Rabu, 09 September 2015

Kasih Ibu Sepanjang Masa, Kasih Anak Sepanjang Galah




       Melahirkan adalah proses dimana seorang bayi lahir dari dalam perut ibunya. Sungguh itu adalah perjuangan yang amat panjang dan menyakitkan.

Bahkan dikatakan bahwa rasa sakit melahirkan itu seperti ketika jari diikat karet dengan amat kencang hingga terhenti aliran darah.

Rasa sakit ketika melahirkan akan terus bertambah hingga bayi keluar. Inilah yang seorang ibu rasakan ketika hendak melahirkan bayinya.

Namun, ada hal lain yang membuat seorang ibu lebih merasa sakit lagi. Seperti dalam kisah berikut.

Suatu hari, seorang anak meminta ibunya untuk disiapkan air hangat untuk mandi. Dengan ikhlas ibunya menyiapkan air hangat untuk anaknya tersebut.

Setelah siap, anaknya malah dengan kasar bicara pada ibunya jika air yang ibunya siapkan terlalu lama. Ibunya hanya terdiam.

Setelah mandi, anaknya bersiap untuk pergi bersama teman-teman. Ibunya bertanya kemana anaknya akan pergi, namun lagi-lagi dijawab dengan kasar bahwa ia akan pergi dengan teman-temannya.

Malam hari ketika anaknya pulang, didapati rumah kosong. Ibunya tidak ada di dalam rumah. Ia marah-marah karena rumah kosong, terlebih perutnya sedang kosong, marahnya semakin menjadi.

Tak lama, ibunya sampai di rumah dan mengucap salam padanya. Dengan kesal, sang anak bertanya kemana ibunya pergi. Bahkan, hampir saja ia marah tapi ibunya segera menunda amarahnya.

"Tunggu dulu, kamu jangan marah dulu. Ibu pergi tadi di rumah tetangga kita istri Pak Rizal, baru magrib tadi beliau meninggal," kata sang ibu.

"Lho, bukannya dia tidak sakit bu? Kenapa dia meninggal?," tanya anak penasaran.

"Beliau meninggal ketika melahirkan anaknya. Begitulah perjuangan seorang ibu, ia rela mempertaruhkan nyawa demi melahirkan buah hatinya," sahut ibu.

"Jadi, ibu dulu juga bertaruh nyawa demi melahirkanku ya bu?", tanya sang anak.

Dengan mata berkaca-kaca, sang ibu menjawab, "Rasa sakit ketika ibu melahirkan tidak ada apa-apanya daripada rasa sakit yang ibu rasakan ketika kamu membentak dan berkata kasar pada ibu."

Seketika itu, sang anak kemudian memohon ampun pada ibunya dan menangis sambil memeluk ibunya.

Pelajaran buat kita, janganlah membuat ibu kita sedih atas perkataan kita. Ingat, beliau rela mempertaruhkan nyawa ketika melahirkan kita dan merawat kita hingga kita tumbuh dewasa.

Sayangilah Ibumu ...
Cintailah Ibumu ...
Hargailah Ibumu ...
Hormatilah Ibumu ...

Sebelum Engkau benar-benar kehilangan kasih sayang dan pelukan hangat darinya ... :'(



         Semoga Kisah tentang Kasih Ibu Sepanjang Masa, Kasih Anak Sepanjang Galah ini bisa bermanfaat, menginspirasi dan bisa menambah ilmu pengetahuan serta wawasan kita. Aamiin

* Salam Ukhuwah Islamiyah dari Andi Ibnoe Badawi Mazid

0 komentar:

Posting Komentar