosulullah SAW pernah mengisahkan berita yang sangat menakjubkan. Beliau kabarkan kisah seorang wanita pezina yang diselamatkan oleh Allah SWT dari neraka dengan sebab memberi minum seekor anjing yang kehausan. Jika perbuatan baik kepada hewan saja dibalasi dengan kebaikan, bagaimana halnya kebaikan dan derma untuk seorang muslim?


  • 8. Mata yang menangis karena takut kepada Allah SWT mata yang terjaga di jalan Allah dan mata yang menunduk dari apa yang diharamkan oleh Allah SWT.

Ini termasuk amalan yang dijadikan oleh Allah SWT sebagai benteng dari neraka. Rosulullah SAW pernah bersabda :


عَيْنَانِ لَا تَمَسُّهُمَا النَّارُ، عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ ا ،َّهللِ وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِي سَبِيلِ اللهِ
“ Dua mata yang tidak akan disentuh  kepada Allah SWT dan mata yang terbuka di malam hari, berjaga dalam jihad fi sabililah.” (HR. at-Tirmidzi no. 1639 dari hadits Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma)


ثَلَاثَةٌ لاَ تَرَى أَعْيُنُهُمُ النَّارَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ وَعَيْنٌ حَرَسَتْ فِي سَبِيلِ اللهِ وَعَيْنٌ غَضَّتْ عَنْ مَحَارِمِ اللهِ
“ Tiga mata yang tidak akan melihat neraka pada hari kiamat: Mata yang menangis karena takut kepada Allah Subhanahu wata’ala, mata yang terjaga dalam jihad fi sabilillah, dan mata yang menundukkan dari apa yang Allah SAW haramkan.”(Lihat ash-Shahihah no. 2673)


  • 9. Berjihad fi sabilillah
Ayat-ayat Al-Qur’an dan sabda banyak menyebutkan besarnya pahala dan keutamaan jihad fi sabilillah. Di antara keutamaannya,  Allah SWT menyelamatkan pelakunya dari api neraka. Rosulullah SAW bersabda :


مَنِ اغْبَرَّتْ قَدَمَاهُ فِي سَبِيلِ اللهِ حَرَّمَهُ اللهُ عَلَى النَّارِ
“ Orang yang kedua kakinya dipenuhi debu karena berjihad di jalan Allah SWT mengharamkan atasnya neraka.” (HR. al-Bukhari no. 907 dari Abu ‘Abs Abdurrahman bin Jabr bin ‘Amr al-Anshari radhiyallahu ‘anhu)


  • 10. Bersabar mengemban amanat Allah SWT yang berupa anak- anak perempuan, mendidik, dan menafkahi mereka
Memiliki anak perempuan bukan kekurangan, apalagi kehinaan, sebagaimana halnya orang-orang jahiliah dahulu merasa hina dengan kelahirannya. Anak perempuan adalah karunia besar dari Allah SWT. Barang siapa mengemban amanat ini, sungguh mereka akan menjadi benteng dari api neraka. Rosulullah SAW bersabda :


مَنْ كَانَ لَهُ ثَلَاثُ بَنَاتٍ، فَصَبَرَ عَلَيْهِنَّ وَأَطْعَمَهُنَّ وَسَقَاهُنَّ وَكَسَاهُنَّ مِنْ جِدَتِهِ كُنَّ لَهُ حِجَابًا مِنْ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“ Barang siapa memiliki tiga anak perempuan, kemudian dia bersabar atas mereka, memberikan makan, minum, dan pakaian untuk mereka dari usahanya, sungguh mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka pada hari kiamat.” (Sahih, HR. Ibnu Majah no. 3669 dari hadits ‘Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu radhiyallahu ‘anha mengatakan,


دَخَلَتْ امْرَأَةٌ مَعَهَا ابْنَتَانِ لَهَا تَسْأَلُ فَلَمْ تَجِدْ عِنْدِي شَيْئًا غَيْرَ تَمْرَةٍ فَأَعْطَيْتُهَا إِيَّاهَا، فَقَسَمَتْهَا بَيْنَ ابْنَتَيْهَا وَلَمْ تَأْكُلْ مِنْهَا ثُمَّ قَامَتْ فَخَرَجَتْ,فَدَخَلَ النَّبِيُّ, عَلَيْنَا فَأَخْبَرْتُهُ فَقَالَ: مَنِ ابْتُلِيَ  مِنْ هَذِهِ الْبَنَاتِ بِشَيْءٍ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ
“ Seorang perempuan dengan dua anak perempuannya masuk (ke rumahku) meminta-minta, tetapi dia tidak mendapatkan di sisiku selain sebutir kurma. Kuberikan kurma itu kepadanya. Dia belah sebiji kurma untuk kedua putrinya dan dia sendiri tidak memakan kurma tersebut. Kemudian pergilah wanita itu. Ketika Nabi  datang, kukabarkan kejadian ini. Beliau  kemudian bersabda, ‘Barang siapa diuji dengan anak-anak perempuan, sungguh mereka akan menjadi pelindung dari neraka’.” (HR. al-Bukhari no. 1418)

Demikian beberapa amalan yang disebutkan Rosulullah SAW sebagai benteng dari api neraka. Mudah-mudahan Allah SWT memudahkan kita dalam mengamalkan dan memperoleh keutamaannya, insya Allah.

Oleh : Al-Ustadz Abu Ismail Muhammad Rijal, Lc



         Semoga Artikel tentang Amalan-amalan Perisai Api Neraka ini bisa bermanfaat, menginspirasi dan bisa menambah ilmu pengetahuan serta wawasan kita. Aamiin

* Salam Ukhuwah Islamiyah dari Andi Ibnoe Badawi Mazid



0 komentar:

Posting Komentar