Senin, 06 Juli 2015

Suamiku Berbohong Demi Aku



          Pernikahan itu sudah berjalan empat (4) thn lamanya, tetapi pasangan suami istri itu belum jua dikaruniai seseorang anak. Tetangga yang berada di sebelah kanan kiri rumah mereka mulai berbisik-bisik ( Gosip ) : “kok belum mempunyai anak juga ya, masalahnya di siapa ya? Suaminya atau istrinya ya? ”. Dari berbisik-bisik, pada akhirnya jadi berisik.

Tanpa ada sepengetahuan siapapun juga, suami istri itu pergi ke salah seseorang dokter untuk konsultasi, serta melakukan pemeriksaaan. Hasil lab menyampaikan bahwa sang istri yaitu seseorang wanita yang mandul, sesaat sang suami tak ada permasalahan apapun serta tak ada harapan untuk sang istri untuk sembuh dalam arti tak kesempatan baginya untuk hamil serta memiliki anak.

Lihat hasil seperti itu, sang suami mengatakan : inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, lantas menyambungnya dengan perkataan : Alhamdulillah.

Sang suami seorang diri masuk ruangan dokter dengan membawa hasil lab serta sekalipun tak memberi tahu istrinya serta membiarkan sang istri menanti di ruangan tunggulah wanita yang terpisah dari golongan laki-laki.

Sang suami berkata pada sang dokter : “Saya bakal panggil istri saya untuk masuk ke ruangan ini, walau demikian, tolong, kelak anda terangkan pada istri saya bahwa masalahnya ada di saya, dan katakan padanya bahwa tidak ada permasalahan apa-apa yang ada pada dirinya.

Kontan saja sang dokter menampik serta terheran-heran. Walau demikian sang suami selalu memaksa sang dokter, pada akhirnya sang dokter sepakat untuk menyampaikan pada sang istri bahwa permasalahan tak datangnya keturunan ada pada sang suami serta bukanlah ada pada sang istri.

Sang suami memanggil sang istri yang sudah lama menunggunya, serta terlihat pada berwajah rasa sedih serta kemuraman. Lantas berbarengan sang istri ia masuk ruangan dokter. Jadi sang dokter buka amplop hasil lab, lantas membaca serta mentelaahnya, serta lalu ia berkata : “… Oooh, setelah saya melihat, maka dengan berat hati saya harus memberitahukan bahwa Bapak Ardi yang mengalami kemandulan, dan ibu sama sekali tidak ada permasalahan, serta tak ada harapan bagi bapak untuk sembuh.

Mendengar pengumuman sang dokter, sang suami berkata : inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, serta tampak pada raut berwajah muka seorang yang menyerah pada qadha serta qadar Allah SWT.

Lantas pasangan suami istri itu pulang ke tempat tinggalnya, serta dengan cara perlahan-lahan tetapi pasti, tersebarlah berita perihal rahasia itu ke beberapa tetangga, kerabat serta sanak saudara.

              Lima (5) thn, berlalu dari momen itu serta sepasang suami istri bersabar, hingga pada akhirnya datanglah detik-detik yang sangatlah menegangkan, dimana sang istri berkata pada suaminya : “Wahai suamiku, saya sudah bersabar sepanjang Sembilan (9) thn, saya tahan-tahan untuk bersabar serta tak meminta cerai darimu, serta sampai kini kebanyakan orang berkata : ” begitu baik serta shalihah-nya sang istri itu yang selalu setia mengikuti suaminya sepanjang Sembilan thn., walau sebenarnya dia paham bila dari suaminya, ia akan tidak memperoleh keturunan”. Tetapi, saat ini terasa saya telah tak dapat bersabar lagi, saya mau supaya engkau selekasnya menceraikan saya, supaya saya dapat menikah dengan lelaki lain serta memiliki keturunan darinya, hingga saya dapat lihat anak-anakku, menimangnya serta mengasuhnya.

Mendengar emosi sang istri yang mencapai puncak, sang suami berkata : “istriku, ini cobaan dari Allah SWT, kita harus bersabar, kita harus …, harus … serta harus …”. Secara singkat, untuk sang istri, suaminya jadi berceramah dihadapannya.

Pada akhirnya sang istri berkata : “OK, saya bakal tahan kesabaranku setahun lagi, ingat, cuma setahun, tak lebih”.

