Senin, 24 November 2014

Said bin Amir Al-Jumahi, Gubernur Yang Miskin


         Pada masa Khalifah Sayyidina Umar bin Khattab ra, ada seorang gubernur yang ditugaskan di Syiria. Gubernur itu bernama Said bin Amir, ia adalah seorang pemimpin yang baik, jujur dan sangat dicintai rakyatnya.
Namun kehidupannya tak sama seperti gubernur lainnya, dia hidup dalam keprihatinan. Dia bukanlah orang kaya, tak ada rumah mewah, tak ada kendaraan dinas, dan tak mau pula menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadinya.

         Suatu ketika, serombongan rakyat Syiria datang menghadap Khalifah Sayyidina Umar bin Khattab ra, lalu Umar bin Khattab ra berkata kepada mereka:
Coba kalian tuliskan nama-nama orang miskin yang ada di Syiria, sebab saya akan memberikan bantuan kepada mereka dari baitul mal.
Diperintah seperti itu mereka rakyat Syiria pun langsung melaksanakannya. Mereka mulai menulis satu persatu siapa saja penduduk Syiria yang tergolong miskin. Setelah selesai catatan itu diserahkan kepada Khalifah Umar bin Khattab ra. Umar pun membaca dan alangkah terkejutnya beliau tatkala melihat nama Sang Gubernur turut tercantum disana, ia sambil berkata, "Siapa Said bin Amir ini ? Mereka menjawab: Dia adalah gubernur kami Ya Khalifah.''

"Gubernur kalian miskin ????“ tanya Khalifah Umar.

"Benar, wahai Amirul Mukminin" jawab mereka serempak.

"Bahkan sudah beberapa hari ini kami melihat istrinya tidak memasak apapun" lanjut mereka.

Mendengar jawaban tersebut Khalifah Umar bin Khattab ra menjadi terharu. Ia tak kuasa untuk menahan air matanya. Ia menangis tersedu-sedu seraya memasukkan uang 1000 dinar ke dalam kantong, lalu ia berkata :

"Bawa ini ke gubernur kamu, dan serahkan ini untuk biaya hidupnya".

Rombongan itu kembali ke Syiria dan menyerahkan titipan khalifah Umar kepada gubernur. Gubernur Said bin Amir menerimanya namun saat membuka kantong ia berucap dengan kencang "Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un, telah datang kepadaku dunia yang akan merusak akhiratku". Mendengar penuturan suaminya sang Istri berkata : "Lenyapkan saja dunia itu wahai suamiku".
Atas persetujuan istrinya, Gubernur Said bin Amir langsung saja membagi-bagikan uang seribu dinar tersebut kepada para rakyatnya.


          Suatu ketika, Khalifah Umar bin Khattab berkunjung ke Syiria untuk melihat keadaan umat Islam di sana, ia pun tak lupa menanyakan kepada rakyat Syiria tentang apa saja yang telah dilakukan oleh Gubernur mereka, Said bin Amir.
Karena ini adalah merupakan momen yang langka, sangat jarang bisa mendapatkan momen seperti ini, bisa bertemu langsung dengan Khalifah Umar bin Khattab, rakyat pun mengadukan tiga hal terkait gubernur mereka.
Khalifah juga mendatangkan Sang Gubernur agar bisa bersama-sama mendengarkan keluhan rakyat Syiria.
Salah seorang rakyat mengadu, "Wahai Khalifah, Gubernur kami selalu datang terlambat dalam bekerja, dia baru datang saat hari telah hampir siang."
Mendengar keluhan itu Khalifah Umar bin Khattab meminta keterangan kepada Said bin Amir, kenapa hal itu bisa terjadi.

Said bin Amir menjawab: “Demi Allah, sebenarnya saya tidak ingin mengatakan hal ini. Akan tetapi setiap pagi saya harus bekerja membuat roti untuk keluarga saya, karena saya tidak memiliki pembantu, setelah semuanya selesai, barulah saya berwudhu dan keluar untuk bekerja menemui rakyat.''

Lalu Khalifah bertanya lagi. "Apakah masih ada keluhkan kalian yang lain terhadap gubernur kalian?"
Seorang rakyat mengacunkan tangan "Wahai Khalifah, ketika malam telah tiba gubernur kami tidak mau menerima tamu siapapun.''

Said bin Amir kembali menjawab, “Aku membagi waktuku, siang kugunakan untuk bekerja dan mengurusi urusan dunia, sedangkan waktuku di malam hari aku gunakan untuk beribadah kepada Allah SWT.''

Khalifah kembali membuka kesempatan, “Apalagi keluhan kalian?“
Seorang rakyat kembali berkata “Setiap bulan gubernur memiliki satu hari yang tidak mau diganggu oleh siapapun.”

Gubernur menjawab, “Aku tidak punya pembantu yang mencucikan pakaianku, dan aku juga tidak memiliki pakaian kecuali satu-satunya hanya yang aku pakai sekarang ini, pada hari itu, aku mencuci pakaianku dan aku menunggunya sampai kering sehingga aku tidak bisa menemui rakyatku, setelah pakaianku kering pada sore hari barulah aku pakai lagi dan menemui rakyatku.”

Mendengar penjelasan Sang Gubernur, Khalifah Umar bin Khattab menjadi berdecak kagum dan berkata "Subhanallah...!"



Sahabat pembaca Goresan Mutiara Tanganku yang budiman, cerita di atas sangat menginspirasi kita, betapa kontras perbedaan yang terjadi antara cerita diatas dengan keadaan pemimpin di negeri ini.
Di negeri ini seseorang yang ingin maju dalam pemilihan gubernur, mestilah ia harus menyiapkan uang milyaran rupiah untuk kampanye dan menarik simpati rakyat.

Aneka macam taktik dan siasatpun disusun dan direncanakan, kadang tidak lagi berpikir apakah cara-cara itu halal atau haram? boleh atau tidak?.

Lihatlah Said bin Amir, beliau adalah seorang pemimpin yang patut untuk dijadikan contoh. Kehidupannya sangat memprihatinkan bahkan jauh dibawah rakyatnya sendiri, dia bahkan termasuk ke dalam daftar orang yang paling miskin didaerah yang dipimpinnya sendiri, luar biasa. Namun meski begitu, dia bisa melaksanakan amanah dengan baik.


Ingat, jabatan itu adalah amanah yang harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin, bukan untuk memperkaya diri sendiri dan keluarga dengan cara menumpuk harta.
Setiap amanah yang akan diberikan kepada kita harus benar-benar diperhitungkan terlebih dahulu apakah mampu mempertanggungjawabkannya atau tidak. Setiap pejabat tentu mengucapkan sumpah sebelum mengawali tugasnya. Menyebut sumpah itu sudah merupakan janji, apalagi menyebut 'Demi Allah'.
Orang yang mempunyai jabatan, pangkat, kedudukan, jika dia tidak mampu mempertanggung-jawabkannya, maka semuanya itu justru menjadi jalan kehinaan bagi dirinya dan merupakan menjadi sumber penyesalan yang tak berkesudahan kelak di akhirat.

Wallahu a’lam bish-shawab...


        Semoga Kisah Tentang Said bin Amir Al-Jumahi, Gubernur Yang Miskin ini bisa bermanfaat, menginspirasi dan bisa menambah ilmu pengetahuan serta wawasan kita terutama untuk Sahabat yang berkeinginan menjadi pemimpin. Aamiin

* Salam Ukhuwah Islamiyah dari Andi Ibnoe Badawi Mazid

0 komentar:

Posting Komentar