Selasa, 12 Mei 2015

9 Golongan Dalam Sholat




         Dalam era memperbaiki diri ini, kita nilaikan sholat kita, nanti akan terjawab. Kenapa kita tidak dibantu, dan ini juga gambaran secara keseluruhannya, mengapa umat islam dibiarkan dan tiada pembela dan umat islam kini tidak lagi menjadi umat yang agung seperti dulu.

  • Golongan Pertama
Kita boleh lihat hari ini sudah ramai umat islam yang tidak sholat, bahkan ramai juga yang tidak tahu hendak sholat, mereka telah jatuh kafir. Imam Malik berkata : bahwa jatuh kafir kalau tidak sholat tanpa sebab. Imam Syafie kata jatuh fasik (pun masuk neraka juga) kalau ia masih yakin sembahyang itu fardu.

  • Golongan Kedua
Orang yang mengerjakan sholat secara dzahir saja, bacaan pun masih tak betul, taklid buta, main ikut-ikut orang saja. Belajar sholat maupun secara resmi atau tak resmi tak ada. Ilmu tentang sholat tiada. Golongan ini tertolak bahkan berdosa besar dan hidup dalam keadaan durhaka kepada Allah Ta'ala.

  • Golongan Ketiga
Orang yang mengerjakan sholat, bahkan tahu ilmu mengenai sholat, tetapi tak boleh lawan nafsu terhadap tarikan dunia yang kuat. Jadi mereka ini sekejap sholat, sekejap tidak. Kalau ada masa dan mood baik, ia sholat, kalau sibuk dan terkocoh kacah, ada program kenduri, pesta, berziarah, bermusafir, letih dan penat, maka ia tak sembahyang. Orang ini jatuh fasik

  • Golongan Keempat
Orang yang sholat, kalaupun ilmunya tepat, fasih bacaannya, tetapi tak khusyuk kalau diperiksa satu persatu bacaannya, lafazdnya banyak yang dia tak faham, fikirannya tak terpusat atau tak tertumpu sepenuhnya pada sembahyang yang dilaksanakannya itu disebabkan tak faham apa yang dia baca. Cuma main hafal saja. Jadi fikirannya terus tertumpu pada dunia dan alam sekelilingnya. Fikirannya mengembara dalam sholat, orang ini lalai dalam sholat. Neraka wail bagi orang jenis ini.

  • Golongan Kelima
Golongan yang mengerjakan sholat cukup lima waktu, tepat ilmunya, faham setiap bacaan sholat, fatihahnya, do'a iftitahnya, tahiyyatnya, tapi tak dihayati maksud dalam sholat itu. Fikirannya masih melayang mengingatkan perkara dunia, dek karena faham saja tetapi tidak dihayati. Golongan ini dikategorikan sebagai sholat awamul muslimin.

  • Golongan Keenam
Golongan ini baik sedikit dari golongan yang ke lima tadi, tetapi main tarik tali di dalam sholat, sekali sekala khusyuk, sekali sekala lalai pula. Bila teringat sesuatu di dalam sholat, teruslah terbawa-bawa, berkhayal dan seterusnya. Bila teringat Allah secara tiba- tiba, maka insaf dan sadarlah semula, coba dibawa hatinya serta fikirannya untuk menghayati setiap kalimat dan bacaan di dalam sholat. Begitulah sehingga selesai sholatnya. Ia merintih dan tak mau jadi begitu, tapi terjadi jua. Golongan ini adalah golongan yang lemah jiwa. Nafsunya bertahap mulhamah (artinya menyesal akan kelalaiannya dan coba perbaiki semula, tapi masih tak berdaya karena tiada kekuatan jiwa). Golongan ini terserah kepada Allah. Yang sadar dan khusyuk itu mudah-mudahan diterima oleh Allah, mana yang lalai itu moga-moga Allah ampunkan dosanya, namun tiada pahala nilai sembahyang itu. Artinya sholatnya tiada memberi kesan apa-apa. Allah belum lagi cinta akan orang jenis ini.