Sang suami sepakat, serta dalam diamnya, dipenuhi harapan besar, mudah-mudahan Allah SWT berikan jalan keluar yang paling baik untuk keduanya.
Sekian hari lalu, mendadak sang istri jatuh sakit, serta hasil lab menyampaikan bahwa sang istri alami tidak berhasil ginjal.

Mendengar info itu, jatuhnya psikologis sang istri, serta awalilah mencapai puncak emosinya. Ia berkata pada suaminya : “Semua ini dikarenakan anda, sampai kini saya menahan kesabaranku, serta jadilah saat ini saya seperti ini, mengapa sampai kini anda tak selekasnya menceraikan saya, saya kan mau mempunyai anak, saya mau memomong serta menimang bayi, saya kan … saya kan …”.
Sang istri juga bad rest dirumah sakit.

Di waktu yang genting itu, mendadak suaminya berkata : “Maaf, saya ada pekerjaan keluar negeri, serta saya mengharapkan mudah-mudahan engkau baik-baik saja”.

“Haah, pergi? ”. Kata sang istri.

“Ya, saya bakal pergi lantaran pekerjaan serta sekalian mencari donatur ginjal, mudah-mudahan dapat”. Kata sang suami.

Satu hari saat sebelum operasi, datanglah sang donatur ke tempat pembaringan sang istri. Jadi disepakatilah bahwa besok bakal dikerjakan operasi pemasangan ginjal dari sang donatur.
Waktu itu sang istri teringat suaminya yang pergi, ia berkata dalam dianya : “Suami apa an dia itu, istrinya operasi, eh dia jadi pergi meninggalkan diriku terkapar dalam ruangan bedah operasi”.

Operasi sukses dengan sangatlah baik. Sesudah satu minggu, suaminya datang, serta tampaklah pada berwajah sinyal tanda orang yang kelelahan.

Ketahuilah bahwa sang donatur itu tak lain tak bukan adalah sang suami tersebut. Ya, suaminya sudah menghibahkan satu ginjalnya untuk istrinya, tanpa ada sepengetahuan sang istri, tetangga serta siapa juga terkecuali dokter yang dipesannya supaya tutup rapat rahasia itu.

Subhanallah …

Sesudah Sembilan (9) bln,  dari operasi itu, sang istri melahirkan anak. Jadi bergembiralah suami istri itu, keluarga besar serta beberapa tetangga.

Situasi rumah tangga kembali normal, serta sang suami sudah merampungkan studi S2 serta S3-nya di suatu fakultas syari’ah serta sudah bekerja juga sebagai seseorang panitera di suatu pengadilan di Jeddah. Ia juga sudah merampungkan hafalan Al-Qur’an serta memperoleh sanad dengan kisah Hafs, dari ‘Ashim.

Disuatu hari, sang suami ada pekerjaan dinas jauh, serta ia lupa menaruh buku hariannya dari atas meja, buku harian yang sampai kini ia sembunyikan. Serta tanpa ada berniat, sang istri memperoleh buku harian itu, membuka-bukanyadan membacanya.

Nyaris saja ia terjatuh pingsan waktu temukan rahasia perihal diri serta rumah tangganya. Ia menangis meraung-raung. Sesudah agak reda, ia menelpon suaminya, serta menangis sejadi-jadinya, ia berulang-kali mengulang permintaan maaf dari suaminya. Sang suami cuma bisa membalas nada telpon istrinya dengan menangis juga.

Setelah momen itu, sepanjang tiga bulanan, sang istri tak berani memandang wajah suaminya. Bila ada kepentingan, ia bicara dengan menundukkan wajahnya, tak ada kemampuan untuk memandangnya sekalipun.

Selang beberapa waktu sang isteri meninggal dunia lantaran kelainan pada organ ginjalnya begitu terpukulnya sang suami serta mulai sejak waktu tersebut sang suami berjanji bakal menjaga anak semata wayangnya serta tidak bakal menikah lagi untuk cintanya pada sang istri.

Terkadang kita mempunyai pilihan berat, antara berkata jujur namun berat dan berkata bohong tapi untuk kebaikan, tapi yang terpenting niat kita baik dan bukan untuk melakukan dosa, melainkan untuk sebuah kebahagiaan.





           Semoga Cerpen tentang Suamiku Berbohong Demi Aku ini bisa bermanfaat, menginspirasi dan bisa menambah ilmu pengetahuan serta wawasan kita. Aamiin

* Salam Ukhuwah Islamiyah dari Andi Ibnoe Badawi Mazid

0 komentar:

Posting Komentar