Minggu, 24 Mei 2015

Kisah Mbah Sarno yang Bijaksana



        Cuaca hari ini sangat-sangat panas. Mbah Sarno terus mengayuh sepeda tuanya menyisir jalan perumahan Condong Catur demi menyambung hidup. Mbah Sarno sudah puluhan tahun berprofesi sebagai tukang sol sepatu keliling. Jika orang lain mungkin berpikir : “ Menu makan malam ini apa ya yang enak?”, Namun berbeda dengan Mbah Sarno, Mbah cuma bisa berpikir : “Apakah saya bisa makan atau nggak malam ini?”

Di tengah cuaca panas seperti ini pun, terasa sangat sulit baginya untuk mendapatkan pelanggan. Bagi Mbah Sarno, setiap hari adalah hari kerja. Di mana ada peluang untuk menghasilkan rupiah, di situ dia akan terus berusaha. Hebatnya, beliau adalah orang yang sangat jujur. Meskipun miskin, tak pernah sekalipun ia mengambil hak orang lain.

Jam 11. Saat tiba di depan sebuah rumah mewah di ujung gang, diapun akhirnya mendapat pelanggan pertamanya hari ini. Seorang pemuda usia 20 tahunan, terlihat sangat terburu-buru.

Ketika Mbah Sarno menambal sepatunya yang bolong, pemuda itu terus-menerus melihat jam.
Karena pekerjaan ini sudah digeluti Mbah Sarno bertahun-tahun, maka dalam waktu singkat ia berhasil menyelesaikan pekerjaannya.
“ Wah cepat sekali. Berapa, Pak?”
“ 5000 rupiah, Mas.”
Sang pemuda pun mengeluarkan uang seratus ribuan dari dompetnya. Mbah Sarno jelas kaget, dan tentu ia tidak punya uang kembalian sama sekali, apalagi sang Pemuda adalah pelanggan pertamanya hari ini.
“ Wah, Mas, gak ada uang pas, ya?”
“ Nggak ada, Pak. Uang saya tinggal selembar ini, belum dipecah, Pak.”
“ Maaf, Mas. Saya nggak punya uang kembalian.”
“ Waduh, repot juga kalo gitu. Ya sudah, saya cari dulu sebentar, Pak, ke warung depan.”
“ Udah ... Mas, nggak usah repot-repot. Mas bawa dulu saja. Saya perhatikan Mas lagi buru-buru. Lain waktu saja, Mas, kalau kita ketemu lagi.”
“ Oh, syukurlah kalo gitu. Ya, sudah makasih, ya, Pak.”

          Jam demi jam berlalu, dan tampaknya ini hari yang tidak menguntungkan bagi Mbah Sarno. Dia cuma mendapatkan satu pelanggan, dan itupun belum membayar. Ia terus menanamkan dalam hatinya, “ Ikhlas. Insya Allah akan dapat gantinya.”
Waktu menunjukkan pukul tiga lebih. Ia pun menyempatkan diri Shalat Ashar di masjid depan lapangan bola sekolah.

Selesai sholat, ia berdo'a : “ Ya Allah, izinkan aku mencicipi secuil rezeki-Mu hari ini. Hari ini aku akan terus berusaha, selebihnya adalah kehendak-Mu.”
Selesai berdo'a panjang, ia pun bangkit untuk melanjutkan pekerjaannya.
Saat akan menuju sepedanya, ia kaget karena pemuda yang tadi siang menjadi pelanggannya telah menunggu di sana.

“ Wah kebetulan kita ketemu disini, Pak. Ini bayaran yang tadi siang, Pak.”
Kali ini pemuda tadi tetap mengeluarkan uang seratus ribuan. Tidak hanya selembar, tapi lima lembar.
“ Loh, loh, Mas? Ini Mas belum mecahin uangnya, ya? Maaf, Mas, saya masih belum punya kembalian. Ini juga kok 5 lembar, Mas? Ini nggak salah ngambil, Mas?”
“ Sudah, Pak, terima saja. Kembaliannya sudah saya terima tadi, Pak. Hari ini saya tes wawancara. Telat 5 menit saja, saya gagal, Pak. Untung Bapak membiarkan saya pergi dulu. Insya Allah, minggu depan saya berangkat ke Prancis, Pak. Saya mohon doanya....”
“ Tapi, ini terlalu banyak, Mas.”
“ Saya bayar sol sepatu cuma Rp 5000, Pak. Sisanya untuk membayar kesuksesan saya hari ini dan keikhlasan Bapak hari ini.”

Tuhan punya cara tersendiri dalam menolong hamba-hamba-Nya yang mau berusaha dalam kesulitan mereka. Dan, kita tidak akan pernah tahu kapan pertolongan itu datang.



        Semoga Kisah tentang Mbah Sarno yang Bijaksana ini bisa bermanfaat, menginspirasi dan bisa menambah ilmu pengetahuan serta wawasan kita. Aamiin

* Salam Ukhuwah Islamiyah dari Andi Ibnoe Badawi Mazid

0 komentar:

Posting Komentar