  • Golongan Ketujuh
Golongan yang mengerjakan sembahyang yang tepat ilmunya, faham secara langsung bacaan dan setiap lafadz di dalam sembahyangnya. Hati dan fikirannya tidak terbawa-bawa dengan keadaan sekelilingnya sehingga pekerjaan atau apa pun yang dilakukan atau yang difikirkan diluar sembahyang itu tidak mempengaruhi sembahyangnya. Walaupun ia memiliki harta dunia, menjalankan kewajiban dan tugas keduniaan seperti perniagaan dan sebagainya namun tidak mempengaruhi sembahyangnya. Hatinya masih dapat memuja Allah di dalam sembahyangnya. Golongan ini disebut orang-orang soleh atau golongan abrar ataupun ashabul yamin.

  • Golongan Kedelapan
Golongan ini seperti juga golongan tujuh tetapi ia mempunyai kelebihan sedikit yaitu bukan saja faham, dan tak mengingati dunia di dalam sembahyangnya, malahan dia dapat menghayati setiap makna bacaan sembahyangnya itu, pada setiap kalimah bacaan fatihahnya, do'a iftitahnya, tahiyyatnya, tasbihnya pada setiap sujudnya dan setiap gerak geriknya dirasai dan dihayati sepenuhnya. Tak teringat langsung dengan dunia walaupun sedikit. Tapi namun ia masih tersadar dengan alam sekelilingnya. Pemujaan terhadap Allah dapat dirasai pada gerak dalam sembahyangnya. Inilah golongan yang dinamakan golongan Mukkarrabin (Yang dekat dengan Allah).

  • Golongan Kesembilan
Golongan ini adalah golongan yang tertinggi dari seluruh golongan tadi. Yaitu bukan saja ibadah sembahyang itu dijiwai di dalam sembahyang malahan ia dapat mempengaruhi di luar sembahyang. Kalau ia bermasalah langsung ia sembahyang, karena ia yakin sembahyang adalah penyelesai segala masalah. Ia telah fana dengan sembahyang.

Sembahyang telah menjadi penyejuk hatinya. Ini dapat dibuktikan di dalam sejarah, seperti sembahyang Sayyidina Ali ketika panah terpacak dibetisnya. Untuk mencabutnya, ia lakukan sembahyang dulu, maka di dalam sembahyang itulah panah itu dicabut. Mereka telah mabuk dengan sembahyang. Makin banyak sembahyang semakin terasa lezat, sembahyanglah cara ia nak lepaskan kerinduan dengan tuhannya.

Dalam sembahyanglah cara ia untuk mengadu-ngadu dengan Tuhannya. Alam sekelilingnya langsung ia tidak hiraukan. Apa yang nak jadi disekelilingnya langsung tak diambil peduli. Hatinya hanya pada Tuhannya. Golongan inilah yang disebut golongan Siddiqin. Golongan yang benar dan haq. Setelah kita nilai keseluruhan sembilan peringkat sembahyang itu tadi, maka dapatlah kita nilai sembahyang kita di tahap yang mana.

Maka ibadah sembahyang yang boleh membangunkan jiwa, membangunkan iman, menjauhkan dari yang buruk, boleh mengungkai mazmumah, menanamkan mahmudah, melahirkan disiplin hidup, melahirkan akhlak yang agung ialah golongan tujuh, delapan dan sembilan saja. Sembahyangnya ada kualiti, manakala golongan yang lain jatuh pada kufur, fasik dan dzalim.

Jadi dimanakah tahap sembahyang kita? Perbaikilah diri kita mulai dari sekarang. Jangan tangguh lagi. Pertama-tama soal yang akan ditujukan kepada kita di akhirat nanti ialah sholat atau sembahyang kita.
Marilah bersama membaiki sholat kita agar segara dapat bantuan dari Allah, agar terhapuslah kedzaliman, semoga tertegak kembali daulah Islam.




          Semoga Artikel tentang 9 Golongan Dalam Sholat ini bisa bermanfaat, menginspirasidan bisa menambah ilmu pengetahuan serta wawasan kita. Aamiin

* Salam Ukhuwah Islamiyah dari Andi Ibnoe Badawi Mazid
.

0 komentar:

Posting Komentar